Peristiwa Daerah Republik Netizen

Peran Orang Tua dan Komunitas Mampu Cegah Penyebaran Hoax

Minggu, 08 Januari 2017 - 02:42 | 89.93k
Pakar Komunikasi Universitas Brawijaya, Dr. Anang Sujoko, S.Sos, M.Si, D.Comm. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Pakar Komunikasi Universitas Brawijaya, Dr. Anang Sujoko, S.Sos, M.Si, D.Comm. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

Republik Netizen

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pakar Komunikasi Universitas Brawijaya Dr Anang Sujoko M.Si, D.Comm menilai, keluarga dan komunitas memiliki peran penting dalam pencegahan informasi hoax di media sosial. Terutama untuk pengguna usia dini.

Saat ini, kata Anang, usia dini sangat  rentan meniru perilaku seseorang karena memiliki daya imitasi yang tinggi. Karena masa pubertas yang dialami remaja merupakan masa pencarian jati diri.

"Ini akan membuat kerentanan ideologi remaja, yang justru membuat mereka mencari yang aneh untuk ditiru agar tampil beda," katanya usai mengisi diskusi publik Tsunami Media Sosial dalam perspektif Hukum, di Ruang Capolista Hotel Ijen Suites Resort and Convention, Sabtu (7/1/2017) malam.

Berdasarkan hasil kajian diskusi publik yang dilakukan, saat ini pengguna internet banyak berada pada kalangan usia 18 hingga 25 tahun. Pada usia tersebut, sejumlah 80 persen di antaranya lebih banyak menggunakan media sosial untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi. 

 Dosen UB ini juga menjelaskan kehadiran media sosial memang membawa dampak positif dan negatif, bagi para remaja di Indonesia. Karena itu, dibutuhkan peran serta keluarga dan komunitas untuk dapat melakukan pengawasan terhadap penggunaan media internet.

"Pendekatan keluarga untuk pengguna usia dini, dan komunitas untuk remaja sangat diperlukan," tambahnya.

Anang menjelaskan, saat ini orang tua harus paham dengan media sosial. Karena media sosial kini telah menjadi salah satu sumber informasi yang bebas dan tak terkendali. 

Banyak informasi yang diterima oleh anak tanpa adanya penyaring, akan dapat merusak perkembangan psikologis. 

Selain itu, Anang juga menilai peran para agamawan juga sangat penting dalam mencegah penyebaran informasi hoax ini. Pasalnya, para agawan dapat memperkuat masyarakat, terutama orang tua untuk membekali anak melalui ajaran agama. 

"Orangtua harus paham dengan media, karena membekali anak dengan ponsel bukan hanya kemewahan tapi juga untuk kemuliaan," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES