Peristiwa Daerah

Ashari, PNS yang Ahli Membuat Barong Prejeng Khas Banyuwangi

Minggu, 25 Desember 2016 - 12:46 | 293.68k
Ashari saat mengerjakan barong Pejeng di rumah di Desa/Kecamatan Cluring, Banyuwangi.(Foto : Romi S/TIMES Indonesia)
Ashari saat mengerjakan barong Pejeng di rumah di Desa/Kecamatan Cluring, Banyuwangi.(Foto : Romi S/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kemampuan dibidang pertukangan, termasuk seni ukir mengantar Ashari (58), Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Cluring, Banyuwangi menggeluti usaha kerajinan pembuatan barong jenis Prejeng.

Kemampuan lelaki asal Dusun Kepatihan ini sudah tidak perlu diragukan lagi, karena hasil olah tangannya ini bisa menghasilkan barong kualitas tinggi.

"Awalnya kepepet, karena anak saya pengen minta dibelikan barong. Tak ada uang pada waktu sekitar tahun 90an. Akhirnya saya nekat untuk membuat sendiri," kata Ashari, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (24/12/2016).

Selain membuat kepala barong, Ashari juga mampu membuat badan Barong Prejeng, barong khas Banyuwangi yang biasanya digunakan untuk mengarak pernikahan adat Banyuwangi dan juga barong untuk pentas teater rakyat khas Banyuwangi.

Meski sekilas mirip dengan barong di Pulau Bali, Barong Banyuwangi punya perbedaan. Bentuk kepalanya juga lebih kecil dibandingkan barong Bali. Pada barong Banyuwangi juga menggunakan sayap dan mahkota sehingga lebih terlihat gagah

Barong buatan Ashari tidak jauh beda dengan barong bikinan perajin lain. Hanya saja, barong buatan Ashari punya ciri khas, baik dari segi ornamen maupun bentuknya.

“Barong buatan saya memilki ciri khas tersendiri, yang menjadi ciri khasnya dibagian gigi barong terdapat gigi siung tepatnya di rahang, hidungnya lebih besar, bagian kelopak bagian mata alis dan bagian kepala barong terdapat dua tanduk," papar PNS yang sebentarlagi memasuki masa pensiun.

Proses pembuatannya pun di lakukan secara manual, dengan menggunakan alat pahat berupa tatah, untuk melakukan pembentukan barong sesuai yang diinginkan. Untuk membuat satu wajah barong, Ashari buruh satu bulan hingga dua bulan buah wajah barong.

"Mulai pemahatan hingga pengecatan, saya lakukan secara manual, termasuk membuat Jamang (mahkota barong). yang membuat terlihat lama karena saya mengerjakannya setelah bertugas di kecamatan," katanya sambil tertawa kecil.

Untuk bahan yang digunakan, Ashari menggunakan kayu jenis Cangkring yang sudah melewati proses pengeringan selama kurang lebih satu tahun. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas barong agar tidak cepat rapuh.

"Makanya saya nyetok bahan mentahnya di gudang, yang sewaktu-waktu bisa saya gunakan," paparnya

Untuk satu barong prejeng, Ashari menjualnya denga harga Rp 8 juta.

"Sejauh ini saya masih membuat kurang lebih 200 barong yang di jual hingga pulau Bali, namun masih banyak konsumen lokal," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES