AJI Indonesia dan IFJ Bekali Jurnalis Liputan Demonstrasi

TIMESINDONESIA, BALI – Konsultan Keamanan Nick Isack memaparkan  tentang bagaiamana seorang jurnalis ketika melakukan liputan demontrasi yang sarat akan kericuhan dan bentrok. Dalam situasi itu tak jarang jurnalis  mendapat kekerasan saat melakukan liputan.

Nick menyampaika. pemaparan tentang keselamatan jurnalis pada hari kedua pelatihan jurnalis yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerja sama dengan The International Federation Of Journalists (IFJ) di hotel Jambuluwuk Seminyak Kabupaten Badung Bali. 

BACA JUGA: AJI Indonesia dan IFJ Gelar Pelatihan Keselamatan Jurnalis

"Sebagian besar Demontrasi itu dimulai dengan damai, namun sudah ditentukan pula kapan waktu untuk memulai kericuhan, karena demontrasi itu terorganasir dan itu sangat penting sekali bagaimana seorang jurnalis melakukan persiapan," ucapanya Kamis (22/12/2016). 

Nick menunjukkan video demontrasi di Negara Ukraina pada bulan Januari tahun 2014 yang saat itu berujung dengan bentrok dan banyak jurnalis mendapat kekerasan.

Menurut Nick hal yang pertama dilakukan oleh seorang jurnalis adalah harus menganalisa atau tau sejarahnya kelompok seperti apa yang akan berdemontrasi dan apa motifnya mereka berdemontrasi

"Kita harus menganalisa kelompok seperti apa yang akan berdemontrasi dan bagaimana sejarahnya? apakah kelompok ini selalu berdemontrasi yang berujung ricuh atau bentrok, dan motifnya seperti apa. Seorang jurnalis itu harus tau sebelum bertugas karena itu sangat penting," imbuhnya

Lebih jauh lagi Nick menyampaikan bahwa seorang jurnalis harus juga memastikan rute yang akan dilewati oleh demontrasi dan berakhir dimana, hingga bisa menjangkau dan mendapat gambar yang baik.

" Jadi semakin baik perencanaan, semakin bagus kita mendapat gambar atau merekam gambar, jadi itu juga sangat penting bagi para jurnalis," jelasnya.

Nick juga menjelaskan bagaimana seorang jurnalis untuk melindungi dirinya saat menghadapi situasi dalam demontrasi, karena banyak juga jurnalis mendapat kekerasan atau mengancam dirinya. 

"Jadi sangatlah penting sekali jurnalis mengetahui reaksi demontrasi atau mengetahui reaksi dari Polsi dan Militer jika kalian mengamambil gambar mereka, karena Polisi dan Militer selalu memakai helm ini untuk melindungi identitas mereka, jurnalis harus peka karena disana bisa timbul kekerasan," ucapnya

Selain itu Nick juga mengingatkan untuk hati-hati mengambil gambar atau merekam dari dekat atau close up. Karena disana timbulnya kekerasan dari Polisi dan Militer jika mereka tidak mau diambil gambarnya. Selain itu pertimbangkan dulu saat mengambil gambar para demonstran, karena biasanya jika gambar itu terpublikasi biasanya di pakai untuk mencari para demonstran. 

" Karena itu juga mengancam keselamatan jurnalis dari kelompok demostran lebih baik mengambil gambar dari belakang atau di blur, untuk mengurangi ancaman kekerasan," ujarnya

Nick juga mengatakan bahwa para jurnalis agar mencari tempat yang tepat seperti merekam atau mengambil foto dari atap atau balkon jendela hingga tetap bisa merakam atau mengambil foto, dan ditempat yang lebih tinggi bisa melihat pergerakan demonstran lebih jelas.

Selai itu para jurnasli juga harus membawa perlengkapan yang lengkap seperti masker kaca mata atau air mineral, karena jika para aparat melepaskan gas air mata atau tembakan peluru karet masi bisa terlindungi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement