TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Tiga pematung bertelanjang dada tampak memahat bongkahan batu membentuk wujud arca. Ketukan hasil bertemunya palu dan tatah menembus kerasnya batu, menghasilkan suara berirama teratur.
Sementara enam pria pembawa bongkahan batu duduk bersila di belakang para pematung sembari mendengar lantunan suara musik gitar yang mengiringi setiap ketukan dari aktivitas tiga pematung.
BACA JUGA: Pelukis Bermusik Lewat Kuas dan Kanvas
Demikian suasana yang tergambar dalam aksi kolaborasi seniman patung Mojokerto dan gitaris one finger, Mr D malam ini, Sabtu (26/11/2016) di area Candi Bajang Ratu, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Penonton pun terbuai dalam alunan musik kolaborasi tanpa lagu. Pertunjukan ini dikemas apik dengan permainan sorot lampu panggung nang megah yang menampilkan kebesaran peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Bajang Ratu yang menjadi latar panggung.
Musik pun berhenti saat tiga pematung mengakhiri aktivitasnya diiringi enam pria membawa patung yang usai dipahat membentuk wujud tertentu.
Salam hormat para pemahat mengakhiri aksinya, disambut aplaus penonton dan alunan gitar bergawai Mr D terhenti.
"Pertunjukan yang tersaji malam ini merupakan kolaborasi apik dari kami dengan teman-teman Getah-Getih Majapahit, dan dukungan dari berbagai pihak. Hasilnya membanggakan, lebbih dari cukup," tutur Christy Widiawati dari Universitas Ciputra yang menggagas Jazz Heritage .
Jazz Heritage: Rise of The Legacy menjadi puncak acara dari rangkaian kegiatan memperingati Dirgahayu Majapahit ke-723. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |