Peristiwa Daerah Bondowoso Istana Organik

Ratusan Santri Darul Falah 'Ngaji' Pertanian Modern di 'Istana Organik

Selasa, 22 November 2016 - 12:17 | 378.14k
Ratusan santri Pondok Pesantren Darul Falah melakukan studi pertanian berbasis organik. (Foto: Istimewa)
Ratusan santri Pondok Pesantren Darul Falah melakukan studi pertanian berbasis organik. (Foto: Istimewa)
FOKUS

Bondowoso Istana Organik

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Gaung Gelar Teknologi Pertanian dan Display Varietas yg digagas Bupati Bondowosi, H Amin Said Husni bersama Plt Kepala Dinas Pertanian Karna Suswandi, di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Besuk, untuk menjadi pusat studi dan wisata pertanian, menjadi magnet banyak kalangan.

Kali ini menjadi daya tarik bagi kaum pesantren. Ratusan santri dan pengurus pesantren 'ngaji' pertanian berbasis organik itu. Ratusan santri Pondok Pesantren Darul Falah melakukan studi pertanian.

Sebelumnya, juga ada banyak lembaga, sekolah dan petani kabupaten tetangga melaksanakan kunjungan bahkan studi banding lapangan tentang tata cara tanam dan perawatan tanaman pangan dan Hortikultura yang ada dilahan milik BPP tersebut.

Selasa (22/11/2016), ada ratusan santri berkunjung ke lokasi tanaman yang terdapat sedikitnya 232 varietas dengan berbagai jenis tersebut.

PertanianB5lRM.jpg

Para pengunjung tersebut berasal dari Yayasan Pondok Pesantren Darul Falah asuhan KH A Qodir Syam, Ramban Kulon Cermee, dengan mencarter kendaraan.

Ratusan santri tersebut dengan rincian dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Falah 60 orang, MTs Darul Falah 50 orang, MA Darul Falah 50 orang dan SMK Darul Falah 60 orang.

Ponpes yang merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit di Bondowoso ini untuk melakukan kunjungan dan studi lapangan dengan didampingi 15 guru pembimbing serta Kabid Pendidikan H Junaidi Muqtafa Ali dan Bendahara Yayasan KH Ali Idris Syam.

"Santri ini selain refreshing juga untuk studi lapangan dalam rangka pengenalan jenis dan varietas tanaman," kata Junaidi Muqtafa Ali selaku Kabid Pendidikan.

Menurutnya, santri yang rata-rata anak petani ini, selain belajar materi di kelas perlu terjun langsung ke lapangan untuk belajar cara bertani yang baik.

Sementara itu, KH Ali Idris Syam mengungkapka jika Ponpes selain mencetak anak didik bisa mengaji, juga ingin mencetak tenaga terampil sesuai potensi dan kebutuhan daerah.

Mereka belajar mulai dari penyemaian sampai panen terutama tentang tanaman sayuran.

Pertanian-Moderngoijl.jpg

"Bondowoso sudah mendeklarasikan diri sebagai pusat pertanian organik modern, sehingga kalangan santri harus mendukung itu dan harus berperan dengan terus belajar dan berpraktek," kata Ali Idris.

Sementara itu, Saroni SP, selaku koordinator penyuluh pada BPP Besuk saat ditemui TIMES Indonesia dilokasi mengaku senang didatangi kalangan pesantren.

Sebelumnya, menurut Saroni, tidak pernah ada kalangan pesantren belajar langsung ke BPP Besuk.

Saroni dalam memandu pengunjung, memberi penjelasan mulai dari proses penyemaian hingga panen, mulai dari tanaman padi, jagung, cabe, tanaman sayuran berupa terong, tomat dan lainnya dalam berbagai varietas.

"Saya senang, bahkan jika didatangkan ke Ponpes saya siap," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu juga menurut Saroni, pihaknya juga menjelaskan tentang tata cara pembibitan, pembuatan pupuk organik, bokasi serta cara perlakuan tanaman pangan dan hortikultura untuk hasil yang maksimal.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Karna Suswandi, sangat merespon positif dukungan Pesantren dalam rangka memajukan pertanian di Bondowoso. Pihaknya mengaku akan terus mendorong Pesantren  dilakukannya uji coba pertanian modern berbasis organik.

Istana-OrganikQsXF2.jpg

"Sudah saatnya pesantren berperan aktif mendukung pemerintah, karena saya tahu pesantren rata-rata memiliki lahan sendiri, maka saya akan mendukung untuk uji coba sendiri," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES