Peristiwa Nasional Indonesia Darurat HOAX

Sebuah Realitas Millenium Ketiga

Rabu, 09 November 2016 - 16:43 | 269.81k
ILUSTRASI: Hoax (Foto: Rimanews)
ILUSTRASI: Hoax (Foto: Rimanews)
FOKUS

Indonesia Darurat HOAX

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akhir-akhir ini telah memungkinkan masyarakat dunia hidup dalam apa yang disebut era informasi global. Proses komunikasi yang dipercepat dan penyebaran informasi yang bagaikan kilat ini menjadi ciri dari masyarakat baru, menyebabkan keberadaan keduanya menjadi bersifat mutlak.

Kondisi kehidupan dimasyarakat konsumer sekarang ini adalah sebuah kondisi yang didalamnya hampir seluruh energi dipusatkan bagi pelayanan hawa nafsu, baik itu sifatnya kebendaan, kekayaan, seksual popularitas dll, hal inilah yang akan membentuk manusia menjadi kuda tunggangan kapital. 
Terlepas dari itu semua, saat ini ada fenomena yang menarik untuk kita perbincangkan. Yaitu fenomena yang dibangun dari dunia fiksi. 

Hoax merupakan sebuah fenomena yang kita kenal dengan pemberitaan palsu, lebih tepatnya istilah yang dijadikan tren kekinian dikalangan pembaca baik secara virtual ataupun tekstual yang memiliki arti kebohongan, kabar burung, dan lain lain, dengan tujuan untuk menipu/mengakali dan mempercayai sesuatu biasanya digunakan didunia maya. 

Ditarik kebelakang, istilah hoax sebenarnya muncul dikalangan netter amerika, dimana ia diadaptasi dari film The Hoax.

Imron Amrullah, aktivis muda saat berbincang-bincang lewat WA, mengatakan “Kalau kita mau berfikir secara bijak, istlah hoax, lol, cabe-bean, omg dan entah apalagi yang akan dikonsumsi publik, itu merupan efek dari kebebasan moralitas yang dibangun atas dasar westernisasi. Disini internet merupakan wadah yang pas untuk memasarkan itu semua, karena diakui atau tidak, sekarang manusia berada pada millenium ketiga yaitu digitalisasi “ paparnya.

Dia juga menambahkan ada kepentingan besar yang terselubung dibalik itu semua. "Sebut sajalah Cina, Amerika dan negara adikuasa lainnya, mereka tahu bahwa Indonesia merupakan aset yang sangat besar untuk diperebutkan. Akan ada dampak efek domino kalau kita tidak membentengi dan memfilter semua berita, informasi dan pengetahuan," tambahnya.

Pemerintah sebagai poros, memiliki peranan penting dalam mengakomodir semua persoalan yang ada, salah satunya terkait dengan merebahnya virus hoax di media sosial. 

Ini merupakan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat dan bebas ini, pemerintah memiliki badan khusus untuk memfilter atau menyaring berkembangnya seluruh yang berkaitan dengan digitalisasi tersebut salah satunya diskominfo, lembaga ini mengatur pemberitaan dan informasi.

Sedangkan peran polisi disini selain sebagai lembaga penegak hukum, menurut hemat saya adalah sebagai lembaga yang memediasi antara kedua belah pihak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Dalam gejala hoax ini sebenarnya masih belum ada UUD yang mengatur terkait dengan hoax, tapi jika ada hal yang menyebabkan tindakan kriminalitas baru upaya hukum akan ditetapkan.

Sebagai warga negara yang baik, sepantasnya buat kita untuk bisa bersaing ditengah kegaduhan millenium ketiga ini agar kita tidak salah jalan,  fenomena hoax ini adalah bagian kecil dari pergeseran kebudayaan, kita harus lebih bijak dan arif dalam menyikapinya.

Lain lagi alasan La Mahidin, seorang aktivis muda asal luar jawa ini. “berita hoax adalah berita bohong yang sengaja dimunculkan untuk menjatuhkan roputasi seseorang, yang tidak di pertanggung jawabkan.jadi, seharusnya pemerinth bersikap netral dalam menyikapi hal ini. Sedangkan polisi harus bertindak secara hukum dan bijak dalam menyikapinya," ujarnya.

Ironisnya,Media informasi besar saja belum tentu berita yang dimuat dihalaman website atau media mereka benar apalagi media yang belum mempunyai nama yang hebat. Berita media besar belum tentu benar karena mereka mengambil berita dari website luar negeri yang beritanya belum tentu benar atau bisa jadi berita yang diambil mereka itu Hoax. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES