Peristiwa Daerah

Produktivitas Jagung di Lamongan Masih Rendah

Rabu, 05 Oktober 2016 - 12:15 | 86.93k
Bupati Lamongan Fadeli di dampingi Wabup Kartika Hidayati dan sejumlah pejabat meninjau arw percontohan tanaman jagung di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro. (Foto : dok TIMESIndonesia)
Bupati Lamongan Fadeli di dampingi Wabup Kartika Hidayati dan sejumlah pejabat meninjau arw percontohan tanaman jagung di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro. (Foto : dok TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Suburnya tanah tidak selalu berkorelasi dengan tingginya produktivitas tanaman pertanian. Itu terjadi dengan masih rendahnya produktivitas jagung di Lamongan.

Peneliti utama pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Muhammad Cholil Mahmud menyebutkan rata-rata produktivitas tanaman jagung di Kabupaten Lamongan masih rendah. 

"Hanya sebesar 5,81 ton per hektar. Selain itu, senjang hasil antar kecamatan tinggi, mencapai 2,8 ton per hektar dan produktivitas itu tidak mencerminkan kesuburan lahan," ungkapnya saat memberikan pengarahan kepada seluruh camat dan penyuluh pertanian Lamongan di Ruang Sasana Nayaka Pemkab Lamongan, Rabu (5/10/2016).

Menurutnya, hal itu mengindikasikan bahwa penerapan teknologi di Kabupaten Lamongan masih belum berjalan secara optimal. "Data tanaman jagung di tahun 2015, dengan luas area panen 54.393 hektar dan produksi tercatat mencapai 323.549 ton," jelasnya. 

Meski demikian, Cholil menyebut selama enam tahun terakhir, di periode tahun 2010 hingga 2015, produksi jagung Lamongan naik dari 279.655 ton menjadi 323.549 ton, atau sebesar 15,7 persen.

Kenaikkan produksi itu menurutnya, lebih banyak disumbang oleh kenaikkan produktivitas, yakni 62,74 persen, daripada penambahan luas panen yang sebesar 37,26 persen.

Oleh sebab itu, Bupati Fadeli kini tengah fokus mengejar peningkatan produktivitas, sehingga bisa menjadi 10 ton perhektar. Untuk mewujudkan target itu, ada sejumlah komponen teknologi  budidaya modern yang bisa dilakukan.

Mulai dari penggunaan pupuk kandang 1,5 ton per hektar dan pengolahan tanah sempurna. Selanjutnya, penggunaan varietas dengan potensi hasil tinggi, adaptif, dan tahan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta metode penanaman menggunakan sistem jajar legowo.

"Tanam awal musim dan serentak, dosis pupuk sesuai rekomendasi, pemberiannya ditugal, pengendalian hama terpadu (PHT) untuk pengendalian OPT, dan panen harus dengan mesin," terangnya. 

Sementara Bupati Lamongan Fadeli mengungkapkan tujuannya mengumpulkan seluruh camat untuk diberikan pengarahan, guna percepatan peningkatan produksi jagung dan padi.

“Bapak dan Ibu saya kumpulkan disini untuk diberi pengarahan guna percepatan peningkatan produksi jagung dan padi serta pembentukan kawasan percontohan jagung dan padi," kata Fadeli.

Fadeli menginginkan nantinya di seluruh 27 kecamatan terdapat wilayah percontohan tanaman jagung. Untuk kecamatan dengan area tanam jagung di atas 2 ribu hektar, harus punya area percontohan seluas 100 hektar. Sedangkan kecamatan dengan luasan di bawah 2 ribu hektar, area percontohannya bisa dibawah 100 hektar.

Terdapat 11 kecamatan di Lamongan dengan area tanam jagung lebih dari 2 ribu hektar, yakni diantaranya Kecamatan Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Mantup, Kedungpring, Modo dan Solokuro, serta yang terluas Kecamatan Paciran dengan realisasi panen 7.293 hektar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES