Gayeng With YM

Keajaiban Ilahi

Selasa, 13 September 2016 - 10:01 | 77.38k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ziarah ke Haramain (Dua Kota Suci Mekkah dan Madinah) sudah seharusnya menjadi cita-cita setiap mukmin. Seperti dipesankan Nabi Muhammad SAW:

’Janganlah kamu bersikeras untuk berkunjung kecuali pada tiga tempat, yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), serta Masjidil Aqsa” (HR Bukhari dari Abu Hurairah ra).

Madinah Al-Munawwarah kota pertama yang diziarahi jamaah umroh. Setiap pendatang pasti tergetar jiwanya saat menginjakkan kaki di kota ini, yang di dalamnya terdapat Masjid Nabawi.

Setelah selama 3 hari jamaah umroh menikmati pesta ibadah di Masjid Nabawi, biasanya pada hari keempat mereka menuju Mekkah untuk menunaikan umroh.

Mekkah tempat yang mulia dan disucikan oleh Allah SWT. Firman-Nya dalam Al Quran Al Imran 96:

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.’’

Ada orang yang setiap tahun, bahkan setiap bulan, umroh. Bukan karena punya banyak uang, tapi rejekinya sebagai pembimbing jamaah umroh di perusahaan travel. He, he, he….

Rezeki lain adalah menjadi petugas kebersihan di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram, sehingga bisa umroh kapan saja. Ketika ratusan ribu bahkan jutaan orang dari berbagai penjuru dunia berebut mencium hajar aswad, para petugas kebersihan Baitullah punya jadwal tetap mengelap dan kalau mau mencium batu dari surga itu.

Memang, terlalu simpel contohnya. Tapi coba pikirkan, dari sekian banyak petugas kebersihan Masjidil Haram, mengapa petugas tertentu yang terpilih untuk membersihkan areal-areal strategis. Sementara yang lain tidak.

Itulah bentuk keajaiban dari Ilahi.

Buku Haji Umrah Bukan Mimpi terasa istimewa, karena sebagian anggota jamaah adalah mereka yang mendapatkan tiket umroh secara mendadak, tak disangka-sangka, dan cuma-cuma. Benar-benar surprised.

Misalnya Priyanggono atau biasa dipanggil Mas Pri, muallaf dan mantan preman yang kemudian mendirikan panti asuhan Darul Qolbi. Ia mengasuh anak yatim sebagai ‘’penebus’’ atas  dosa-dosanya. Ia sama sekali tidak menyangka lantaran itu terpilih bersama istrinya mendapat tiket umroh gratis.

Demikian juga Jono, mualaf dari Bromo. Ia sujud bersyukur karena pengabdiannya kepada masyarakat berbuah umroh gratis.

Semoga kisah mereka, dan cerita perjalanan dakwahnya, menjadi inspirasi dan motivasi bagi pembaca. Menjadi amal sholeh untuk mereka, dan orang-orang yang telah berpartisipasi dan mensupport mereka.

Semoga kita sekeluarga bisa umroh bareng, bisa haji bareng, anak-anak kita bisa pergi ke sana. Doa yang sama untuk pembaca buku ini, semoga bisa umroh, dapat haji, bukan hanya sendiri tetapi bersama keluarga.

Aamiin…

Siapa yang mau berangkat umroh gratis juga? Saya yakin dah di sini gak ada yang gak mau. Pasti mau semua dah, he he he…

Buat saudara yang gak percaya kalo umroh gratis itu ada, coba beli aja buku “Haji Umroh Bukan Mimpi” buat tau kisah-kisah segelintir orang yang bener-bener bisa ke Mekkah tanpa duit sendiri. Wuih… Allah Maha Pendengar… di buku ini serba diceritain keajaiban-keajaiban yang dialamin sama orang-orang beruntung itu.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : YusufMansur.com

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES