Gayeng With YM

Fit and Proper Test Gubernur DKI

Minggu, 11 September 2016 - 08:42 | 20.15k
KH Yusuf Mansur
KH Yusuf Mansur

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Saya baru paham, bahwa fit and proper test bisa dilakukan dengan cara macam-macam. Termasuk lewat obrolan santai. Saya dengan Izin Allah, diundang ketemu Ketua Umum PPP dan Ketua PPP Jakarta.

Bicara DKI. Seperti biasa. Saya berusaha selalu semangat dan menyemangati. Menularkan semangat.

Prinsip saya sederhana. Ide-ide untuk membangun Jakarta dan membangun negeri, di-share aja. Supaya bisa juga disempurnakan dan dijalankan oleh sebanyak-banyaknya orang yang kepengen berkhidmat kepada daerahnya, kepada negerinya.

Dan saya kalau udah bicara program, selalu semangat. Bawaannya ceria. Tanpa beban.

Pertama, bicara niat. Saya bicara, bahwa niat itu teramat penting dalam Islam. Termasuk niat ketika mau jadi Gubernur atau Wakil Gubernur. Juga sebenernya di semua urusan.

Niatnya apa?

Saat bicara dengan PPP, apa yang saya bicarakan, relatif sama dengan apa yang saya bicarakan dengan yang lain. “Jangan niat ngejatohin orang,” itu salah satu pesan saya kepada diri saya sendiri. Fokus aja kepada apa yang mau diperbuat buat daerah, buat negara, buat orang lain. Fokus.

Fokus juga kepada rencana dan program. Jual dah tuh kepada masyarakat. “Maksudnya, sosialisasikan.” Kata saya. Supaya auranya jadi positif.

Di antara niat yang cakep saat jadi Gubernur atau Wakil, misalnya:

Pengen bikin semua ibu rumah tangga, penghasilannya bisa ngalah-ngalahin suaminya, hehehe. Jadi ga pake koyo melulu. Ga kerokan, hahaha. Sebab pusing mulu. Begitu canda saya.

Ya pokoknya cari yang bae-bae, yang bagus-bagus. Dan saya bisa banget. InsyaaAllah. Syarat dan ketentuan, berlaku. Hehehehe.

Nah, kalo suami juga ikut program, ya berarti tambah naek penghasilan.

Orang suka ngehubungin dengan MLM saya. Ga banget. Lagian apa emang semua MLM itu ga boleh? Punya saya, dengan Izin Allah, Paytren, resmi banget. Bahkan jadi mitra pemerintah. Taat banget. InsyaaAllah. Dan saya ikutan dukung Satgas Investasi. Gabungan lebih kurang 7 lembaga pemerintah. Termasuk di antaranya Mabes Polri.

Tentang niatan nambahin penghasilan buat warga Jakarta, ini semua, tentang bagaimana pemerintah memfasilitasi ikhtiar dunianya, dan ikhtiar akhiratnya.

Di antara ikhtiar akhiratnya, ngajarin dan ngajak warga Jakarta, untuk rajin ibadah, dan banyak doa kepada Tuhannya. Memperbaiki hubungan dia kepada sesama. Gitu-gitu.

Terus apa lagi?

Ya apalagi? Mikir… Hehehe. Cari yang masuk akal…

Menjadikan semua anak Jakarta, bisa studi bukan hanya sampe S1. Tapi sampe S3. Dalam dan luar negeri. Kalo perlu, S7… Hahaha.

Pemda DKI, dibantu sama pemda-pemda yang lain, juga Presiden dan Pemerintah Pusat, bangun satu kawasan pendidikan terpadu. Yang sifatnya, internasional. Buat narik kampus- kampus dari negara lain untuk buka di Jakarta. Dan bisa juga tempatnya kerjasama dengan Pemda-Pemda lain.

Dorong anak-anak muda Indonesia untuk jadi diaspora masa depan. Penuhin manca negara dengan anak-anak Jakarta dan anak-anak Indonesia yang belajar di sana. Lalu kembali lagi untuk membangun negeri.

Ini mah ga pake duit aja, bisa. Saya ajarin doa. Hehehe. Yang berhasil? Buanyak. Apalagi jika dijadiin Program Jakarta Berdoa. Deketin Tuhan. Jangan ampe jauh dan ngejauhin. Entar malah dijauhin.

Ini dah. Begini gini. Soal niat. Dan masih banyak lagi. Ga kelar di artikel ini mah.

Lagian banyak orang pinter. Orang hebat. Tar banyakin aja diskusi sama beliau-beliau, dan doa bareng ke Allah, supaya Allah bantu wujudin. Baik itu soal pembangunan fisik, pembangunan SDM, Pembangunan akhlak, dan sebagainya.

Termasuk soal banjir dan macet. Hehehe. Ya ayo lah. Diskusi. Pegimana ceritanya? Kalo emang gubernur-gubernur lama, umpama kata menang, programnya bagus-bagus, dan disetujui secara aturan yang berlaku, ya lanjutin aja. Simpel. Tinggal nanti Bab Doa nya, dikencengin. Sebaik-baik yang diajak kerjasama dan diminta pertolongan, kan Tuhan. Jadi jangan ngelaksanin program apapun, tanpa ngelibatin Tuhan.

“Tar, ada Gubernur, yang kerjaannya banyak doa, ngajak doa, dan doa bareng warga… Saya dah tuh, hahaha,” canda saya kepada PPP.

Saya juga share ide tentang Jakarta Murah, Jakarta Adem, Jakarta Kota Dunia. Seksi, cerah, ceria.

Dan saya ya bicara-bicara kayak gini juga ke partai-partai lain. Dalam kerangka juga ngasih masukan. Buat semua kandidat.

Gini ya. Ga diundang aja sama partai-partai, saya nyari waktu buat bicara. Buat ngasih tau. Sekalian buat belajar. Apalagi emang saya malah diundang. Asyik. Spesial lagi. Khusus diundangnya. Nah itu. Ga taunya, itu rupanya masuk fit and proper test.

Jujur, saya mah pede aja. Tapi semua saya serahkan sama Allah. Apa iya, apa pantes, apa bisa? Saya maunya, Allah aja Yang Bimbing dan Menentukan. Ga mau banget nanti pas jadi, Allah malah ninggalin. Karena itu, dari awal, “Terserah Allah” aja.

Makasih kepada kawan-kawan PPP, PAN, PKB, khususnya, dan partai-partai yang lain, yang memberi ruang kepada saya untuk belajar.

Selebihnya, minta doanya aja. Agar Allah ampuni dulu semua kesalahan saya, semua dosa saya, semua maksiat saya, semua keburukan saya. Supaya ga ada beban masa lalu, baik dipercaya atau tidak mimpin Jakarta. Semua manusia, pasti ada salahnya. Sebaik-baiknya yang berbuat salah, ya yang mau bertaubat dan memperbaiki diri. Semoga saya termasuk yang dapat Karunia Ini.

Oh ya, saya juga bincang-bincang soal dana kampanye. Hehehe. Seru nih bab ini.

Sebab dengan Izin-Nya, saya pikir, membuka donasi untuk keperluan ini, jadi hal yang seru.

Semua yang punya harapan, akan Jakarta yang jauh lebih baik, dunia dan akhiratnya, bisa “bersedekah”.

Kata Ketua PPP, juga senada, kata Ketua PAN, program donasi kampanye ini, tinggal didampingi Akuntan Publik, Auditor, dan lain-lain yang terkait. Mencegah macem-macem.

Dan saya pengennya maen recehan aja donasinya. Ngarah berkah. Sekalian minta didoakan.

Sejauh yang saya liat sendiri dan dengar sendiri, kawan-kawan TKI Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, Timur Tengah, Jazirah Arab, bahkan kawan-kawan Amerika dan Australia, pada siap urunan. Pada siap patungan.

Dahsyat nih. Dengan recehan, membangun Jakarta. Modalnya bukan dari konglomerat. Top dah. Dan itu tadi. Dapet berkahnya dan dapet doanya. Dapet pula pastinya, keikhlasannya. Apalagi tentu saja dari teman-teman Jakarta, dan seluruh kota di Indonesia…

“Bentar, bentar… Koq teman-teman? Bukannya itu udah dipake Pak Ahok?”

Hehehe. Teman Ahok, Teman Yusuf juga.

Ini dia… Jakarta Adem…

Salam, Yusuf Mansur. Nama di KTP, Jam’an Nurchotib Mansur. <p><i><b>**)</b> Ikuti berita terbaru <strong>TIMES Indonesia</strong> di <strong class=Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : YusufMansur.com

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES