Pendidikan

Tangkal Pokemon dengan Gobekball, Ini Kata Kasek SMAN 2 Lamongan

Senin, 08 Agustus 2016 - 15:04 | 183.88k
Di saat para siswa SMA N 2 memainkan Gobekball, para siswi menyaksikan dari pinggir lapangan, Senin (8/8/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
Di saat para siswa SMA N 2 memainkan Gobekball, para siswi menyaksikan dari pinggir lapangan, Senin (8/8/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Anak-anak Indonesia tengah demam permainan baru, main Pokemon Go. Game virtual reality berbasis GPS itu dinilai lebih banyak memberikan efek negatif dibanding positif ke anak. 

"Ini lagi demam Pokemon, saya kira dampak negatifnya lebih banyak, maksud dari SMA Negeri 2 ini, supaya tidak hanyut dalam masyarakat yang senang Pokemon itu, kita tekankan dan kita arahkan ke olahraga yang sifatnya rekreatif," ungkap Guru Olahraga SMAN 2 Lamongan, Adi Purwanto. 

Olahraga atau permainan baru yang merupakan perpaduan permainan modern dan tradisional, dengan menggabungkan olahraga handball, bola voli, basket, dan olahraga tradisonal gobaksodor yang diberi nama Gobekball bisa menjadi penangkal demam Pokemon Go. "Ini olahraga modifikasi dari olahraga modern dan tradisional," akunya. 

Menurut Adi, permainan kreatif dan rekreatif yang bisa peragakan oleh semua siswa tanpa terkecuali. "Ini semua bisa main, jadi tidak terbatas yang punya prestasi sepakbola atau bola voli, semua bisa memainkan. Aturan kita bikin sendiri yang penting anak-anak enjoy," tambahnya. 

Sementara, Kepala Sekolah SMA N 2 Lamongan Muki berharap dengan adanya permainan ini para siswa SMA N 2 bisa meninggalkan Pokemon Go saat tidak ada pelajaran di sekolah. "Untuk mengalihkan permainan-permainan yang tidak mengandung unsur psikomotorik," jelasnya. 

Menurutnya, adanya permainan Gobekball ini, siswa bisa menemukan kepuasan dari permainan atau olahraga modifikasi yang mereka ciptakan sendiri, sehingga dalam perkembangan bisa meninggalkan Pokemon.

 "Kalau dibanding permainan Pokemon yang disenangi hanya permianan yang tidak ada unsur psikomotor atau unsur geraknya, disitu yang membedakan Pokemon dan olahraga rekreasi. 
Olahraga ini tidak ada unsur kemenangan, hanya dinikmati anak itu sendiri," urainya.

Muki menambahkan, permainan ini hanya dapat dinikmati oleh para siswa SMA N 2 Lamongan saja. "Sudah di patenkan di dalam lembaga, tidak menuju paten nasional, beda dengan olahraga profesional yang di situ ada aturan, petunjuk teknis serta perwasitan. Ini di ciptakan dalam lembaga untuk intern disinni sendiri," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES