Gawainesia

Musik Pengaruhi Syaraf dan Psikologis Manusia

Senin, 18 Juli 2016 - 12:49 | 49.79k
Mr D, salah satu tokoh musisi Jazz
Mr D, salah satu tokoh musisi Jazz

TIMESINDONESIA, MALANG – Jacob Jolij, seorang Asisten Professor ahli syaraf University of Groningen Belanda, telah menguak analisis dari satu jenis musik yang sangat spesifik, yaitu lagu yang feel-good atau yang enak didengar.

Musik, juga dapat memunculkan formula matematis yang menggambarkan anatomi dari lagu-lagu dengan tujuan untuk menyelidiki kenapa lagu-lagu ini membuat kita berasa nyaman dan santai didalam diri kita.

Menggunakan basis data yang berisi 126 lagu populer yang enak didengar selama 50 tahun terakhir, Jolij menerapkan metode statistical untuk melihat karakteristik dari nada-nada yang dapat menghasil getaran atau dampak terhadap emosi manusia.

“Saya melihat pada literature ilmiah dalam hal apa yang mebuat kita merasa enak, yang pada dasarnya ada pada tempo dan key, sehingga saya melewati semua score dan lembar musik dari lagu-lagu untuk melihat tempo dan key dan juga lirik lagu," jelas Jolij.

"Kemudian kata Jolij, pihaknya mencoba untuk mencocokan model regresi, teknik matematis untuk menilai lagu mana yang dapat didaftarkan sebagai lagu yang enak didengar atau feel good.

Ekuasi akhir Jolij dari Feel Good Index (FGI) menyertakan, bahwa ringkasan dari semua referensi positif dalam lirik, tempo lagu dalam beat per menit dan kunci-kuncinya.

Semakin tinggi FGI-nya, rasa enak itu makin  dapat terprediksi. Lirik yang senang, sebuah tempo yang cepat dari 150 beat per menit (lagu pop rata-rata memiliki tempo 116 beats per menit).

Selanjutnya, sebuah key musikal besar membantu membuat musik yang kita rasa sebagaimana kita terbuai dengan emosi positif.

Contoh lagu feel-good adalah ‘Don’t Stop Me Now’ dari Queen yang cukup cepat dibanding lagu rata-rata, ditambah key mayornya yang berjalan cukup baik dan jika anda mengerti artinya, lirik lagunya sangat postif,” begitu kata Jolij.

Bahkan jika musik tidak ada liriknya, masih dapat membawa konotasi emosional yang kuat. Beat secara otomatis mengaktivasi area motorik otak, menurut studi pencitraan resonansi magnetic dan membawa tubuh kita untuk bergerak secara spontan pada ritme. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES