Gayeng With YM

Prinsip Pulang Kampung 2

Minggu, 03 Juli 2016 - 17:41 | 88.77k
Ilustrasi
Ilustrasi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Prinsip yang kedua adalah seluruh biaya pulang kampung dihitung sedekah. Cakep ga tuh? Pulang kampung jadi enteng, karena seluruh biaya pulang kampung dihitung sedekah. Kapan pulang kampung Saudara dihitung sebagai sedekah?

Yang pertama, jika diawali dengan bismillah, niat karena Allah. Penting ini niat karena Allah sebab tidak jarang orang pulang kampung karena pengen nunjukin kalau udah berhasil. Kalau itu yang terjadi, pas pulang lagi ke Jakarta, Saudara dihabisin sama Allah. Hati-hati tuh. Bener lho ini. Temen-temen saya yang gagah-gagah gara-gara sombong dihajar sama Allah SWT.

Niat karena Allah ini mungkin masih abstrak buat sebagian orang.

“Maksudnya gimana tuh niat karena Allah? Penjabarannya apa?”

Semua yang baik-baik terjadi karena Allah, insyaAllah. Contoh, misalkan pengen pulang kampung karena pengen silaturrahim sama ortu, silaturrahim sama temen, sama keluarga dan kerabat, silaturrahim sama guru. Atau, misalnya niat pulang kampung sambil bangun mushalla, pulang kampung bawa mesin air. Bisa bawa duitnya, bisa bawa perangkatnya. Barangkali di kampung susah air. Nah, ini masih termasuk kategori karena Allah. Semua yang baikbaik, bismillah karena Allah.

Kapan lagi seluruh biaya pulang kampung dihitung sedekah? Kalau dicarinya lewat jalan yang halal.

Allah bilang, “Aku akan ganti seluruh biaya pulang kampung kalian, Aku akan ganti.”

Keren ga? Tapi itu berlaku kalau Saudara pulang kampung dengan uang halal. Kalau Saudara pulang kampung dengan duit yang haram mah malah diazab sama Allah di perjalanan. Hati-hati! Jangan pengen nyenengin emak di kampung, tapi bikin susah. Maksudnya gimana? Ente beli makanan, minuman, emas segala macem. Emak kan seneng tuh. Tapi emak tahu kalau sebenarnya itu harta haram. Wah, itu namanya nyusahin emak kita.

Syarat yang ke tiga, perhatikan ibadah. Terutama shalat lima waktu. Jadi, jangan sampai itu ditinggal. Jangan mentangmentang Saudara pulang kampung jadi lupa sama Allah. Bagaimana bisa Saudara tidak beribadah saat pulang kampung, sementara seluruh biaya pulang kampung ditanggung oleh Allah?

Ini perkara serius, lho. Banyak sekali orang pulang kampung, dia di kampung tidak ibadah, di perjalanan juga.

Pertama, mungkin karena tidak tahu. Shalat itu kan bisa dalam keadaan apa saja. Misalnya, Saudara pulang kampung naik bus. Bus-bus itu kan pasti berhenti di tempat-tempat peristirahatan. Nah, ketika berhenti, Saudara jama’ shalat deh. Ada jama’ taqdim , yakni Saudara shalatnya dikumpulin di awal. Atau Saudara jama’ ta’khir, kumpulin di akhir. Pasti tuh, bus-bus itu pastilah makan, apa, segala macam.

Apalagi kalau Saudara bawa mobil sendiri, lebih enak. Perhatian sama jam shalat. Bentar lagi zuhur nih, merapat ke masjid, shalat, sekalian nanti di -taqdim, ashar ditarik ke zuhur. Kemudian maghrib, isya ditarik ke maghrib. Kan jadi enak. Itu udah dikasih rukhsah , keringanan sama Allah. Ambil keringanan dari Allah.

Berapa sih biaya pulang kampung Saudara? Misalnya tiga juta, itu bisa dihitung sedekah sama Allah. Kalau udah dihitung sedekah tuh gimana?

Begitu Saudara pulang, diganti Allah sepuluh kali lipat. Mantap ga?

“Bener itu, Ustadz?”

Bener. Bener banget itu. Dan, ini berlaku bukan cuma pada biaya pulang kampung. Biaya apa lagi coba yang diganti sama Allah? Ongkos selama Saudara kerja juga bisa dihitung sebagai sedekah. Saudara kerja nih, keluar uang buat transport kan tuh. Ada kan tuh kantor yang ngasih uang transport buat karyawannya. Coba Saudara bayangin, kantor aja ngeganti uang transport Saudara. Gimana lagi kalau Allah yang ganti?

Kalau Saudara penuhi unsur-unsur ini, Saudara niat kerja karena Allah, rezekinya halal, ibadah terjaga, Allah akan hitung ongkos Saudara pergipulang rumah-kantor, kantor-rumah, sebagai sedekah dan akan diganti oleh Allah. Kalau udah begitu gimana? Rezeki Saudara harusnya makin naik, dikali lipat sama Allah SWT.

Apa lagi biaya yang ditanggung sama Allah dan dihitung sebagai sedekah? Biaya ongkos pergi ke pasar. Makanya tuh, jadi orang itu harus kenal sama Allah. Kalau kenal sama Allah hidup ini jadi enteng. Nah, kalau lebaran kan semua harga naik tuh. Saya bilang sama temen-temen, “Udah ente jangan khawatir, murah yang ngasih Allah, mahal yang ngasih juga Allah.”

Betul ga? Harga naik yang ngasih Allah, harga ga naik juga yang ngasih Allah. Kalem aja udah. Yang penting, Saudara tahu kalau Saudara ke pasar bismillah, niatnya juga karena Allah, ma’ruf, semua yang baik-baik. Belanja tujuannya apa? Supaya masakin suami sama anak, supaya bisa makan yang halal, pas makan baca bismillah, makin ingat sama Allah, bersyukur, segala macam. Maka, seluruh biaya ke pasar juga dihitung sebagai sedekah oleh Allah. Cakep!

Apa lagi biaya yang dihitung sebagai sedekah? Naik haji. Naik haji itu biayanya diitung oleh Allah sebagai sedekah. Itulah sebabnya kenapa orang yang habis haji dan umrah rezekinya gila-gilaan. Saudara bayangin coba, pergi umrah nih, umpamanya 15 juta atau 20 juta. Asal Saudara bismillah tuh, ini duit buat haji atau umrah uang halal, ibadahnya juga bener, maka Saudara punya potensi dikali 10, jadi 200 juta, lho. Bagaimana kalau Allah ganti 700 kali lipat.

“Terus Ustadz, ada kok orang yang abis pulang haji dan umroh jadi jatuh.”

Itu biasanya karena ada dosa yang belum diconvert . Kalau ada dosa yang belum diconvert, belum diminta ampun atau belum diampuni secara sempurna, maka, Allah bersihin dulu lewat jalan sakit. Kita tinggal tenang aja.

“Saya terima ya Allah, kebangkrutan ini, asal Engkau tukar semua kelalaian saya ketika berdagang, lalai dari dhuha, lalai dari tahajjud, lalai dari shalat berjamaah. Saya tukar ini, ya Allah.”

Begitu Saudara sudah ridha, Allah bikin naik lagi.

Coba perhatikan orang yang pulang kampung. Ini biayanya boleh nabung, boleh segala macam. Ditambah lagi oleh-oleh, ditambah macam-macam. Tapi, pas habis pulang kampung, ada yang nawarin bisnis ini, bisnis itu. Gaji dinaikin. Itu karena apa? Karena biaya itu dihitung sama Allah sebagai sedekah. Sampai-sampai, nafkah seorang suami kepada istri itu dihitung sebagai sedekah. Jadi, filosofinya adalah, semua datang dari Allah. Terus, ketika kita keluarkan kembali untuk Allah, itu dihitung sedekah.

Hidup kita semua itu sejatinya sudah dijamin oleh Allah SWT. Tidak ada
seorang pun yang tidak dijamin oleh Allah. Semuanya Allah jamin, asalkan kita tidak melakukan apa yang Allah tidak suka. Kalau Allah melihat kita melakukan apa yang Allah tidak suka, lalu Allah tidak ridha, Maka Allah tidak akan tanggung lagi hidup kita. Jaminan kita expired!

Misal, seorang laki-laki pengen ngelamar perempuan. Asal bismillahnya bener, niatnya karena Allah, caranya halal, maka Allah akan tanggung itu urusannya. Syaratnya tetap berlaku, Saudara jangan nowel, jangan nyentuh, apalagi naudzubillah jangan sampai tidur bareng duluan sebelum halal menjadi suami-istri. Maka, ongkos Saudara buat ngelamar, sampai nanti seluruh biaya menikah, itu akan dihitung sedekah, dengan syarat dan ketentuan berlaku. Apa? Asal diawali Bismillah dan niat karena Allah.

Kan ada orang yang pengen menikahkan anaknya karena gengsi, ada orang yang pergi haji dan umroh karena pengen terkenal di kampungnya.

“Nih, gue tiap bulan umroh. Makanya kayak gue, nih.”

Na’udzubillah … ga laku di mata Allah, ga bakal diganti sama Allah duitnya. Jadi, syarat dan ketentuan berlaku. Boleh aja sewa gedung, namanya juga anak sendiri. Yang penting perhatikan duitnya dari mana, halal ga. Sewa gedung mahal bukan karena sombong, tapi karena emang yang diundang banyak, karena yang diundang sampai sepuluh ribu.

Misalnya, kita diundang sama orang, terus kita ngamplopin tuh, 5 ribu, 10 ribu, 50ribu, 100 ribu. Itu juga diganti sama Allah. Asal niatnya karena Allah. Terus apalagi? Yang dikasih halal. Ini prinsip umum, nih.

Kebayang ga sama Saudara, seluruh biaya jajan anak-anak pelajar ditanggung sama Allah? Ini rumusannya jadi rumusan umum. Karena ditanggung sama Allah, jangan nyari yang bukanbukan, jangan nyolong punya temen. Ada pisang punya temen nih dua. Kita udah ngelirik aja dari tadi. Terus, kita colek temen kita, bilang kalau dia dipanggil kepala sekolah. Ditinggal tuh pisangnya sama dia. Lalu kita ambil deh. Hehe… jangan sampai kaya gitu tuh.

Adik-adik pelajar yang baca buku ini, seluruh uang jajan ditanggung Allah, seluruh biaya isi pulsa ditanggung Allah. Biaya sekolah, biaya kuliah, semua ditanggung Allah. Jadi, jangan macammacam, karena udah ditanggung Allah. Jangan gunakan untuk keperluan yang tidak-tidak.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : YusufMansur.com

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES