Peristiwa Daerah

WALHI Desak Perhutani Bongkar Mafia Alih Fungsi Hutan

Kamis, 12 Mei 2016 - 10:31 | 77.11k
Salah seorang wisatawan melintas di salah satu Kawasan Hutan Produksi milik Perum Perhutani KPH Bondowoso yang sudah beralih menjadi lahan pertanian kubis di Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Bondowoso, Jawa Timur, 12 April 2016. (Foto: Ika Kalia/Bondowos
Salah seorang wisatawan melintas di salah satu Kawasan Hutan Produksi milik Perum Perhutani KPH Bondowoso yang sudah beralih menjadi lahan pertanian kubis di Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Bondowoso, Jawa Timur, 12 April 2016. (Foto: Ika Kalia/Bondowos

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur, mendesak Perum Perhutani KPH Bondowoso untuk membongkar dalang dibalik beralihnya fungsi hutan di kawasan lereng Pegunungan Ijen.

Direktur Eksekutif WALHI Jawa Timur, Ony Mahardika yakin, bahwa kasus perombakan hutan di Pegunungan Ijen juga merupakan mobilisasi oleh oknum tertentu. Hal ini juga di banyak kasus alih fungsi di kawasan pegunungan lain di Jawa Timur.

“Perhutani yang harus membongkar itu. Cari siapa dalangnya, biang keroknya, jangan hanya menyalahkan rakyat yang bekerja dilahan itu,” kata Ony Mahardika, Kamis (12/5/2016).

Menurut Ony, menjadi aneh jika Perhutani selaku pemilik lahan tak mengetahui adanya alih fungsi hutan yang sudah terjadi bertahun-tahun. Ony yakin, dari sekian ratus hektar hutan yang beralih fungsi, mayoritas merupakan milik pengusaha besar.

“Biasanya kawasan hutan diatas hulu dimana-mana masyarakat hanya mengelola saja. Dibalik itu ada tengkulak,” ungkapnya.

Sebelumnya, sekitar 800 hektar hutan milik Perum Perhutani KPH Bondowoso, Jawa Timur, yang terletak di Kecamatan Sempol, beralih fungsi secara ilegal. Kawasan yang seharusnya merupakan Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung, beralih fungsi menjadi lahan pertanian.

BACA JUGA: Walhi: Perhutani, Biang Kerok Hilangnya Kawasan Hutan

Penelusuran BONDOWOSOTIMES menunjukkan, mayoritas warga di Kecamatan Sempol memang hanya bertugas mengelola lahan. Hanya segelintir saja warga Sempol yang benar-benar memiliki modal untuk membuka lahan pertanian dengan luasan mencapai puluhan hektar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES