Ekonomi

Perajin Perak Gunung Kidul Tak Mampu Hadapi MEA

Kamis, 31 Maret 2016 - 10:33 | 98.73k
Ilustrasi. Perajin perak di Gunung Kidul, Yogyakarta menyatakan tidak mampu menghadapi MEA. (Foto: Antara)
Ilustrasi. Perajin perak di Gunung Kidul, Yogyakarta menyatakan tidak mampu menghadapi MEA. (Foto: Antara)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), perajin perak dan tembaga di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakaarta menyatakan ketidaksiapan mereka. Kendala sumber daya manusia masyarakat sekitar menjadi alasan utama mereka tidak mampu menghadapi MEA.

"Di sini faktor kendala terbesarnya terletak di SDM, banyak sekali masyarakat yang belum bisa membuat terobosan-terobosan unik guna menembus pasar nasional," kata salah seorang perajin perak dan tembaga Desa Pampang, Madiyo di Gunung Kidul, Kamis (31/3/2016).

Madiyo menyatakan ia sudah mulai khawatir dengan keberlangsungan perajin perak di daerah tersebut. Pasalnya sejak awal tahun jumlah pesanan kerajinan perak dan tembaga miliknya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ia menduga bahwa ada peralihan mode bentuk serta hiasan baru yang belum bisa diikuti oleh pengrajin lokal.

Madiyo menambahkan, selain terkendala SDM faktor mesin dan juga kekurangan biaya menjadi salah satu faktor lain kenapa para perajin lokal takut bersaing dalam MEA.

"Alat saja belum mencukupi. Untuk melapisi hiasan perak, kami harus ke daerah Kota Gede di Yogyakarta karena hanya disana yang punya alatnya," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Siska Febrina
Sumber : Antara News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES