TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Usaha rumahan songkok di Desa Pengangsalan, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Jatim) diharapkan bisa bersaing di era pasar bebas seiring pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Untuk itu, Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Lamongan, secara rutin mengelar pelatihan dalam upaya peningkatan mutu songkok yang dihasilkan.
"MEA tetap berjalan, makanya kami kasih pelatihan untuk meningkatkan produk UKM songkok," ucap Kepala Bidang Bidang Industri, Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Lamongan, Yaskurun, Selasa (29/3/2016).
Baca Juga: Songkok Desa Pengangsalan Jadi Klaster Pertama
Sejauh ini, kualitas songkok dari Desa Pengangsalan sudah cukup bagus, bahkan pemasaran sampai ke luar negeri seperti ke Malaysia, Brunei, Arab, dan terutama daerah Timur Tengah.
Menurut Yaskurun, ada sebanyak 56 pengrajin songkok di Desa Pengangsalan yang mampu menyerap ratusan tenaga kerja. "Pekerja 105 orang, kalau yang mandiri, jumlah tenaga kerja 600 lebih.
Yaskurun menambahkan, banyaknya pengrajin dan tenaga kerja membuat Deaa Pengangsalan mampu menghasilkan 10 ribu kodi dalam satu bulan.
Hal senada juga disampaikan, Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha PT Permodalan Nasional Madanu (PNM) Pusat, Cut Ria Dewanti. Menghadapi MEA, usaha kecil menengah perlu dukungan modal dan pelatihan agar produk yang dihasilkan bisa bersaing dalam pasar bebas.
Ia pun berharap, usaha songkok di Desa Pengangsalan ini kian berkembang lebih baik ke depannya. "Biasanya persoalannya ada di pemasaran bagaimana klasterisasi ini bisa lebih baik, sehingga usaha songkok di Kabupaten Lamongan bisa berkembang. Untuk itu, kami tingkatkan pelatihan dan pendampingan," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |