Peristiwa Tragedi Mina

Keluarga Nilai Pemeritah Lambat Respons Korban Mina

Rabu, 30 September 2015 - 06:21 | 36.81k
Eko Bambang dan Haji Akun menunjukkan foto Mat Safi'i dan istrinya Rukmiati warga Dusun Guyangan, Desa Sekarbagus, Kecamatan Sugio, yang hilang pasca tragedi Mina (foto : Ardiyanto/lamongantimes)
Eko Bambang dan Haji Akun menunjukkan foto Mat Safi'i dan istrinya Rukmiati warga Dusun Guyangan, Desa Sekarbagus, Kecamatan Sugio, yang hilang pasca tragedi Mina (foto : Ardiyanto/lamongantimes)
FOKUS

Tragedi Mina

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, LAMONGAN - Keluarga korban tragedi Mina, Arab Saudi, menyayangkan respons pemerintah Indonesia dan Arab Saudi yang lambat dalam menangani jamaah haji pasca peristiwa tragis itu.

Terlebih soal data jumlah jamaah haji yang hilang dan korban meninggal dunia. Dari Kabupaten Lamongan, ada empat korban hilang yakni Mat Safi'i bin Samijo, bersama istrinya Rukmiati binti Sanusi asal Dusun Guyangan, Desa Sekarbagus, Kecamatan Sugio dan Juri Ama bin Makri beserta istri Wati binti Ibrohim asal Dusun Bulakatu, Desa Sumberaji, Kecamatan Sukodadi.

Pasalnya semenjak dinyatakan hilang oleh ketua rombongan pada hari ini, Kamis (24/09/2015) lalu, sampai saat ini keluarga belum mendapat kejelasan atas keberadaan pasangan suami-istri Mat Safii dan Rukmiati yang merupakan orang tua Eko Bambang.

"Terakhir itu saya kontak yang di Mekah, kepala kloternya, saya lihat hotline di tv, malah ngomongnya seperti di tv, Kemenag juga, jadi gak ada perkembangan," demikian dikatakan Eko Bambang. 

Padahal, sambung Eko, pasca tragedi Mina, ketua rombongan sudah melaporkan kehilangan orang tuanya. "Kehilangan bapak saya itu sudah di laporkan, tapi baru di release, kloter sub 28 Surabaya hilang 4. Ini tanda tanya, padahal dari awal sudah laporan tapi link-nya ke pusat kok lama sekali," tuturnya.

Atas hal itu, Eko berharap supaya pemerintah Indonesia dan Arab Saydi untuk fokus pada pendataan korban hilang dan tewas dalam tragedi tersebut. "Pemerintah gak ada kejelasan kok lambat sekali, penanganannya terlalu lambat," keluhnya.

Menurutnya, keterlambatan itu membuat resah keluarga jamaah haji yang tengah menunaikan ibadah haji. "Jadi pada waktu kemarin belum disiarkan kita buntu, saya dapat dari sana, lewat BB, ketua rombongan saudara, keluarga dari Pacitan juga disana, saya sms terus," bebernya.

Kendati hal tersebut adalah musibah, tapi sesungguhnya tragedi ini bisa menjadi pembelajaran bagi pelayanan haji, termasuk mengantisipasi tragedi semacam ini.

"Sementara informasi yang kami dapat, masih ada 4 kontainer yang belum di buka, akan ada pengumuman, kita mengharap ada kejelasan, masalahnya kita disini, ini bingung," urainya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES