TIMESINDONESIA – TIMESINDONESIA, TRENGGALEK - Minimnya pasokan bahan bakar minyak jenis solar dikeluhkan sejumlah nelayan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Mereka mengaku hal itu memaksa mereka gagal melaut.
"Ada sebagian yang tidak bisa melaut karena memang pasokan BBM tidak mencukupi kebutuhan seluruh nelayan," kata Sobirin, salah satu nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek pada Selasa (29/9/2015).
Para nelayan mengaku sudah mengantisipasi sulitnya mendapatkan BBM tersebut dengan mencari pasokan dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di luar areal pelabuhan. Bahkan mereka memburu solar hingga Kabupaten Tulungagung, Kediri dan Ponorogo. Namun itu tetap tak mencukupi karena volume solar yang diberikan pun terbatas.
"Kesulitan dialami nelayan karena untuk mendapat jatah BBM bersubsidi harus membawa surat keterangan yang dikeluarkan syahbandar pelabuhan. Kalau tidak, membelinya harus dengan mencuri-curi kesempatan menggunakan kendaraan darat seperti mobil, truk dan sejenisnya," tutur Agus Malik, pemerhati masalah sosial nelayan dan kepelabuhanan di Trenggalek.
Jumlah kapal berukuran sedang dan besar di Trenggalek sendiri mencapai 700 unit lebih. Dengan satu unit kapal rata-rata membutuhkan solar minimal 350 liter untuk sekali jalan dan asumsi 500 kapan berangkat melaut bersama, maka kebutuhan solar per hari mencapai 17.500 liter. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri.
Keluhan nelayan sudah disampaikan Kepala Desa Prigi, Riyono kepada pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, namun sampai saat ini hanya mampu memenuhi sekitar 15 persen dari kebutuhan riil nelayan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Publisher | : Satria Bagus |
| Sumber | : Antara News |
