Wisata

Pernah Jadi Markas Tentara, Dibangun Pria Asal Perancis

Sabtu, 25 April 2015 - 12:30 | 69.64k
Museum Tekstil Jakarta. (Foto: Museum Tekstil Jakarta)
Museum Tekstil Jakarta. (Foto: Museum Tekstil Jakarta)

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, JAKARTA – Jika Anda berkunjung ke Jakarta, sudah biasa disuguhi dengan hiburan atau tempat-tempat perbelanjaan modern. Walaupun ada destinasi wisata bersejarah, itupun paling banyak terpusat di Kota Tua.

Akan tetapi, ada satu museum unik lagi yang ada di daerah Tanah Abang, yakni Museum Tekstil. Saat pertamakali Anda menginjakkan kaki di Museum Tekstil, Anda akan serasa kembali ke zaman Kolonial. Taman yang rindang menyambut Anda, tampak sebuah gedung tua yang dibangun pada awal abad ke-19.

Sebelum ditetapkan menjadi Museum Tekstil, sering beralih tangan. Awal dibangun oleh seorang Perancis, kemudian dibeli oleh Abdul Aziz Al Mussawi Katiri, seorang konsul Turki di Jakarta. Dan, dijual kembali pada Dr Karel Christian Crucq tahun 1942. Hingga beralih fungsi menjadi markas Perintis Front Pemuda tahun 1945 dan Angkatan Pertahanan Sipil, untuk perjuangan di awal kemerdekaan Indonesia. Barulah, terakhir terdaftar sebagai monument sejarah.

Tak selang beberapa lama kemudian, properti itu dimiliki Lie Sion Pin disewakan kepada Departemen Sosial, dan diubah menjadi lembaga untuk orang tua tahun 1947. Baru tahun 1962, diakuisisi oleh Departemen Sosial. Fungsi awal menjadi kantor, dan tahun 1966 dialihfungsikan menjadi asrama karyawan.

Akhirnya, pada tahun 1975, gedung itu diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta, yang saat itu dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin. Olehnya, dilestarikan untuk menyimpan arsip dan tradisi tekstil Indonesia.

Melihat perkembangan dalam produksi, kualitas dan pemahaman terhadap tekstil menurun di era 1970-an, berujung pada kelangkaan. Beberapa warga terkemuka di Jakarta berinisiatif mendirikan lembaga yang didedikasikan untuk pelestarian serta penelitian tekstil Indonesia.

Lahirlah Himpunan Wastraprema (Masyarakat Pecinta Tekstil). Sampai sekarang di sana koleksi dasar berkembang mencapai 500 tekstil berkualitas tinggi. Museum Tekstil resmi didirikan oleh Ali Sadikin pada 28 Juni 1976, untuk menghormati ibu Tien Soeharto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Satria Bagus
Sumber : Museum Tekstil Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES