Gayeng With YM

Menahan Laju Keburukan (2)

Kamis, 09 April 2015 - 20:09 | 136.45k
Yusuf Mansur
Yusuf Mansur

TIMESINDONESIA – ockquote>

“Engkau akan melihat orang-orang yang zalim takut terhadap apa-apa yang mereka kerjakan, sedang siksaan akan tetap menimpa mereka juga…” (asy Syûrâ: 22).

Pertanyaan selanjutnya, bilakah kejaran dosa tersebut berhenti?

Jawabannya bisa saja.

Kenapa? Ini pun garansi dari Allah.

Sebuah janji yang tidak mungkin Dia hindari, kalau kita benar bisa berubah menjadi baik;

Yang pertama, berhenti sebenar-benarnya berhenti. Berhenti dari melakukan perbuatan-perbuatan buruk.

Minimal menghentikan perbuatan buruk yang sama.

Contohnya….?

Seseorang mempunyai usaha yang sedang berjalan menuju kebangkrutan.

Seketika ia menyadari bahwa selama ini ia telah salah pada Allah, Tuhannya, pada Pemberi Rizkinya.

Misalkan ia pakai foya-foya hasil usaha, bahkan juga modal usahanya.

Artinya, bukan mensyukuri malah mengufuri.

Segera ia lantunkan kalimat taubat. Memohon ampun kepada Sang Maha.

Bisa jadi kebangkrutannya tidak jadi.

Bagaimana kalau udah telanjur?

Kalau toh ada yang terlanjur hilang. Ini sudah resiko.

Seseorang yang mencuri uang di kantor. Lalu kemudian ia mendapatkan kesulitan.

Sadar dan lantas ia berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahannya dan bersedia menerima hukuman,

maka hampir bisa dipastikan ia akan menerima kesempatan kedua.

“… Siapa saja yang telah diberi pelajaran oleh Tuhannya, apapun bentuk pelajaran itu, kemudian berhenti melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan, maka baginya yang telah lalu, dan urusannya menjadi urusan Allah”. (al Baqarah: 275).

Yang kedua, adalah kembali mengimani Allah.Mengimani Dia adalah dengan menjadikan Dia Tuhan kita dengan segala sifat-Nya;

Maha Memberi, Maha Memelihara, Maha Melihat, Maha Membalas, dan sebagainya.

Yang ketiga, adalah dengan melakukan kebaikan. Tidak perlu kebaikan besar [misalkan ketika kita sadar bahwa keburukan kita besar],

yang penting ikhlas dan dilakukan dengan kesadaran penuh untuk mengabdi kepada-Nya;

“… Dan siapa saja yang berbuat yang demikian, niscaya dia akan mendapat dosa. Dilipatgandakan azab baginya pada hari kiamat dan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang menghentikan langkahnya [taubat], beriman dan beramal saleh, maka mereka itulah orang yang Allah akan gantikan keburukan mereka dengan kebaikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan barangsiapa yang bertaubat dan beramal saleh, maka sesuungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat.” (al Furqân: 68-71). 

(bersambung)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Satria Bagus
Sumber : Official Site Yusuf Mansur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES