TIMESINDONESIA – Pembaca, minimal ada dua hal yang terkait dengan pengelolaan masalah, jika permasalahan terhidang; Pertama, membangun kepasrahan kepada Sang Maha. Dan kedua, menjalani kehidupan selanjutnya dengan kesabaran.
Kepasrahan adalah jalan terbaik ketimbang mengeluh. Kepasrahan akan mententramkan hati sekaligus melapangkannya.
Apalagi bila menghadapi permasalahan yang tidak terpecahkan atau belum terselesaikan. Tentu saja kepasrahan terbaik adalah kepasrahan dengan menyandarkan segenap permasalahan kepada Sang Pencipta; dengan berdo’a, shalat, atau dengan jalan apa saja yang bisa ‘mencuri’ perhatian-Nya.
Adapun di antara makna sabar adalah menerima apapun kejadian dengan hati lapang, hati ikhlas dan percaya bahwa Allah ada di balik semua hal. Kelapangan dan keikhlasan dalam menyikapi problematika kehidupan akan membuat hati menjadi rileks dan pikiran menjadi jernih.
Inilah sebagian dari cara mengelola keadaan ketika permasalahan hadir dalam kehidupan kita. Saya kerap menyebutnya ‘manajemen kerugian’, ‘manajemen kekecewaan’. Cara lain penanganan masalah adalah berpikir dengan konsep ‘daripada’, ‘mendingan’ atau ‘masih untung’.
Maksudnya, mensyukuri keadaan. Orang Indonesia kan paling jago menghibur hati. Misalnya, ada seorang yang ketabrak motor, sekujur badannya lecet, tapi tetap dibilang ‘masih untung’, alias masih untung engga mati! atau masih untung kaga’ buntung!
Sebenarnya konsep di atas masih terkait dengan kepasrahan [penerimaan]. Sekali lagi, kepasrahan akan membuahkan kelapangan hati dalam menerima keadaan buruk, baik keadaan yang ditimbulkan sebab perbuatan pribadi, atau memang karena hal lain [sebab perbuatan orang atau ujian dari Tuhan].(bersambung)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Satria Bagus |
Sumber | : Official Site Yusuf Mansur |