TIMESINDONESIA, MALANG – Imlek merupakan salah satu hari suci umat Tionghoa. Imlek, sesungguhnya adalah perayaan menyambut musim semi yang berkaitan erat dengan prinsip kemakmuran, karena saat musim semi tiba, artinya masyarakat Tionghoa siap bercocok tanam kembali.
Selain dirayakan lewat ibadah, umat Tionghoa juga punya makanan khas penuh makna yang disajikan saat hari Imlek tiba. Mau tahu? Ini dia daftarnya!
1. Kue Keranjang (Nian Gao)
Kue yang satu ini wajib ada saat perayaan Imlek. Sebab, kue yang satu ini merupakan lambang kemakmuran dan peningkatan rejeki. Nian yang berarti ‘Tahun’, dan Gau yang berarti ‘Kue’atau juga diartikan ‘Tinggi’. Kue Keranjang biasanya disajikan dengan cara disusun tinggi atau bertingkat dan mengerucut di atas. Rasa yang manis juga sebagai simbol kemakmuran.
2. Jiaozi (Kuo Tie)
Jiaozi atau Kuo Tie, adalah makanan tradisional China yang biasanya disajikan sebagai makanan pembuka atau camilan. Bentuk Kuo Tie seperti pangsit, biasanya berisi adonan daging babi atau udang bercampur dengan sayuran.
3. Aneka masakan dari daging ayam, ikan dan babi
Menyantap ayam, ikan dan babi di Hari Raya Imlek bukan tanpa alasan. Masyarakat Tionghoa percaya mereka tidak akan meniru sifat ketiga hewan tersebut dengan menyantapnya. Ayam sebagai lambang keserakahan, ikan yang bersisik melambangkan kejahatan, dan babi melambangkan sifat pemalas.
4. Mie Umur Panjang
Menyantap mie di Hari Imlek punya filosofi tersendiri. Bentuk mie yang panjang menggambarkan harapan panjang umur bagi umat Tionghoa yang menyantapnya di hari Imlek.
5. Jeruk Mandarin
Jeruk Mandarin memang sangat populer ketika Imlek tiba. Buah ini menjadi lambang kekayaan, keberuntungan dan kemakmuran. Biasanya, daun jeruk ikut disajikan sebagai lambang kesejahteraan dan kehidupan.
Dari beberapa menu di atas, umat Tionghoa mengartikan tersendiri filosofi dibalik makanan tersebut. Semoga semua harapan saat Imlek akan terkabul! Gong Xi Fa Cai!
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Yatimul Ainun |
| Publisher | : Satria Bagus |
