Positive News from Indonesia

Satu Jam Bersama Dyah Wahyu Ernawati: Keseimbangan Cipta dan Doa

Kamis, 18 Januari 2024 - 14:01 | 47.81k
Kadis PM-PTSP Jatim Dyah Wahyu Ernawati (dua dari kiri) bersama Sekdin PMPTSP dan tim Corporate Silaturahim 2024 TIMES Indonesia. (Foto: TI Photo Network)
Kadis PM-PTSP Jatim Dyah Wahyu Ernawati (dua dari kiri) bersama Sekdin PMPTSP dan tim Corporate Silaturahim 2024 TIMES Indonesia. (Foto: TI Photo Network)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Program "Corporate Silaturahim 2024" TIMES Indonesia sampai ke Pemprov Jatim. Kali ini kami silaturahim ke Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemprov Jatim Dyah Wahyu Ernawati. 

Bu Dyah, begitu ia akrab disapa, orangnya sangat rendah hati. Tampak sekali dalam tapestri kepemimpinan yang ia tata, terajut  benang-benang kerendahan hati dan memiliki kehangatan interpersonal. 

Dalam segala kehormatan aura seorang kepala dinas, tetap berdiri dengan kaki yang terpatri di tanah, menawarkan senyum yang sama kepada semua. Tanpa memandang latar belakang atau kedudukan. Di matanya, setiap individu adalah penting dan berharga.

Karakter ini bukan hanya sebuah pilihan, melainkan cerminan dari filosofi hidupnya. Mungkin Bu Dyah sangat memahami kata dan menerapkan filosof Kierkegaard. “Kebesaran sejati adalah ditemukan dalam karakter, bukan dalam gelar.” Kami perlu belajar banyak dengan beliau soal ini. 

Bu Dyah mengerti bahwa setiap pertemuan, setiap dialog, adalah kesempatan untuk membangun jembatan. Bukan dinding. 

Dalam setiap percakapan, ia membawa cahaya kehangatan yang membuat lawan bicaranya merasa dihargai dan dipahami.

Pun saat berdiskusi dengan kami. Setiap kata dan percakapan, mencerminkan visi Dyah tentang pentingnya kolaborasi dan komunikasi dalam memajukan pembangunan ekonomi dan sosial. 

Bu Dyah tidak hanya berperan sebagai fasilitator. Tetapi juga sebagai penyambung lidah berbagai pihak. Menghubungkan ide-ide dan aspirasi untuk menciptakan sinergi yang produktif.

Bu Dyah juga tidak memandang dirinya sebagai pusat perhatian. Melainkan sebagai bagian dari sebuah orkestra besar yang sedang memainkan simfoni kemajuan. 

Dalam interaksi kurang lebih satu jam, kami menyaksikan Bu Dyah bukan hanya seorang pemimpin. Namun juga seorang guru dalam seni komunikasi dan empati. Dengan tiap jabat tangan, senyum, dan pandangan yang penuh perhatian, Bu Dyah menyampaikan pesan bahwa setiap orang adalah penting. Dan setiap suara pantas didengar.

Visi Green Investment

Dyah-Wahyu-Ernawati-dan-CEO-TI.jpg

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan dan investasi, kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini membawa angin segar dengan pendekatan green investment yang visioner. Seperti benih yang ditanam di tanah subur, program ini berakar dalam prinsip pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. 

Ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi. Tapi juga tentang bagaimana kita sebagai masyarakat memelihara dan menghormati alam.

Bu Dyah menunjukkan bahwa visi mewujudkan goal yang efektif memerlukan keseimbangan antara pengetahuan dan kebijaksanaan. Ada harmonisasi antara logika dan emosi. Antara data dan intuisi. 

Ini bukan hanya soal membuat keputusan yang baik, tapi juga tentang bagaimana keputusan itu diambil dengan hati yang bijaksana.

Pendekatan holistik Dyah dalam memimpin dinasnya juga mencerminkan pemahaman mendalam tentang keseimbangan antara kerja keras dan spiritualitas. Ibadah puasanya adalah simbol dari komitmennya tidak hanya kepada pekerjaannya, tetapi juga kepada nilai-nilai spiritual yang mendalam. 

Ya, saat kami bersilaturahmi, Bu Dyah sedang puasa Rajab. Biasanya selama sepuluh sejak 1 Rajab. 

Saat kita menilik lebih jauh visi dan strategi yang diterapkan oleh Dyah, kita melihat bukan hanya seorang pemimpin, tetapi seorang visioner yang memahami pentingnya beradaptasi dengan perubahan zaman. Green investment dan ekonomi hijau (green economic) bukan hanya tren, tetapi kebutuhan masa depan. 

Dyah dengan cermat memadukan prinsip-prinsip ekonomi modern dengan kearifan lokal itu. Ia ingin menunjukkan bahwa pembangunan bisa sejalan dengan pelestarian lingkungan.

Dyah mengajarkan kita bahwa investasi sangat target dan angka, tetapi jauh lebih penting adalah membangun visi yang berkelanjutan dan inklusif. 

Dengan menyertakan komunitas lokal, memperhatikan dampak lingkungan, dan memprioritaskan investasi hijau, Dyah telah menunjukkan jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan untuk Jawa Timur.

Kepemimpinannya yang harmonis, menggabungkan kekuatan analitik dan kebijaksanaan spiritual, menjadikan Dyah contoh bahwa pemimpin masa depan adalah mereka yang mampu melihat jauh ke depan, tidak hanya dengan mata, tetapi juga dengan hati. Dyah Wahyu Ernawati tidak hanya menciptakan jalan itu. Tetapi juga menerangi jalan bagi generasi yang akan datang.

Dan, Bu Dyah telah menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang pengambilan keputusan yang cerdas, tetapi juga tentang integritas, visi jangka panjang, dan keseimbangan antara dunia material dan spiritual. 

Di sinilah ia telah menanamkan benih harapan dan inspirasi. Tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di hati siapa pun yang memandang masa depan dengan harapan dan tekad.

Dialog satu jam kami pun penuh dengan pengetahuan dan inspirasi. Banyak pengetahuan yang bisa kami ambil. Terima kasih Bu Dyah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES