Positive News from Indonesia

Melodi Kerendahan Hati: Sonata Kearifan Pak BHS

Selasa, 16 Januari 2024 - 17:36 | 55.76k
Sugeng ambal warso Pak Bambang Haryo Soekartono (BHS). (Foto: Dok TI)
Sugeng ambal warso Pak Bambang Haryo Soekartono (BHS). (Foto: Dok TI)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Siang itu suasana cukup panas. Lupa harinya. Tapi sekitar tengah 2023 lalu. Pas panas-panasnya musim. Menthor-menthor orang Jawa bilang. 

Tiba di sebuah resto elite di bilangan Kahuripan, Sidoarjo, kami pun diarahkan ke ruang VVIP. Ruangan tak terlalu besar, tapi nyaman. Setidaknya tetap bisa merokok di tengah embusan AC dingin! 

Tak berselang lama kami menunggu, Pak BHS, begitu biasa kami menyapa Ir H Bambang Haryo Soekartono, datang. Pak BHS adalah CEO PT Dharma Lautan Utama (DLU) dan pemilik sejumlah hotel bintang di beberapa daerah di Indonesia.

Perusahaannya mengoperasikan banyak kapal laut lintas nusantara. Bisa dibilang DLU-lah penguasa tol laut nusantara ini. 

Saya mengenal Dharma Lautan Utama sejak pernah ngepos di Tanjung Perak saat menjadi wartawan Jawa Pos. 

Kala itu masih tahun 2000 an. Kalau tidak salah DLU masih dipimpin orang tuanya Pak BHS ini. 

Namun kala itu, nama DLU sudah tersohor. Sudah jadi raja transportasi laut asal Surabaya, Jatim. 

Ini pulalah yang menjadikan PT Dharma Lautan Utama mendapat Anugerah TIMES Indonesia kategori Most Valuable Company Jatim 2023. Karena berkat DLU-lah nama Jatim berkibar ke seantero nusantara lewat industri transportasi laut.

Humble dan Tenang

Saat Pak BHS masuk ruangan, tidak banyak aura 'kaisar' mendominasi sebagaimana aura yang seringkali melingkupi figur-figur seperti BHS ini. Sebaliknya, yang menonjol dalam dirinya adalah kesederhanaan dan senyum hangat yang menyambut setiap kata.

Pak BHS dengan langkah ringan, mendekati meja saya. "Maaf Mas telah menunggu. Maaf sekali," ucapnya seraya menjelaskan banyaknya kegiatan yang ia datangi. 

Momen itu menjadi awal dari perbincangan dua jam yang mengubah pandangan saya tentang kepemimpinan dan kesederhanaan. Terutama dari sosok seorang BHS. 

Tak salah jika filosof Yunani, Socrates pernah berkata, "Aku bukanlah orang yang bijak, aku hanyalah seseorang yang mencintai kebijaksanaan."

Kata-kata Socrates ini mencerminkan sosok Pak BHS itu. Meski berada di puncak karier, ia tetap rendah hati. 

Setiap kata-katanya bukan menggurui. Melainkan percakapan antar teman. 

Di matanya, setiap orang berharga. Setiap pendapat penting untuk didengar. 

Ini adalah sikap yang jarang ditemukan pada para pemimpin industri besar. Pemimpin Partai Besar Gerindra, dan sederet prestasi lainnya. 

Ketika berbicara banyak hal, Pak BHS melakukannya dengan penuh semangat, namun tanpa kesombongan. 

Ia menjelaskan tentang banyak hal  seakan mengajak saya memahami dunia yang ia geluti. Tidak ada jarak atau kesan bahwa ia berada di tingkatan yang lebih tinggi. 

Ini tentu menunjukkan sebuah kearifan. Kebijaksanaan seorang pemimpin. 

Sosok BHS mengingatkan pada kata-kata filosof Jean-Jacques Rousseau, "Kesederhanaan adalah hasil akhir dari segala seni." 

Bertemu dengannya, kami hanya sedikit melihat kemegahan seorang eksekutif. Tapi yang menonjol adalah kehangatan dan kerendahan hati seorang sahabat

Benar yang dikatakan filosof, Friedrich Nietzsche: "Kearifan bukanlah hasil dari pendidikan, melainkan dari kemampuan untuk memahami dan merasakan kehidupan dalam berbagai bentuknya."

Kesederhanaan Pak BHS juga tercermin dari pilihannya makan siang di restoran itu. Tidak ada makanan mewah atau perlakuan khusus. Hanya makanan sederhana yang dinikmatinya dengan penuh kegembiraan. 

Pertemuan itu, meskipun singkat, namun meninggalkan kesan mendalam. Pak BHS adalah sosok yang mengingatkan kita bahwa kesuksesan tidak harus mengubah siapa kita. Ia menunjukkan bahwa kerendahan hati dan kehangatan bisa menjadi bagian dari kepemimpinan yang efektif. 

Melalui sikap dan kata-katanya, ia mengajarkan bahwa kebesaran sejati terletak pada kemampuan untuk tetap bersahaja di tengah pujian dan keberhasilan.

Saya meninggalkan restoran itu dengan perasaan terinspirasi. Dalam diri Pak BHS, saya melihat bukti nyata bahwa kepemimpinan yang baik tidak hanya tentang mengarahkan, tetapi juga tentang mendengarkan, memahami, dan terutama, tentang menjadi manusia yang baik. Sebuah pelajaran yang, di zaman ini, terasa semakin berharga.

Sugeng Ambal Warso Pak BHS

Hari ini, BHS berusia 61 tahun. Ia lahir 17 Januari 1963. 

Saat merayakan ulang tahunnya yang ke-61, penting untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai yang ada dalam diri Pak BHS relevan dalam konteks dunia kita saat ini. Di era di mana individualisme sering diutamakan, Pak BHS mengingatkan kita akan pentingnya komunitas, kerjasama, dan memandang orang lain sebagai mitra, bukan kompetitor. 

Mengakhiri refleksi ini, kata-kata filosof Albert Camus ini bisa jadi renungan bersama. "Di tengah musim dingin, saya akhirnya menemukan bahwa ada di dalam diri saya musim panas yang tak terkalahkan." 

Bambang Haryo Soekartono, melalui sikap dan tindakannya, telah menunjukkan musim panas yang tak terkalahkan dalam dirinya. Sebuah kombinasi kehangatan, kerendahan hati, dan kekuatan yang tidak hanya membangun bisnis yang sukses, tetapi juga membangun kehidupan yang berarti. 

Di ulang tahunnya yang ke-61, kita semua diingatkan bahwa kebesaran sesungguhnya terletak pada kemampuan untuk tetap bersahaja dan autentik. Tidak peduli seberapa tinggi kita mencapai kesuksesan.

Sugeng ambal warso ke-62 Pak BHS. Kami sahabat-sahabat Panjenengan berdoa semoga bapak senantiasa mendapat berkah usia, berkah rejeki, berkah jabatan, dan berkah kesehatan kebahagiaan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Rudy Mulya
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES