Politik

Kenapa Gus Muhaimin Dijuluki Panglima Santri? Ini Sejarahnya

Senin, 10 Oktober 2022 - 19:49 | 96.46k
Ketum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar saat menjadi pembicara di Pengajian umum di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (9/10/2022). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Ketum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar saat menjadi pembicara di Pengajian umum di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (9/10/2022). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (Ketum DPP PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin sering dijuluki sebagai Panglima Santri.

Lantas apa makna Panglima Santri dan siapa yang menjulukinya sebagai Panglima Santri. Akhirnya pria yang akrab disapa Gus Muhaimin itu mengungkapkan sejarah dirinya hingga dijuluki sebagai Panglima Santri dalam forum pengajian umum yang digelar di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (9/10/2022) malam.

Menurutnya, julukan dirinya sebagai Panglima Santri sudah ada sejak 2015 silam. Namun, jauh sebelum adanya julukan itu ada sejarah panjang yaitu jauh sebelum reformasi.

"Pak Suharto dan orde baru tidak pernah mencatat atau menghitung peran masyaich (KH. Hasyim Asy'ari) dan para pendiri NU dalam memerdekaan bangsa Indonesia," ungkap Gus Muhaimin dihadapan ribuan jemaah malam itu.

Gus Muhaimin menerangkan pada waktu itu tidak pernah tertulis baik peran-peran yang dilakukan oleh para ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan resolusi jihad yang dicanangkan Hadratussyech KH Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945 yang hari ini diperingati sebagai Hari Santri Nasional itu hampir dilupakan.

"Bahkan tidak diakui oleh Pemerintah. Maka pada tahun 1990an kita lakukan kajian, penelitian dan pencari fakta historis," terangnya.

Dari hasil itu lah ditemukannya bukti-bukti bahwa Hadratussyech KH Hasyim Asy'ari, KH Bisri Syansuri, KH Wahab Chasbullah dan tokoh agama lainnya mereka telah merintis konsep negara, mengangkat senjata dan mengusir para penjajah dibumi NKRI.

"Sehingga muncul namanya Resulusi Jihad. Hingga kini telah diakui pemerintah sebagai Hari Santri Nasional. Sejak Gus Dur menjadi presiden, saya turut andil dalam mengawal itu," jelasnya.

"Alhamdulillah, setelah Jokowi resmi menjabat sebagai Presiden menepati janji kampanyenya menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional," tambahnya.

Kemudian, kini peran santri sangat sentral dalam pembangunan dan penataan bangsa Indonesia. Setelah itu muncul undang-undang pesantren.

"Saya juga mengawal langsung, mengesahkan langsung dan kemudian langsung menjadi keputusan negara," tuturnya.

Setelah itu muncul juga keputusan presiden tentang hak-hak pesantren dengan dana abadi. "Dari situ semua, para ulama dan santri terutama di pasuruan waktu itu berkumpul memanggil saya sebagai panglima santri," paparnya.

Artinya saat ini peran santri tidak bisa dianggap remeh. Pihaknya berharap negara dan pemerintah harus memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi santri untuk maju dan berkembang menjadi kekuatan bangsa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES