Peristiwa Daerah

Cegah Radikalisme, Bakesbangpol Magetan Gelar Talkshow Bersama Pelajar

Jumat, 25 November 2022 - 13:45 | 40.14k
Kabag Ops Polres Magetan, Kompol Arie Taufan saat menjadi narasumber. (Foto: Aditya Candra/TIMES Indonesia)
Kabag Ops Polres Magetan, Kompol Arie Taufan saat menjadi narasumber. (Foto: Aditya Candra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAGETAN – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Magetan (Bakesbangpol Magetan) menyelenggarakan talkshow bertajuk 'Merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Mencegah Intoleransi dan Radikalisme bagi Pelajar dalam Rangka Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Magetan Tahun 2022'.

Kegiatan tersebut diadakan di Gedung Pertemuan Panti Asuhan Muhammadiyah Jalan Salak Magetan. Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (25/11/2022). 

Bupati Magetan, Suprawoto yang disampaikan melalui Kepala Bakesbangpol Magetan, Chanif Tri Wahyudi mengatakan, kemajuan teknologi dan kemudahan distribusi informasi merupakan potensi besar bagi seluruh bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.

Namun beberapa pihak tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi ini guna menyebarkan radikalisme dan intoleransi. Penyebaran konten berita hoax, ujaran kebencian serta anti Pancasila begitu banyak disebarkan oleh media sosial.

"Itu menyebabkan masyarakat terus terpapar konten - konten radikalisme yang mengakibatkan konflik di beberapa daerah yang menyebabkan disintegrasi bangsa dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya. 

Yang berkontribusi menumbuhkan sifat intoleransi dan radikalisme, lanjut Chanif, biasanya rendahnya pengetahuan beragama, tidak terbuka tentang pengetahuan, mengedepankan norma agama tanpa melibatkan norma sosial dan banyaknya isu kebencian di media sosial. 

Bakesbangpol-Magetan-2.jpgPelajar SMK dan SMA di Magetab dengan seksama mengikuti penjelasan narasumber. (Foto: Aditya Candra/TIMES Indonesia)

"Untuk radikalisme, biasanya paham yang dibuat oleh seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis, dengan menggunakan cara kekerasan," tuturnya. 

Dari pantauan TIMES Indonesia dilokasi, para siswa - siswi serta pengajar dari SMA dan SMK di Magetan terlihat memperhatikan dan cukup antusias pada saat sesi pemberian materi serta tanya jawab terhadap narasumber - narasumber yang hadir. 

Sementara itu, Kabag Ops Polres Magetan, Kompol Arie Taufan yang menjadi salah satu narasumber menambahkan, pengetahuan yang salah terkait intoleransi dan radikalisme bisa berakibat fatal yang berujung sebuah individu bisa terjerumus kedalamnya. 

"Tadi saya memancing siswa siswi yang hadir, sejauh mana pengetahuan mereka tentang intoleransi dan radikalisme. Apabila pengetahuan nya salah itu harus diluruskan, karena yang salah itu akan mempermudah masuknya paham dari radikalisme dan terorisme," terangnya pada TIMES Indonesia. 

Kompol Arie juga mengimbau kepada para guru dan orang tua murid agar memperhatikan dan memetakan anak didiknya yang suka berkelompok ataupun menyendiri. Juga, membatasi dan mengawasi konsumsi internet dalam penggunaan media sosial.

"Gunanya memetakan bertujuan agar tidak memunculkan hal yang eksklusif, karena itu bisa memunculkan paham intoleransi dan radikalisme yang berujung terorisme. Selain itu membatasi konsumsi internet itu penting karena banyak di media sosial konten-konten yang hoax dan menyesatkan dengan sumber yang tidak jelas," imbuhnya dalam acara Bakesbangpol Magetan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES