Peristiwa Daerah

Ada 129 Pasien Korban Gempa Cianjur Dirawat di 9 Rumah Sakit Kota Bandung

Kamis, 24 November 2022 - 12:42 | 30.10k
Petugas kesehatan tengah melakukan pendataan pasien korban gempa Cianjur di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. (Foto: RSHS Bandung)
Petugas kesehatan tengah melakukan pendataan pasien korban gempa Cianjur di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. (Foto: RSHS Bandung)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat sebanyak 129 pasien korban gempa Cianjur yang dirawat di sembilan Rumah Sakit Wilayah Kota Bandung per tanggal 23 November 2022.

Kesembilan rumah sakit itu yakni, RS Hasan Sadikin, RSUD Bandung Kiawari, RSUD Kota Bandung, RS Santosa Kopo, RS Sartika Asih, RS Muhamadiyah, RS ST Borromeus, RS Advent, dan RS Santosa Central.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian menyebut, Kota Bandung siap berkontribusi menyiapkan rumah sakit bagi korban gempa Kabupaten Cianjur.

korban-gempa-Cianjur-b.jpgKepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian saat diwawancara sejumlah wartawan di Bandung. (Foto: Humas Bandung)

"Per Rabu 23 November 2022 malam, tidak kurang 129 warga Kabupaten Cianjur menjalani perawatan pada rumah sakit-rumah sakit di Kota Bandung," ucap Anhar.

Ia mangatakan, kebanyakan warga Kabupaten Cianjur terdampak gempa yang menjalani perawatan di Kota Bandung mengalami luka berat juga patah tulang.

"Kami telah berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit di Kota Bandung untuk berkontribusi menyiapkan rumah sakit rujukan bagi korban gempa," kata Anhar di Bandung, Kamis (24/11/2022).

Ia juga mengaku terus berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit agar jangan ada penolakan pasien korban gempa. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menginstruksikan seluruh rumah sakit menjadi fasilitas pelayanan kesehatan rujukan bagi warga Kabupaten Cianjur terkena dampak gempa.

Anhar memastikan, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengatur agar tidak terjadi penumpukan di salah satu rumah sakit saja.

"Kami instruksikan rumah sakit jangan ada penolakan. Khawatir adanya penumpukan (pasien di salah satu rumah sakit saja), alhamdulillah sudah ada pengaturan dari Kemenkes sehingga diharapkan tidak ada penumpukan," ujarnya.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Bandung telah bergerak sejak Senin, 21 November 2022 malam. Sejauh ini Dinkes Kota Bandung telah mengirimkan ambulan, obat-obatan, tenaga kesehatan, dokter, mobil ICU hingga mobil jenazah ke lokasi.

Lebih lanjut, Dinas Kesesehatan bersama organisasi profesi serta jajaran kesehatan lainnya di Kota Bandung telah mengirimkan 20 unit ambulan, 5 dokter spesialis, 17 dokter umum, 42 perawat, 1 tenaga farmasi, 7 orang logistik dan 26 orang pengemudi.

"Jumlah tersebut terus bertambah. Kami mengumumkan agar semua rumah sakit mengirimkan personil dan ambulan," ujarnya.

Anhar menyebut saat ini pihaknya masih menyesuaikan keperluan obat-obatan yang dibutuhkan korban.

korban-gempa-Cianjur-c.jpgSeorang pasien korban gempa Kabupaten Cianjur tengah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. (Foto: RSHS Bandung)

"Dukungan obat-obatan dan nakes untuk pertolongan pertama masih sangat dibutuhkan. Kedepan kebutuhan pasti berubah untuk para korban gempa Cianjur. Kita sesuaikan obat-obatannya seperti obat diare, batuk, gatal karena pasti disana sanitasi nya tidak memadai," jelasnya.

Sementara terkait bencana alam lanjutan, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, memasuki puncak musim penghujan, BMKG mengimbau pemerintah daerah setempat dan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan bencana alam seperti longsor dan banjir bandang yang membawa material-material reruntuhan lereng akibat gempa.

"Saat ini curah hujan sedang meningkat menuju puncaknya di bulan Desember hingga Januari nanti, jadi harus diwaspadai kemungkinan terjadinya bencana ikutan usai gempa kemarin. Hal ini pernah terjadi saat gempa Palu dan Pasaman Barat," ujar Dwikorita.

Ia juga mengimbau saat proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan semestinya menggunakan struktur bangunan tahan gempa.

Menurutnya, banyaknya korban meninggal dan signifikannya kerusakan yang terjadi pada saat gempa Cianjur bermagnitudo 5,6. Selain akibat gempa tektonik dangkal di Kabupaten Cianjur juga akibat struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES