Peristiwa Daerah

Awas Jeratan Judi Online! Deposit Murah dan Bisa Bayar Pakai Aplikasi

Senin, 21 September 2020 - 07:45 | 2.06m
Ilustrasi judi online: (Celebes.news)
Ilustrasi judi online: (Celebes.news)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kondisi masa sulit di tengah pandemi membuat banyak orang mudah tergiur dengan pendapatan instan. Salah satu fenomena meresahkan adalah judi online yang kian marak menyasar masyarakat kelas bawah hingga pedesaan.

Bahkan situs judi online bersliweran melalui iklan di sebuah aplikasi. Salah satu mantan gambler, Bima, menceritakan pengalamannya. Deposit minim menjadi salah satu godaan untuk mencoba peruntungan aktifitas haram tersebut.

"Awal mula saya mengetahui berbagai situs judi online melalui sponsor di sebuah aplikasi dengan iming-iming deposit kecil," ungkapnya, Minggu (20/9/2020).

Memang, modal awal yang dipertaruhkan mulai dari Rp 10.000- Rp 25.000. Pada akhirnya ia penasaran dan tergiur masuk link website untuk mendaftar ke situs tersebut.

Bahkan, lanjut Bima, kini bandar judi online sudah membuka transaksi deposit menggunakan payment (pembayaran) non tunai. Berbeda dibandingkan dahulu. Calon gambler harus memiliki nomor rekening untuk mendaftar di situs judi online. Bahkan dalam jangka satu hingga dua minggu sekali, nomor rekening admin deposit selalu berganti-ganti.

"Jadi lebih simpel karena tidak menggunakan ATM lagi seperti zaman dulu," tandasnya.

Bandar judi online ada yang hanya menyediakan satu macam permainan saja. Namun juga ada yang menawarkan beberapa permainan. Mulai togel, capsa, dadu, kiu kiu, judi bola, balap kuda, cap jiki dan masih banyak jenis judi-judi lainnya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, Bima menambahkan, dengan maraknya situs judi online saat ini, banyak selebgram jadi sasaran endorse situs tersebut. Namun lambat laun Bima enggan larut dalam usaha semu. Ia memilih berpikir rasional.

"Setelah saya pikir-pikir, nggak ada untungnya dan merugikan karena kita mainnya lawan sistem. Jadi dengan sesuka hati dia (bandar) bisa lakukan apa saja kalau sedang kepepet," ungkapnya seraya tertawa.

Bisa jadi saja, ketika betting (taruhan) tembus besar, bettingan ketika beli dihapus oleh bandar. Hal ini sering terjadi pada situ judi online togel abal-abal.

"Ketika player tembus besar, bet yang sudah kita beli tiba-tiba hilang dari riwayat pembelian sebelumnya. Emang benar lagunya Bang Haji Rhoma Irama yang judulnya Judi," tandas Bima.

Judi memang selalu menyesatkan. Misal, kebanyakan player rata-rata hanya diberi satu kali kemenangan besar saja.

"Setelah itu kita setor terus, ya biasalah untuk pancingan aja supaya kita kecanduan untuk main di situs mereka," imbuhnya.

"Jadi kalau dipikir-pikir lebih banyak depositnya ketimbang win-nya," tambah Bima.

Faktor ekonomi menjadi alasan ia nekad gambling di situs judi online. Terlebih pada saat pandemi seperti ini. Ia memperkirakan banyak masyarakat terjun untuk coba-coba.

"Kerjaan gak onok, butuh duwek instan. Sebelum ada Corona hampir rata-rata mayoritas orang Indonesia wis dolanan judi," ujarnya.

Bukan tanpa alasan ia melontarkan komentar tersebut. Bandar pemilik modal, menurutnya besar kemungkinan telah paham peta market judi Tanah Air.

"Ya dia punya pemikiran mempermudah aja bikin situs online karena bisa dipakai pribadi tanpa harus tahu orang, lain karena sekarang kan togel termasuk pasal perjudian beda dengan dulu waktu zamannya Pak Harto masih ada SDSB," tukasnya.

Jika ditelusuri, situs judi online saat ini rata-rata menggunakan admin Indonesia. Sedangkan admin resmi luar negeri seperti togel hanya beroperasi dia kali dalam seminggu. Misal tiap Selasa dan Kamis. Namun yang perlu diingat, saat ini segala jenis perjudian masuk dalam kategori melanggar hukum.

Namun sayangnya, hingga kini judi online luar negeri masih bisa diakses melalui provider internasional. Contohnya, lanjut Bima, pada situs resmi Singaporepools yang membuka pada hari tertentu saja. Termasuk judi Hongkong. "Selain hari itu, ikut bandar Indonesia semua," ujarnya.

Fenomena judi online ini juga menjadi perhatian Gubernur Jatim Khofifah. Gubernur perempuan pertama di Jatim ini khawatir bantuan sosial dari pemerintah terkait covid-19 disalahgunakan untuk judi online. Karena itu pihaknya meminta semua lini untuk melakukan pendampingan. “Mereka diiming-imingi janji kali seribu. Kalau pasang Rp 10 ribu dikalikan seribu sudah Rp 10 juta. Saya mohon ini catatan kita semua,” ujar Khofifah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES