Pendidikan UIN Malang

Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang Tunjukkan Keberagaman Indonesia kepada Mahasiswa Asing Program I-YES

Rabu, 16 November 2022 - 10:38 | 20.25k
Classroom session oleh Dr. Penny Respati Yurisa, M.Pd kepada 12 mahasiswa mengenai �Indonesia Insight� (Foto: Ayu/TIMES Indonesia)
Classroom session oleh Dr. Penny Respati Yurisa, M.Pd kepada 12 mahasiswa mengenai �Indonesia Insight� (Foto: Ayu/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGProgram International Youth Enhancing Study (I-YES) belum usai, 12 mahasiswa asing dari 12 negara yang berbeda dikenalkan dengan keberagaman Indonesia. Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang atau UIN Maliki Malang mengadakan classroom session kepada partisipan I-YES di meeting room lantai dua Fakultas Humaniora pada Selasa, 15 November 2022. Dengan nama “Indonesia Insight” partisipan begitu antusias berdiskusi dan saling melempar canda membuat suasana semakin hangat.

Classroom session kali ini diisi oleh Dr. Penny Respati Yurisa, M.Pd selaku dosen Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang. Dr. Penny membawakan materi berupa pengenalan wilayah, suku, makanan, pakaian adat, dan bahasa yang ada di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa wilayah Indonesia begitu luas hingga perlu 12 jam dengan pesawat untuk menempuh Indonesia dari ujung ke ujung yaitu dari Sabang sampai Merauke.

Selain itu, mereka juga takjub dengan begitu banyaknya suku yang ada di Indonesia yaitu 478 suku. Suku tersebut diantaranya adalah Suku Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, Bugis, Toraja, Sasak, Bali, Madura, Asmat, dan masih banyak lagi. Uniknya, salah satu mahasiswa yang berasal dari Sudan menyampaikan bahwa bangunan, lifestyle, dan body Suku Papua mirip dengan Afrika Selatan.

Bermacam-macamnya suku yang ada di Indonesia, tidak cukup waktu untuk membahas secara keseluruhan. Begitu juga dengan makanan tradisional Indonesia. Ada tumpeng, gudeg, ketupat dan tentunya lebih banyak lagi. Rata-rata dari mahasiswa partisipan I-YES sudah mengetahui makanan tradisional yang disebutkan. Bahkan mereka tahu apa kegunaan dari makanan tradisional tersebut, misalnya saja tumpeng yang digunakan untuk acara ceremonial. Tumpeng yang berbentuk segitiga seperti gunung melambangkan kekuatan atau power.

Humaniora-UIN-Maliki-Malang-2.jpgPartisipan I-YES Ketika sharing session di meetingh room lantai 2 Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang. (foto: Ayu/TIMES Indonesia)

Ketika ditunjukkan gambar gudeg dari Yogyakarta, mereka tidak asing bahkan pernah mencobanya. Dosen Fakultas Humaniora menjelaskan bahwa gudeg ini rasanya manis karena dimasak dengan buah Nangka. Yang membuat mereka lebih tertarik adalah telur yang disajikan dalam gudeg karena warnanya yang coklat berbeda dengan telur pada umumnya.

“Indonesia punya banyak suku, banyak bahasa, dan juga pakaian berbeda dan punya beberapa agama dan semuanya hidup bersama, ini yang menarik” ungkap Aisya dari Mesir yang antusias menjawab dengan bahasa Indonesia. Aisya menambahkan bahwa yang paling menarik dari Indonesia adalah gaya orang Indonesia yang santai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES