Pendidikan

Yuk, Simak Cerita di Balik Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria Banyuwangi

Rabu, 09 November 2022 - 19:07 | 147.82k
Tugu di Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria Banyuwangi. (Foto : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Tugu di Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria Banyuwangi. (Foto : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Menyongsong Hari Pahlawan yang tiap tahun di peringati pada 10 November, mari kita bersama kenang jasa mereka yang gugur dengan cara mengenal sejarah Taman Makam Pahlawan atau TMP Wisma Raga Satria, yang jadi peristirahatan terakhir bagi para pejuang bela negara di Banyuwangi.

Salehudin, Pegawai Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana atau Dinsos PPKB yang ditugaskan sebagai penjaga TMP Wisma Raga Satria Banyuwangi, menceritakan, pahlawan yang berasal dari Pejuang Rakyat (PJR) yang gugur pada masa Agresi Militer Belanda pada tahun 1947 lah yang pertama kali dimakamkan disana.

"Menurut cerita veteran, beberapa PJR yang gugur pada kala itu dimakamkan disini," urainya, Rabu, (9/11/2022).

Namun, tidak seketika pemakaman tersebut menjadi TMP. Kala itu, makam dari PJR tersebar diberbagai lokasi di seluruh Banyuwangi. Barulah, ketika memasuki masa pemerintahan Bupati Joko Supaat Slamet, yakni pada periode 1966 sampai 1978, ia memerintahkan untuk memindahkan jenazah pahlawan yang tersebar seantero Bumi Blambangan untuk dikumpulkan di TMP Wisma Raga Satria.

Tak hanya berhenti disitu, pembangunan kembali dilanjutkan pada masa kepemimpinan Bupati Kolonel Polisi (Purn) H. Turyono Purnomo Sidik. Saat itu lah dibangun tugu di makam pahlawan sebagai penghormatan bagi mereka yang telah gugur dalam berjuang. Ya, tugu itu sudah tak asing lagi di kalangan warga Banyuwangi.

Makam-Pahlawan-Wisma-Raga-Satria-Banyuwangi-a.jpg

1143 Makam Pahlawan di TMP Wisma Raga Satria Banyuwangi. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

Ikon satu tangan memegang bambu runcing. Dimana, bambu merupakan senjata utama rakyat Indonesia kala itu. Bangunan menjulang tinggi tersebut tentu akan langsung menyedot perhatian siapa saja yang melewati kawasan TMP Wisma Raga Satria.

Pada saat Pemerintahan Banyuwangi dikomandoi Bupati Abdullah Azwar Anas, TMP Wisma Raga Satria, melalui banyak perubahan. Bagian depan TMP diubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH) dengan diberi nama Taman Sayu Wiwit.  Sekaligus dibangun juga dua papan nama, sebagai informasi catatan seluruh pahlawan yang dikebumikan disana. Juga dibangun pula Gedung Pahlawan yang di fungsi kan sebagai aula.

Menurut data, kini pada taman makam pahlawan yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi, terdapat 1143 makam peristirahatan bagi pahlawan yang memiliki jasa besar untuk Bumi Blambangan.

Namun, Salehhudin menambahkan, ada beberapa makam yang berisi lebih dari satu pahlawan.

“Beberapa makam berisi lebih dari satu jenazah, jadi keseluruhan pahlawan lebih dari pada makamnya sendiri," ucapnya.

Ada sebanyak 609 pahlawan dari TNI dan Polri, 498 Pahlawan Pejuang Rakyat, 34 Pahlawan yang tidak dikenal, dan 2 Pahlawan Pegawai Negeri Sipil atau PNS yang memenuhi komplek wisma tersebut.

Saat ini Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria dijaga dan dirawat oleh empat orang dari Dinsos PPKB yaitu Salehudin, Kusairi, Denny Sugianto dan Andika Nur Rahman. Mereka secara bersama berkomitmen untuk membuat TMP tersebut selalu terlihat elok, bersih, dan indah.

Pada beberapa momen tertentu, TMP yang berada tepat di depan Kantor Bupati tersebut ramai dikunjungi. Seperti agenda pada tanggal 2 Januari peringati Hari Veteran Nasional, 20 Mei peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 30 Juni peringatan Hari Bhayangkara, 22 Juli preingatan Hari Kejaksaan Negeri, 17 Agustus peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, 5 Oktober peringatan Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, 10 November peringatan Hari Pahlawan Nasional,  29 November peringatan Hari Korps Pegawai Republik Indonesia atau KORPRI dan 29 Desember Hari Juang Kartika dan Hari Ulang Tahun (HUT) Komando Daerah Militer atau Kodam V Brawijaya.

Sudah jadi kewajiban bagi kita sebagai masyarakat untuk ikut menjaga dan merawat tempat peristirahatan terakhir pejuang tersebut. Hal itu merupakan wujud penghormatan pada jasa mereka yang telah rela bertumpah darah untuk membela tanah air.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES