Pemerintahan

Ketua DPR RI: Euforia Kerumuman Massa Pasca-Covid Harus Jadi Perhatian

Senin, 31 Oktober 2022 - 23:40 | 15.81k
Ketua DPR RI Puan Maharani jajal mobil listrik (FOTO: DPR.go.id)
Ketua DPR RI Puan Maharani jajal mobil listrik (FOTO: DPR.go.id)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan bela sungkawa atas tragedi dalam perayaan Halloween Itaewon di Korea Selatan yang memakan banyak korban. Ia mengingatkan kepada seluruh pihak lebih memperhatikan kerumunan massa pada kegiatan-kegiatan yang mulai ramai usai kondisi pandemi Covid-19 membaik.

“Atas nama DPR RI, saya menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Itaewon, khususnya kepada seluruh warga Korea Selatan,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/10/2022).

Terdapat 154 korban meninggal dunia dan 76 orang terluka dalam pesta perayaan Halloween yang berujung malapetaka di Itaewon pada 29 Oktober lalu. Terjadi saling dorong antara pengunjung di salah satu gang di Itaewon yang menyebabkan banyak orang sesak napas hingga henti jantung.

Dua orang WNI diketahui ikut menjadi korban luka dalam peristiwa tersebut. Puan meminta KBRI Seoul terus memantau perkembangan tragedi perayaan Halloween Itaewon selama beberapa waktu ke depan.

“KBRI di Seoul dapat membuka posko pengaduan untuk WNI yang kehilangan teman maupun kerabatnya,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

“Kita berharap agar korban tragedi Halloween Itaewon tidak kembali bertambah, termasuk dari warga Indonesia,” imbuh Puan.

Akibat tragedi di Itaewon, sejumlah acara di Korea Selatan pun dibatalkan. Puan meminta penyelenggara acara atau kegiatan yang melibatkan banyak orang di Indonesia belajar dari peristiwa di Itaewon, apalagi beberapa waktu lalu ada konser musik yang dihentikan akibat tidak kondusif.

“Panitia penyelenggara acara hiburan harus tertib dan sesuai aturan. Penjualan tiket tidak boleh melebihi kapasitas tempat acara,” jelasnya.

Puan juga mengingatkan penyelenggara acara agar menyediakan fasilitas pendukung, khususnya terkait P3K. Selain itu penyelenggara acara pun perlu mengantisipasi terjadinya peristiwa yang dapat menyebabkan korban.

“Pengamanan ketat di setiap acara yang ada kerumunan massa mutlak dilakukan dengan terus memperhatikan dinamika lapangan,” sebut Puan.

Mantan Menko PMK ini menegaskan, tidak ada yang boleh abai terhadap protokol keamanan dan keselamatan di setiap acara. Terutama, kata Puan, pada acara-acara hiburan yang menempatkan banyak orang di satu lokasi.

“Saya memahami masyarakat ingin menikmati hiburan usai pembatasan selama lebih dari 2 tahun, apalagi saat ini kondisi pandemi Covid-19 sudah berangsur membaik,” tutur cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut.

“Tapi Euforia kerumuman massa pasca-Covid harus jadi perhatian. Kita tidak ingin ada nyawa melayang atau korban apapun sehingga kewaspadaan dari masyarakat sendiri juga menjadi kunci,” sambung Puan.

Lebih lanjut, Puan meminta Pemerintah melakukan langkah-langkah antisipasi jelang pergantian tahun. Selain pengawasan ketat, ketegasan dari Pemerintah dan aparat keamanan sangat diperlukan.

“Pada perayaan pergantian tahun sebentar lagi pasti akan banyak konser maupun kegiatan hiburan. Pemerintah pusat dan daerah serta semua stakeholder terkait betul-betul harus siaga. Jangan sampai tragedi Itaewon terulang,” tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES