Forum Mahasiswa

IMABA Sudah Saatnya Menjadi Rule Model Organisasi Nasional

Selasa, 19 Juli 2022 - 17:00 | 46.57k
Muhdar, Mahasiswa Ilmu Politik UMJ, Ketua Umum DPW Imaba Jabodetabek.
Muhdar, Mahasiswa Ilmu Politik UMJ, Ketua Umum DPW Imaba Jabodetabek.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA)  yang sudah berumur 17 tahun, kini sudah saatnya menunjukkan taring yang dimiliki. IMABA sekarang bukan hanya lingkup nasional, melainkan sudah berada dibeberapa negara, misalnya IMABA Malaysia, IMABA Mesir, IMABA Turki, dan akan banyak nantinya di negara-negara lainnya akan mendeklarasikan. 

Semua organisasi selalu membicarakan soal chemistry dalam organ tubuh organisasi  karena ini sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan dari suksesnya kinerja dalam kepengurusan. Saling memberi pengertian saling memberi pemahaman yang menampung satu arah ataupun satu frekuensi. Kedekatan emosional ini yang akan melahirkan sebuah terobosan baru, sehingga semua program yang sudah dicanangkan tidak hanya sebagai formalitas saja, melainkan semuanya berjalan dengan sempurna. 

Yang paling penting saat ini IMABA memperbaiki pola kaderisasi, kaderisasi ini yang memunculkan rasa tanggung jawab bersama, rasa kepemilikan terhadap IMABA. Kalau dalam kaderisasi ini masih belum stabil ataupun maksimal maka, kader-kader yang melanjutkan estafet kepemimpinan selanjutnya masih saja melakukan hal-hal yang serupa seperti sebelum-sebelumnya. Hal yang demikian menjadi hambatan besar terhadap kemajuan, maju mundurnya organisasi salah satu faktornya adalah kaderisasi. 

Pola kaderisasi harus dirombak ulang, jangan sampai hal-hal baru yang didapat dari luar hanya dimanfaatkan diluar lagi, harus ada output terhadap IMABA sebagai batu loncatan dari pada pembaharuan. Memang sangat sulit, tapi ini tahapan awal yang harus kita hadapi bersama. Jika tahap pengkaderan ini kita hanya mempraktekkan dari sebelum-sebelumnya  maka, tidak ada hal baru untuk IMABA.

Penulis sudah menganalisa terhadap kader-kader yang masih aktif di IMABA, kader-kader yang ada berlatar belakang dari banyak bendera organisasi-organisasi terkemuka di Indonesia, ada HMI, PMII, IMM dan lain sebagainya. Tapi, yang sangat disayangkan mengapa IMABA sampai hari ini masih stagnan? Hanya begitu-begitu saja. Padahal ketika dibenturkan oleh pemikiran yang tertampung dalam diri kader. Kalau bahasa familiar sekarang "terbentur terbentur terbentuk" bisa jadi mecover dari tujuan organisasi-organisasi tersebut tanpa menghilangkan trikhidmat IMABA (religius, akademis dan transpormatif). 

Kita harus menyaring relevansi-relevansi yang sudah di dapat dari luar baik itu soal administrasi, sistem, bentuk organisasi dan  yang terpenting adalah grand desain DPP IMABA itu seperti apa. Yang menjadi ujung tombak dari pada kedinamisan adalah DPP , yang menjadi puncak naungan dari elemen-elemen di bawahnya maka, mau tidak mau harus melakukan perubahan secara merata. Sehingga arah DPW dan DPDnya juga mempunyai pandangan untuk menyatukan sebuah misi dan misi dalam mencapai tujuan tertentu minimal satu periode untuk jangka pendek dan jangka panjangnya. Itu saat ini yang harus dipikirkan secara matang, ditekankan kembali IMABA sudah dewasa dalam umur 17 tahun ini.

Memang, sejatinya struktural DPP itu ibaratnya sebagai kapal besar yang mana elemen-elemen pentingnya adalah DPW dan DPD sebagai sekuci-sekuci penggerak dibawahnya, ibaratnya mesin dan alat-alat penggerak lainnya dari kapal besar itu. Tapi, kapal yang besar ada nahkoda yang memegang kendali. Sebagus apapun mesin dalam kapal ketika dinahkodai orang yang tidak bisa mengendarai, maka tunggu waktu kehancurannya (bisa karam, nabrak atau dihantam badai yang besar).

Selanjutnya ketika sudah mempunyai grand desain yang bagus, PR selanjutnya bagaimana mungkin komunikasi tetap berjalan terhadap DPW-DPW-nya. Jangan menunggu pertemuan yang formal untuk menanyakan program-program apa saja yang sudah berjalan dan yang tidak, lalu kalau misal ada yang tidak berjalan tanyakan kendalanya dan DPWpun juga bertindak demikian terhadap DPDnya. Begitulah alur yang seharusnya.. 

Ketika kaderisasi sudah bagus, komunikasi sudah baik. Nah, disinilah letak IMABA menuju ke step selanjutnya. Apapun yang mau dikembangkan pasti akan menemukan jalan keluar atas kerja yang bersifat kolektif kolegia. 

***

*) Oleh: Muhdar, Mahasiswa Ilmu Politik UMJ, Ketua Umum DPW Imaba Jabodetabek.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES