Forum Guru

Memaksimalkan Ramadan dengan Fastabiqul Khairat

Selasa, 26 Maret 2024 - 21:35 | 178.32k
Bambang Cahyono, S.Pd, M.H., Guru Mulok Keagamaan Islam SDN Manduro 1 Kabuh, Jombang
Bambang Cahyono, S.Pd, M.H., Guru Mulok Keagamaan Islam SDN Manduro 1 Kabuh, Jombang

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Tak terasa sebentar lagi akan segera meninggalkan kita semua yakni Bulan Ramadan. Bulan dimana Allah swt banyak menurunkan rahmat, ampunan, sampai dengan pembebasan dari api neraka bagi ummat yang mengisi dan menjalankan ibadah dengan baik di bulan ini. Tidak hanya ibadah kepada Allah swt, akan tetapi juga setiap kebaikan yang diperbuat, Allah swt menjanjikan pahala yang berlipat.

Banyak rasa yang tercipta, banyak kata yang tidak mampu terungkap, banyak batin yang gelisah karena merasa belum dapat mengisi bulan Ramadan dengan baik. Padahal kesempatan ini hanya datang dalam sebulan diantara dua belas bulan dalam satu tahun kalender.

Kata orang bijak, momentum terbaik itu hanya datang sekali dan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Begitu juga momentum bertemu Ramadan tahun 2024 ini belum tentu menjadi anugerah di masa yang akan datang. Kenapa demikian? karena hanya Allah swt lah yang mengetahui dan menentukan kehidupan bagi setiap makhluknya. Dengan demikian, bertemu dengan Ramadan adalah keberuntungan sekaligus kenikmatan yang luar biasa yang harus disyukuri dengan meningkatkan amal ibadah dan amal yang baik.

Oleh karena itu senyampang masih ada kesempatan dan peluang, memanfaatkan Ramadan sebaik baiknya adalah pilihan yang tidak boleh diabaikan. Bagi yang kuat, ibadahnya perlu ditambah lagi kuantitas dan juga ditingkatkan kualitasnya. Bagi yang punyanya harta kekayaan, bersegaralah distribusikan lagi sebagian untuk kemaslahatan ummat. Bagi yang punyanya hanya tenaga, maka optimalkan untuk membantu sesama. Pendek kata, jangan sampai mengabaikan kesempatan ini, akan tetapi teruslah mencari peluang untuk meningkatkan amal kebaikan.

Fastabiqul khairat. Berlomba lomba lah dalam kebaikan dan jangan justru menambah dengan keburukan, apalagi dalam bulan yang sangat dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al baqarah 195 “Sungguh Allah swt mencintai orang orang yang berbuat baik”. Begitu juga dalam surat Al An’am ayat 160 “Barang siapa berbuat kebaikan, mendapatkan balasan sepuluh kali lipat amalnya”.

Pasalnya hari ini sudah memasuki pertengahan Ramadan ada banyak sekali fadhilah yang berusaha Allah berikan semaksimal mungkin kepada seluruh umat Islam. Seperti yang telah diketahui bahwa saat ini umat Islam telah memasuki hari hari terakhir menjelangnya berakhirnya bulan puasa. Akan tetapi moment tersebut sudah sepatutnya bisa memberikan pertimbangan penting bagaimana seharusnya kualitas ibadah di bulan suci ini dijaga secara konsisten serta bahkan ditingkatkan.

Hal inilah yang berusaha disampaikan oleh guru kita Habibana Habib Syeh Bin Abdul Qadir Assegaf melalui Nasihat jelang akhir Ramadan. Sebagai salah satu tokoh agama serta merupakan bagian penting dari ulama NU maka nasihat dari beliau setidaknya bisa memberikan asumsi serta gambaran penting bagi seluruh umat muslim terkait apa yang tejadi di akhir Ramadan ini.

Beberapa aspek nasihat singkat beliau dibawah ini memiliki sudut pandang berbeda bagaimana kondisi akhir Ramadan serta apa saja tantangan yang seharusnya umat muslim ketahui demi kesempurnaan menjalankan ibadah mulia ini.

Aspek pertama yang perlu untuk diperhatikan adalah bahwa Nasihat jelang akhir Ramadan dari Habib Syeh ini terkait bagaimana Allah menurunkan rahmat semakin besar menjelang akhir Ramadan. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk dibebaskannya umat muslim dari siksa api neraka.

Jika pada awal Ramadan Allah menurunkan rahmat bagi seluruh umat, kemudian pada pertengahan Ramadan Allah membukakan pintu ampunan semaksimal mungkin. Dan pada akhir Ramadan umumnya Allah akan memberikan fadhilah berupa ditutupnya pintu siksa api neraka.

Diketahui, pentingnya untuk menjaga konsistensi ibadah secara maksimal terhitung mulai awal hingga hari terakhir Ramadan. Adanya kebebasan dari siksa api neraka yang telah Allah janjikan ini juga bentuk upaya agar umat muslim tetap konsisten melakukan ibadah di bulan puasa.

Hal ini juga yang telah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad melalui kebiasaan beliau dalam akhir Ramadan yang semakin kokoh serta semangat untuk menjalankan ibadah. Mulai dari menghidupkan kembali malam-malam bulan Ramadan, hingga melakukan beragam Sunnah.

Dikisahkan Nabi Muhammad juga seringkali membangunkan seluruh anggota keluarganya di malam-malam akhir bulan Ramadan untuk mengajak beribadah melalui I’tikaf. Ada juga kisah kebiasaan rasulullah yang seringkali menggunakan wewangian pada saat menjelang waktu isyak sebagai bentuk menyambut datangnya lailatul qadar.

Melalui teladan serta apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw ini juga maka penulis mengajak untuk memaksimalkan ibadah seperti shalat malam, mengaji, tadarus Al-Quran hingga amal baik lainnya untuk menumbuhkan semangat lebih hingga akhir Ramadan nanti. Semoga kita semua bisa meneladani dan dijadikan renungan umat islam untuk mencapai hari kemenangan yakni idul fitri nanti.

***

*) Oleh : Bambang Cahyono, S.Pd, M.H., Guru Mulok Keagamaan Islam SDN Manduro 1 Kabuh, Jombang

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES