Forum Dosen

Sistem Kontrol dalam Dunia Pertanian

Jumat, 19 April 2024 - 13:26 | 20.07k
Fadli Hafizulhaq, Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.
Fadli Hafizulhaq, Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.

TIMESINDONESIA, PADANG – Salah satu “khayalan” insinyur-insinyur pertanian di zaman ini adalah tentang pertanian yang serba otomatis. Jika secara konvensional proses pemanenan dilakukan secara manual, maka di masa yang akan datang dapat dilakukan secara otomatis. Metodenya beragam, bisa dilakukan dengan mesin atau lebih spesifiknya robot. Namun apakah khayalan itu mungkin untuk menjadi kenyataan?

Sebagai sektor yang bisa dikatakan “purba”, industri pertanian telah berusaha untuk menerapkan modernisasi dalam prakteknya. Sudah umum rasanya kita mendengar pertanian dengan benih-benih hasil hibridisasi ataupun kultur jaringan. Lalu soal otomatisasi tadi, beragam metode kontrol atau kendali juga sudah diadopsi. Sepintas hal ini bisa kita katakan sebuah kemajuan.

Menawarkan Berbagai Manfaat

Secara sederhana, sistem kontrol dapat diartikan sebagai suatu sistem yang mengatur atau mengendalikan suatu atau beberapa variabel atau parameter untuk menghasilkan nilai yang diinginkan. Contoh sederhananya adalah lampu jalan otomatis yang hidup di waktu gelap dan mati di saat cahaya matahari sudah mulai tampak.

Dalam dunia pertanian, sistem kontrol dapat diterapkan baik pada proses pra panen maupun pasca panen. Mekanisme pengontrolan dapat diterapkan pada sistem irigasi sehingga penggunaan sumber daya air dapat lebih diefisienkan. Pada irigasi tetes misalnya, sistem irigasi baru akan berjalan ketika tanah sudah kering dan berhenti saat kelembaban tanah yang diinginkan telah tercapai.

Proses penyemprotan pestisida yang umumnya dilakukan secara manual juga dapat di otomatisasi. Makarim, dkk., (2022) dalam publikasi ilmiahnya yang berjudul "Sistem Kontrol Otomatis Penyemprotan Pestisida Pada Lahan Pertanian Padi Menggunakan Mikrokontroler Arduino Berbasis Internet of Things" menyatakan bahwa sistem yang mereka rancang menunjukkan hasil yang memuaskan.

Otomatisasi penyemprotan pestisida seperti uraian tadi tentu akan meminimalisir resiko ancaman kesehatan bagi petani karena proses sudah dilakukan oleh mesin. Di samping itu, pada proses pascapanen, pengeringan hasil panen seperti gabah juga dapat dilakukan dengan alat pengering otomatis. Adanya sensor pada alat akan membuat hasil pengeringan lebih baik karena dapat memantau kadar air gabah sepanjang pengeringan.

Lebih lanjut, metode kontrol yang dipilih dapat berupa kontrol lup terbuka (open loop) ataupun lup tertutup (close loop). Sistem kontrol lup tertutup lebih tepat digunakan jika seseorang menginginkan sistem berjalan secara kontinu dan hasil yang didapatkan maksimal. Adapun metodenya dapat menggunakan sistem fuzzy, kontroler PID, dan bahkan machine learning atau artificial intelligent (AI).

Pekerjaan Rumah yang Tersisa

Dibalik beragam manfaat yang ditawarkan oleh sistem kontrol pada dunia pertanian, ia juga memberikan pekerjaan rumah yang tidak sedikit. Modernisasi pertanian selalu memiliki harga yang harus dibayar, baik berupa materi atau lainnya. Adalah rahasia umum jika penerapan teknologi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Insan-insan cendekia di kampus-kampus tidak jarang mengembangkan sistem irigasi cerdas di lapangan. Saking cerdasnya, sistem tersebut dapat mengirimkan data ke perangkat ponsel cerdas atau komputer pengguna. Namun permasalahannya adalah hal itu membutuhkan jaringan internet yang sangat sulit didapatkan di sawah atau lahan-lahan pertanian lainnya.

Penulis pernah bertemu muka dengan peneliti dari negeri jiran Malaysia. Ia berseloroh bahwa pernah punya pengalaman instalasi kontrol miliknya hilang saat ditempatkan di lahan pertanian warga. Hal tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat tani dan sekitarnya juga sangat perlu untuk diedukasi terkait modernisasi pertanian melalui sistem kontrol tersebut.

Di samping apa yang sudah saya uraikan tadi, penerapan sistem kontrol dalam dunia pertanian juga membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni. Perancangan dan pembuatan sistem akan membutuhkan pengetahuan elektronika, mekanika, hingga informatika yang tidak bisa ditangani oleh petani biasa. Pun jika bisa, butuh waktu yang tidak sedikit untuk mempelajari hal-hal tersebut.

Alhasil orang-orang muda jugalah yang diharapkan untuk mereformasi dunia pertanian kita saat ini. Namun pertanyaannya, seberapa banyak dari mereka yang mau terjun dalam sektor yang dinilai purba ini?

***

*) Oleh : Fadli Hafizulhaq, Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES