Indonesia Positif

Isu SARA Harus Diwaspai dalam Perhelatan Pesta Politik Pemilu 2024

Senin, 28 November 2022 - 10:06 | 19.20k
Budayawan Kota Tasikmalaya Bode Riswandi (berkacamata) saat menerima cinderamata usai Festival Bhineka Tinggal Ika di GOR Sukapura, Kota Tasikmalaya, Minggu (27/11/2022) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Budayawan Kota Tasikmalaya Bode Riswandi (berkacamata) saat menerima cinderamata usai Festival Bhineka Tinggal Ika di GOR Sukapura, Kota Tasikmalaya, Minggu (27/11/2022) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Ketika ajang politik menggunakan politik identitas atau SARA, maka strategi tersebut menjadi saru strategi murahan. Perbedaan keyakinan dalam berkehidupan maupun politik sudah harus dikesampingkan, termasuk menjelang tahun politik pada Pemilu 2024 mendatang. 

Hal tersebut disampaikan oleh Budayawan Kota Tasikmalaya Bode Riswandi saat mengisi materi pada acara Festival Bhineka Tunggal Ika dengan tema 'Bersatu dalam Keberagaman untuk Akselerasi Pembangunan Tasikmalaya' di GOR Sukapura, Minggu (27/112022)

Bode menyebut adanya perbedaan tersebut harus diapresiasi bahkan harus menjadi salah satu faktor kekuatan  yang justru akan merekatkan kekokohan bangsa yang memiliki kedaulatan.

Menurutnya isu SARA akan selalu muncul tak kala menjelang perhelatan pesta politik, tetapi setelah usai akan hilang dengan sendirinya, dirinya memandang ada agen yang sengaja dibuat atau berinisiatif memanfaatkan SARA untuk kepentingan seseorang dalam memenuhi syahwat politik atau justru mereka menitipkan hidupnya dengan cara menggelembungkan isu SARA.

"Kita berharap forum diskusi seperti yang diinisiasi PC Fatayat NU dan Forum Bhineka Tunggal Ika Tasikmalaya bisa lebih sering digelar dalam upaya mempersatukan persepsi tentang bagaimana mendorong masa depan bangsa ke arah yang lebih baik,"harapnya

Dengan sering menggelar dialog kebangsaan, dirinya yakin bahwa isu murahan seperti yang bakal selalu digelembungkan oleh agen politik itu akan dapat terminimalisir, sehingga rasa kebangsaan akan semakin erat dan kuat.

Selain Bode, tampil sebagai pemateri pada acara itu yakni mantan presenter kondang Tamara Geraldine, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan dan influencer Tasikmalaya An An Aminah. 

Dalam acara tersebut dihadirkan pula beragam komunitas atau organisasi keagamaan mulai Wahidiyah, Ahmadiyah, Sunda Wiwitan, Isra, Bamag, Pemuda Katolik, Konghucu dan lainnya. 

Masing-masing diantara mereka menampilkan kreasi seni budayanya mulai barongsay, jaipongan, kacapi suling dan lainnya. Sementara Tamara Geraldine mengajak semua stakeholder berupaya membangun generasi berkarakter, tidak lemah bukan pemarah. 

Ketua PC Fatayat NU Affi Endah Navillah salah satu inisiator kegiatan menyebut kegiatan seperti ini dapat mengikis anti toleransi terhadap kaum minoritas. 

"Ke depan pertemuan ini perlu ditindak lanjuti dengan beberapa pertemuan diskusi jangan sampai kita memandang terus dari segi perbedaan, sebab bahasan itu tidak akan selesai apalagi yang awalnya dari perbedaan pandangan politik yang akan menjalar kemana-mana,"ungkapnya.

Sementara itu Ketua Forum Bhineka Tunggal Ika Tasikmalaya Asep Rizal menyebut pihaknya sengaja menggelar acara tersebut  dengan harapan dapat membangun semangat toleransi antar umat beragama agar bisa semakin tumbuh di masyarakat, terutama jelang Pemilu 2024 mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES