Indonesia Positif

Bukan Karena Paksaan, Pernikahan Butuh Persiapan Mental dan Fisik 

Rabu, 23 November 2022 - 22:22 | 20.64k
diskusi dalam Selimut Hati (Sekolah bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti) 2022 (foto: dok Diskominfo Kota Kediri)
diskusi dalam Selimut Hati (Sekolah bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti) 2022 (foto: dok Diskominfo Kota Kediri)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pernikahan bukanlah jebakan dan dengan menikah bukan berarti memaksa diri sendiri untuk berubah menjadi seseorang yang lain. Saat menikah, seorang wanita harus tetap menjadi diri sendiri.

Hal itu ditegaskan Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar saat membuka Selimut Hati (Sekolah bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti) 2022.

Untuk tahun ini, Selimut Hati diikuti ratusan remaja putri perwakilan dari 46 kelurahan di Kota Kediri dengan didampingi kader PKK dari kelurahan masing-masing. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 2 hari dengan dua narasumber setiap harinya. 

“Sekolah perempuan ini memang sedikit berbeda dengan sekolah ibu yang merupakan program pemerintah yang digagas oleh Kementrian. Kota Kediri malah buatnya sekolah perempuan untuk adik-adik yang belum menikah. Memang tujuannya untuk memberikan wawasan atau edukasi sebelum masuk ke gerbang pernikahan, "tambah  Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar. 

Kepada para peserta Selimut Hati,  Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar berpesan untuk mengejar mimpi-mimpinya terlebih dahulu. Jika nanti sudah tiba waktunya dan menemukan pasangan yang cocok baru menikah.

"Karena di dalam pernikahan pasti ada senang dan cobaannya, sehingga butuh persiapan mental, fisik, dan emosi yang cukup untuk menghadapi itu semua," tuturnya lagi.

Ferry Silviana Abu Bakar menjelaskan, alasan batasan usia dapat menikah juga diatur oleh negara, karena bila menikah di bawah usia yang ditentukan, dinilai tubuh manusia belum siap ketika nanti akan memiliki keturunan, dan mengalami masa-masa seksual reproduksi sehingga bila dipaksa akan menimbulkan kematian ibu dan bayi.

"Pernikahan itu adalah momen yang harus dipersiapkan, bukan secara terburu-buru dan berpikir pendek untuk memutuskannya,” terangnya.

Di hari pertama Selimut Hati ini diisi oleh narasumber Aktivis Perempuan dan Penulis Kalis Mardiasih  yang berbagi pengetahuan mengenai hak-hak perempuan di bidang politik, kesehatan seksual dan reproduksi, pendidikan, dan hak perempuan untuk mengakses sumber ekonomi dan  Mira Annisa (Founder CRSL Store, Maes Ruang).  Para peserta sendiri tampak semangat. 

Adelia remaja Kelurahan Dermo peserta sekolah perempuan ini memanfaatkan kesempatan ini untuk menanyakan suatu hal terkait dengan pernikahan dini atau yang sekarang disebut perkawinan usia anak.

Adelia bertanya bahwa masih ada pernikahan dini di suatu desa dengan alasan untuk menghindari sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti hamil di luar nikah. 

Padahal remaja perempuan di desa tersebut masih ingin untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang perkuliahan. Oleh karena itu, bagaimana hal tersebut tidak terjadi lagi. Kalis Mardiasih menegaskan bahwa persolan tersebut terjadi karena minimnya pengetahun dan imajinasi kolektif.

 "Pernikahan usia anak dan larangan wanita melanjutkan pendidikan memiliki resiko lebih banyak seperti bisa mengalami kekerasan dalam rumah tangga, siklus kemiskinan, tidak bisa lanjut sekolah, anak stunting dan lainnya, " tuturnya.

Tahun ini adalah tahun ketiga penyelenggaraan Selimut Hati. Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini Selimut Hati digelar secara offline.  

Tahun lalu meski dilangsungkan secara online atau daring, sekolah non formal bagi perempuan ini diikuti lebih dari 900 remaja dari tiga kecamatan di Kota Kediri.   

Di hari kedua, dr. Hartatiek Nila, Sp.OG akan memberikan materi bertema Urgensi Peningkatan Pemahaman Kesehatan reproduksi bagi Remaja Putri. Nantinya, dr. Hartatiek Nila, Sp.OG menyampaikan bagaimana remaja putri memiliki kesadaran bahwa apa yang dilakukan, didapat, dan disadari saat remaja akan berpengaruh pada masa depan mereka.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES