Kesehatan

Jawa Barat Temukan 10 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Balita

Senin, 17 Oktober 2022 - 21:26 | 30.85k
Kepala Dinas Kesehatan, Jabar Nina Susana Dewi. (FOTO: Instagram/dinkesjabar)
Kepala Dinas Kesehatan, Jabar Nina Susana Dewi. (FOTO: Instagram/dinkesjabar)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Provinsi Jawa Barat belakangan ini dihebohkan oleh kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak. Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat setidaknya melaporkan temuan 10 kasus gangguan ginjal akut misterius yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Jabar.

"Di Jawa Barat sebetulnya ada 10 kasus dan semuanya sudah terlaporkan ke IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)," kata Kadinkes Jabar Nina Susana Dewi di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Senin (17/10/2022) terkait temuan gangguan ginjal akut pada anak.

Ia menjelaskan IDAI saat ini sedang meneliti penyebab kasus gangguan ginjal akut misterius ini. Lebih lanjut, Nina menyarankan kepada warga Jabar agar selalu mewaspadai gejala-gejala yang diakibatkan gangguan ginjal akut. Selanjutnya hal ini tengah dilakukan koordinasi dengan IDAI untuk kemudian disosialisasikan kepada masyarakat langkah-langkah antisipasinya.

Organ-Ginjal.jpgilustrasi - Organ Ginjal. (FOTO: Medicalgraphics)

“Gejalanya berupa gangguan buang air kecil hingga terjadi pembengkakan di bagian tubuh tertentu. Kalau terjadi demikian segera melaporkan ke pusat layanan kesehatan terdekat,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika Ristandi, mengungkapkan 10 kasus ginjal akut ini berasal dari Purwakarta, Cimahi, Cianjur, Garut, Kota Sukabumi, Majalengka dan Kota Bandung. Hal tersebut ia sampaikan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat.

Menurut Ryan, kasus ini dialami paling banyak di usia balita. Gejalanya yakni seperti demam, penurunan kesadaran, sesak, dan buang air kecil yang semakin sedikit. Untuk itu, bila terdapat gejala-gejala tersebut pada anak-anak, terutama usia di bawah lima tahun. Maka harus segera dibawa ke rumah sakit.

Gebyar-BIAN-di-Kiara-Artha-Park.jpgGebyar BIAN di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Senin (17/10/2022). (FOTO: Humas Jabar)

“Bahkan sampai tidak bisa buang air kecil dalam dua jam tidak keluar sama sekali. Gejala lainnya, kadang ada bengkak di kelopak mata ataupun di kaki atau di perutnya. Untuk itu, anak harus masuk ke tempat khusus mungkin bisa ke PICU tergantung usianya. Karena harus ada tindakan-tindakan yang segera," ungkapnya kepada wartawan, Senin (17/10/2022).

Ia kemudian menyarankan agar anak yang mengalami gejala tersebut harus terus dilakukan perawatan jangan sampai mengalami status yang berat. Anjurannya, seperti itu karena bisa menyebabkan kematian. Saat ini, memang banyak kasus yang meninggal karena penyakit yang masih belum jelas penyebabnya.

"Jadi memang kalau kita lihat organ ginjal yang diserang gitu ada tanda-tanda peradangan, tanda-tanda infeksi, jadi memang termasuk organ vitalnya ginjal ini organ yang menyaring racun, ya dan lain-lain," katanya.

Penyakit dengan kerusakan ginjal akhirnya harus segera dirawat di tempat khusus. Karena kalau tidak, berhubungan dengan keselamatan diri.

"Kalau misalnya tidak segera ditanggulangi pasti ada efek yang buruk bahkan sampai meninggal," katanya.

Namun, kata dia, untuk 10 pasien yang dilaporkan di Jawa Barat tidak ada kasus meninggal. Saat ini, masih dirawat dan belum jelas berapa lama mereka harus dirawat.

"Ini juga semua kita sedunia ini sedang melihat terus berbagai kemungkinan yang terjadi," ucapnya terkait temuan gangguan ginjal akut misterius pada anak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES