Kesehatan

Long Covid-19; Penyebab, Akibat, dan Solusi Mengatasinya

Minggu, 04 September 2022 - 13:00 | 90.30k
ilustrasi Covid-19.
ilustrasi Covid-19.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Infeksi Coronavirus penyebab COVID-19 bisa menimbulkan gejala ringan sampai berat dalam beberapa minggu. Gejala ringan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya, namun kadang perlu terapi untuk yang bergejala berat. 

Beberapa penyintas COVID-19 tetap mengalami gejala sampai beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Inilah yang dikenal sebagai Long COVID-19. Apa penyebab long Covid? Apa akibatnya bagi tubuh? Bagaimana mengatasinya? Berikut analisis peneliti AMRO Institute Surabaya, Ge Recta Geson.

Penyebab Long COVID-19

Long COVID-19 bukan merupakan infeksi aktif coronavirus. Tapi disebabkan karena respon imun yang berlebihan (overreactive immune response) setelah sistem imun berhasil membasmi serangan virus. 

Paru-paru sejatinya bagian alam yang berada dalam tubuh kita. Setiap menit paru-paru terpapar 5 - 8 liter udara yang mengandung mikroorganisme dan toxinnya. 

Pada waktu virus menginfeksi saluran pernafasan, sel imun direkrut ke paru-paru. Lalu sel imun memproduksi sitokin proinflamasi untuk membasmi virus. Namun pada kasus Long COVID-19 walaupun virus sudah terbasmi, sitokin proinflamasi tetap diproduksi dan menyebabkan keradangan berkepanjangan (kronis) yang bisa merusak jaringan paru-paru. 

Akibat Long COVID-19

Long COVID-19 tak hanya merusak paru-paru tapi juga pembuluh darah, jantung hingga organ lainnya. Para peneliti menemukan ancaman gagal jantung dan stroke serta resiko diabetes tipe 2 mengintai lebih tinggi pada penyintas COVID-19 dibandingkan mereka yang belum terinfeksi. 

Keradangan adalah pertahanan tubuh manakala mendapat jejas. Ada rekrutmen sel imun ke organ yang terdampak. Sel imun memproduksi sitokin proinflamasi untuk menghancurkan benda asing atau melumpuhkan virus melalui proses keradangan. 

Namun keradangan yang berkepanjangan akibat sel imun terus memproduksi sitokin proinflamasi setelah patogen terbasmi dapat merusak organ. Inilah yang dinamakan respon imun yang berlebihan pada Long COVID-19. 

Dysbiosis Penyebab Respon Imun yang Berlebihan

Mikrobiota usus yang beragam dan seimbang menjadi pendidik sel imun untuk memproduksi sitokin proinflamasi dan sitokin antiinflamasi dengan seimbang. Sitokin antiinflamasi berfungsi meredakan keradangan yang dipicu oleh sitokin proinflamasi untuk melumpuhkan virus. Sehingga setelah virus terbasmi, tidak terjadi kerusakan organ. 

Manakala patogen mengambil alih dominasi probiotik dalam mikrobiota usus (dysbiosis) maka sel imun memproduksi sitokin proinflamasi lebih banyak daripada sitokin antiinflamasi. Virus terbasmi tapi juga terjadi kerusakan organ. 

Solusi Long COVID-19

Restorasi dysbiosis menjadi mikrobiota yang beragam dan seimbang dengan suplementasi probiotik multistrain. Pada gilirannya mikrobiota yang beragam dan seimbang mejadi penyeimbang respon imun. Dengan demikian Long COVID-19 dapat dicegah bahkan dipulihkan. 

PRO EM-1 adalah probiotik multistrain yang hidup dengan metabolit aktifnya, pembangun atau merestorasi dysbiosis menjadi mikrobiota yang beragam dan seimbang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES