Hukum dan Kriminal

Misteri Meninggalnya Pelajar SD di Blora, Kini Makamnya Dibongkar Untuk Otopsi

Selasa, 01 November 2022 - 21:17 | 40.62k
Suasana otopsi makam pelajar SD dianiaya Ayah Tiri di Blora (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)
Suasana otopsi makam pelajar SD dianiaya Ayah Tiri di Blora (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BLORA – Kisah misteri dugaan pembunuhan pelajar SD berusia 8 tahun berinisial GVR di Kelurahan Tempelan, Kecamatan Blora Kabupaten Blora memasuki babak baru. 

Korban yang yang diduga meninggal tak wajar dan diduga dianiaya ayah tiri bernama Hendro Irawan alias Encon, Selasa sore makamnya di kompleks pemakaman Polaman, Desa Sendangharjo dibongkar untuk dilakukan proses otopsi. 

Kasatreskrim Polres Blora, AKP Supriyono mengatakan pembongkaran makam tersebut untuk mengusut tuntas kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh tersangka Hendro Irawan alias Encon. 

"Sementara ini tidak ada kendala apa-apa," ujarnya kepada TIMES Indonesia dilokasi. 

Pelajar-blora-Meninggal-2.jpg

Dalam melakukan pembongkaran makam tersebut, pihaknya juga menggandeng tim forensik Polda Jawa Tengah. 

"Sesuai SOP (standar operasional prosedur) memang yang harus melakukan otopsi adalah tim dokpol (kedokteran kepolisian) Polda Jawa Tengah," katanya. 

Pembongkaran tersebut juga merupakan perintah dari Kejaksaan agar terjadi kesesuaian antara keterangan tersangka dengan tindak pidana yang dilakukan. Selain itu, proses pembongkaran makam juga untuk menjawab keterangan yang nantinya akan dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sewaktu-waktu.

"Nanti yang kita dapatkan dan kita kumpulkan adalah sinkron antara luka dengan apa yang diterangkan oleh tersangka saat penuntutan di pengadilan," tegasnya

AKP Supriyono mengatakan meskipun sebulan lebih, otopsi mayat masih dimungkinkan. 

"Sebab bekas-bekas benturan benda tumpul itu masih ada. Karena langsung ke tulang," imbuhnya. 

Pihaknya juga akan melaksanakan rekonstruksi setelah dilakukan autopsi.

"Nanti akan kita agendakan untuk rekonstruksi. Agar membuat terang suatu tindak pidana atau apa yang dilakukan tersangka terhadap korban," bebernya. 

Pelajar-blora-Meninggal-3.jpg

Diketahui sebelumnya bahwa peristiwa penganiayaan tersebut terjadi pada 10 September 2022 lalu di rumah korban. Polisi menangkap pelaku ayah tiri korban pada Jumat, 21 Oktober 2022 lalu saat tersangka berada di rumah.

Tersangka semula tidak mengakui perbuatannya saat kepolisian melakukan interogasi. Namun, setelah dibawa ke kantor polisi, pelaku akhirnya mengakui bahwa telah menganiaya anak tirinya hingga tewas.

Kasatreskrim mengatakan motif tersangka menganiaya anak tirinya karena terpancing emosi. 

"Motif pelaku melakukan kekerasan terhadap anak tirinya adalah bahwa tersangka emosi. Karena korban diberikan uang saku sebesar Rp 10 Ribu oleh pamannya. Tetapi pada saat ditanya oleh pelaku, uang tersebut sudah habis diberikan kepada temannya. Sehingga pelaku ini emosi marah-marah kemudian melakukan kekerasan terhadap anak tirinya," ungkap AKP Supriyono saat konferensi pers di Mapolres Blora, Senin (24/10/2022). 

Korban yang duduk di bangku SD tersebut mendapatkan penganiayaan hampir di sekujur tubuh, mulai dari muka, pipi, dada, bibir, dan dahi hingga punggung. Sempat dibawa ke rumah sakit terdekat namun nyawa korban tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES