Ekonomi

Resmi Beroperasi, Smelter Feronikel Harita Nickel Berkapasitas 780 Ton Per Tahun

Rabu, 19 Oktober 2022 - 01:31 | 236.54k
Acara peresmian beroperasinya pabrik PT Halmahera Jaya Feronikel (PT HJF) unit bisnis smelter feronikel Harita Nickel  di Desa Kawasi, Pulau Obi, Halmahera Selatan, Selasa (18/10/2022). (Foto: Harita Nickel for TIMES Indonesia)
Acara peresmian beroperasinya pabrik PT Halmahera Jaya Feronikel (PT HJF) unit bisnis smelter feronikel Harita Nickel di Desa Kawasi, Pulau Obi, Halmahera Selatan, Selasa (18/10/2022). (Foto: Harita Nickel for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, HALMAHERA SELATANHarita Nickel meresmikan pengoperasian unit bisnis smelter feronikel PT Halmahera Jaya Produksi (HJF) berkapasitas 780 ribu ton feronikel per tahun.

Peresmian perusahaan yang bernaung dibawah perusahaan raksasa pengolah nikel, Harita Group, ini dilakukan di Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa (18/10/2022).

“PT Halmahera Jaya Produksi ditargetkan memproduksi sekitar 780 ribu ton feronikel per tahun. Dibangun dengan delapan line produksi, smelter feronikel ini ditargetkan mencapai kapasitas produksi penuh pada 2023,” kata Head of External Relations Harita Nickel, Stevi Thomas melalui keterangannya, Selasa (18/10/2022).  

Stevi menyatakan, mulai beroperasinya PT HJF meskipun baru satu line produksi adalah berkat kerja sama yang luar biasa dari tim produksi Harita Nickel di site Obi.

"Para karyawan PT HJF yang memiliki berbagai latar belakang mampu bekerja sama dengan penuh dedikasi sampai hari ini sehingga bisa mewujudkan produksi perdana PT HJF," kata Stevi.  

Stevi menambahkan, setahun yang lalu, Harita Nickel meresmikan beroperasinya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) yang memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), bahan baku utama baterai kendaraan listrik.

Peresmian-PT-HJF-a.jpgSebagian produksi perdana feronikel PT HJF. (Foto: Harita Nickel for TIMES Indonesia)

"16 bulan kemudian kami bisa meresmikan pengoperasian pabrik PT HJF yang memproduksi feronikel," kata Stevi.  

Manajemen Harita Nickel, lanjut Stevi, menyatakan terima kasih atas semua dedikasi dan kerja sama karyawan PT HJF hingga sampai ke titik ini.

"Tentunya banyak tantangan teknis dan non teknis selama tiga tahun ini. Tantangan belum selesai, baru satu line produksi, masih ada 7 line, masih harus bekerja keras. Mudah-mudahan tahun depan bisa tuntas semua line dan kami berharap berjalan dengan aman dan selamat," kata Stevi. 

Technical Support Head Harita Nickel, Rico Windy Albert menegaskan bahwa untuk saat ini hanya satu line yang baru bisa dioperasikan untuk produksi perdana. Selanjutnya target produksi beberapa line akan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan pada semester pertama 2023 PT HJF sudah mengoperasikan delapan line produksi.

Rico mengungkapkan total tenaga kerja yang dibutuhkan untuk beroperasinya PT HJF secara penuh diperkirakan mencapai sekitar 5,000 tenaga kerja.

"Saat ini dengan satu line produksi saja tenaga kerja yang terserap mencapai 2.600 karyawan," jelas Rico. 

Untuk tenaga kerja, Rico mengatakan, PT HJF berupaya untuk merekrut tenaga kerja lokal dari Halmahera Selatan khususnya dan umumnya dari Maluku Utara. Salah satunya adalah dengan menggelar Roadshow Rekrutmen tenaga kerja di Labuha, Halmahera Selatan dan Desa Laiwui, Kecamatan Obi, Pulau Obi.

"Dari tenaga kerja yang terserap sekitar 65 persen berasal dari Maluku Utara," tandas Rico.

Seperti diketahui, Harita Nickel bernaung dibawah perusahaan raksasa pengolah nikel, Harita Group, yang menguasai Pulau Obi, milik Lim Hariyanto Wijaya Sarwono.

Harita Group saat ini menggarap bisnis pertambangan dan perkebunan. Konglomerasi tersebut memiliki unit usaha di sektor pertambangan nikel, bauksit, perkebunan kelapa sawit, dan batubara. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES