Ekonomi

Soal Arahan Jokowi Tentang Uang Negara, Ini Kata Sri Mulyani

Jumat, 30 September 2022 - 16:03 | 31.80k
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (FOTO: Setkab RI)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (FOTO: Setkab RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menanggapi arahan Presiden Jokowi (Joko Widodo) yang meminta agar hati-hati dalam menggunakan uang negara. Ia pun mengatakan, sangat senang dengan permintaan Kepala Negara tersebut.

Dengan permintaan dari orang nomor satu di Indonesia itu, lanjut dia, jadi alasan jika ada yang ingin belanja macam-macam.

"Kita senang, karena kalau nanti ada yang minta belanja macam-macam, kita bilang Pak Presiden (Jokowi) suruh hati-hati. Jadi itu membuat kita bisa melihat secara jauh lebih baik," katanya dikutip TIMES Indonesia dari Antara, Jumat (30/9/2022).

Ia juga menyampaikan, di tengah kondisi ekonomi dunia yang masih tak menentu, pihaknya bakal menjaga betul kesehatan APBN. Dengan kondisi sehat tersebut kata dia, APBN bisa menjalankan fungsinya sebagai peredam guncangan ekonomi atau shock absorber.

Ia juga menjelaskan, pemerintah menargetkan defisit APBN tahun 2023 sebesar 2,85 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), kembali pada level di masa pra pandemi yaitu di bawah 3 persen terhadap PDB.

Pada 2020 defisit APBN melebar mencapai 6,09 persen terhadap PDB dan di 2021 mencapai 4,65 persen terhadap PDB dikarenakan penanganan pandemi Covid-19.

"Anda tak mungkin melindungi keluarga kalau anda sakit. APBN tidak mungkin melindungi masyarakat kalau APBN-nya sakit. Itu kenapa kami mendesain APBN setelah dua tahun bekerja sangat keras menghadapi pandemi dan ketidakpastian global. Kita harus segera mengumpulkan amunisi dan dikonsolidasi karena perjalanan masih panjang," ujarnya.

Jokowi-7.jpgPresiden Jokowi (Joko Widodo). (FOTO: Setkab RI)

Sebelumnya, Presiden Jokowi memang menekankan pentingnya Indonesia memiliki ketahanan yang panjang. Hal itu kata dia saat ini dunia berada pada ketidakpastian yang tinggi karena berbagai masalah yang menimpanya, mulai dari pandemi yang belum usai hingga perang di Ukraina yang diperkirakan akan berlangsung panjang.

Hal itu disampaikan dalam sambutan pada acara United Overseas Bank (UOB) Economic Outlook 2023 yang digelar di hotel Indonesia kempinski, Jakarta, pada Kamis (29/9/2022) kemarin.

"Perang (Rusia-Ukraina) tidak akan berhenti besok, bulan depan, atau tahun depan. Artinya, enggak jelas, sehingga yang kita perlukan, negara kita memerlukan sebuah endurance yang panjang," katanya.

Oleh karena itu, Kepala Negara mengingatkan kepada Sri Mulyani untuk berhati-hati dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kata dia, agar APBN digunakan untuk hal yang produktif dan memberikan imbal hasil yang jelas.

"Bu (Sri Mulyani), kalau punya uang kita, di APBN kita, dieman-eman, dijaga, hati-hati mengeluarkannya. Harus produktif, harus memunculkan return yang jelas,' karena kita tahu sekali lagi, hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya," katanya.

Presiden Jokowi juga mengatakan, saat ini semua negara juga tengah menyelesaikan masalah inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang jasa.

Ia memandang, inflasi Indonesia sendiri masih cukup terkendali di angka 4,6 persen yang dinilainya masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

Menurutnya, terkendalinya inflasi tersebut antara lain disebabkan oleh keharmonisan hubungan antara otoritas pemegang fiskal (Menteri Keuangan)  dengan bank sentral (Bank Indonesia) yang berjalan beriringan, rukun, dan sinkron.

"Coba bandingkan dengan negara yang lain, otoritas moneter dan otoritas fiskal,  bank sentralnya naikin bunga, menteri keuangannya naikkan defisit. Naikkan defisit itu artinya menggrojokkan uang lebih banyak ke pasar," jelasnya

"Artinya ya menaikkan inflasi. Yang satu ngerem inflasi, yang satu menggrojokkan inflasi. Di sini yang beda di situ, karena BI dan Kementerian Keuangan berjalan beriringan, rukun, sinkron, konsolidatif. APBN-nya konsolidatif, APBN-nya menyehatkan, berani memutuskan," ujarnya.

Ia kembali mengingatkan agar APBN betul-betul dikelola secara hati-hati.  Kata dia, fiskal yang dimiliki pemerintah diharapkan dapat digunakan secara berkelanjutan untuk menghadapi situasi dunia tahun depan yang diprediksi 'gelap'.

"Sata selalu sampaikan kepada Bu Menteri, 'Bu Menteri, kita ini memiliki amunisi. Saya minta betul-betul dijaga hati-hati, bijaksana betul dalam mengggunakan setiap Rupiah yang kita miliki, tidak jor-joran, dan betul-betul harus dijaga.' Tidak boleh kita hanya berpikir uang itu hanya untuk hari ini atau tahun ini. Tahun depan seperti apa? Karena semua pengamat internasional menyampaikan bahwa tahun depan itu akan lebih "gelap", tapi kalau kita punya persiapan amunis, ini akan berbeda, sehingga betul-betul APBN kita APBN yang berkelanjutan," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES