Ekonomi

Harga Kedelai Naik, Produksi Tahu Tempe di Majalengka Dikurangi

Kamis, 29 September 2022 - 09:56 | 52.13k
Warga Majalengka tengah memproduksi tahun tempe dari bahan kacang kedelai. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)
Warga Majalengka tengah memproduksi tahun tempe dari bahan kacang kedelai. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) kini mulai berimbas pada naiknya harga kedelai di Kabupaten Majalengka Jawa Barat.

Semula, harga kedelai ini masih di angka Rp10 atau Rp11 ribu, kini harga kedelai sudah di angka Rp12.800 per kilogram.

Kacang kedelai bagi produksi tahu dan tempe khususnya di wilayah Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka, tentunya menjadi bahan utama. Akibat kenaikan harga kedelai ini, tentu saja sangat membuat galau para perajin tahu tempe.

Hal itu wajar karena mengingat setiap kali ada kenaikan harga‎ kedelai, momen tersebut membuat para pengusaha tahu dan tempe di wilayah Kabupaten Majalengka tidak bisa menaikkan harga jual tahu dan tempe. 

Alasannya, bila harga tahu atau tempe dinaikkan harganya, maka pelanggan atau konsumen tetap mereka akan kabur dan tak kembali. Pertimbangan itu membuat mereka para perajin tahu tempe tetap memilih harga normal. 

Salah seorang perajin tahu tempe di Cisambeng, Uhan mengatakan, saat ini karena harga kacang kedelai ‎naik di angka Rp12.800 per satu kilogram, membuat produksi tempe dan tahu-nya dikurang. Tadinya, ia biasa produksi 10 kuintal sehari. Kali ini hanya 8 kuintal.

Kacang-Kedelai-1.jpgWarga Majalengka tengah memproduksi tahun tempe dari bahan kacang kedelai. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)

"Karena harga kacang kedelai‎ naik, kita kewalahan untuk membeli bahan baku pembuatan tahu dan tempe. Lebih baik kami kurangi produksinya dulu," ungkapnya, Kamis, (29/9/2022). 

Uhan menambahkan, ia dan sejumlah pengusaha tahu dan tempe di Cisambeng Kecamatan Palasah, tidak berani untuk menaikkan harga tahu dan tempe. Mereka khawtir konsumen yang telah terjalin selama puluhan tahun akan lari dan berpindah ke tangan penjual lainnya. 

"Kita tak berani naikkan harga ‎tahu dan tempe. Kita takut pelanggan akan pada lari. Kalaupun mau naik, biasanya kita rembukan dulu dengan sesama pengusaha tahu, biar seragam," ujarnya.

Hal senada diungkapkan pengusaha tahu tempe lainnya, Maman. Ia mengatakan harga kacang kedelai memang terus mengalami kenaikan. Apalagi saat ini terus dipicu oleh kenaikan harga BBM, sehingga berimbas pada naiknya sejumlah barang kebutuhan pokok. 

"Tahu dan tempe itu merupakan alternatif masakan di dapur. Jika tak bisa beli daging, masyarakat, terutama ibu rumah tangga, lebih sering membeli tahu dan tempe, karena lebih merakyat," ungkapnya. 

Maman menambahkan, oleh karenanya, bicara tahu dan tempe yang dhubungkan dengan harga kacang kedelai yang kini terus melambung, membuat pihaknya galau sekaligus bingung. Karena tidak bisa menaikkan harga jual seenaknya saja. 

"Di sini kami lebih memperhatikan pelanggan dan konsumen, meskipun pada hakekatnya, kami pun bingung dengan harga-harga yang terus merangkak naik," ungkapnya. 

Kaum Ibu Memilih Tahu Tempe

Mayoritas kaum ibu rumah tangga di wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tentunya lebih memilih tahu tempe untuk teman makan nasi. Warga Cisambeng sebagi sentra produksi tahu dan tempe saja, sebagian besar warganya masih tetap mengkonsumsi tahu tempe. 

‎"Hampir setiap hari, saya makan tau dan tempe. Selang seling juga sih. Kadang sehari dengan tahu. Hari lainnya dengan tempe. Itu enak, asalkan dengan cara memasak yang terus berbeda, jadi tak membosankan. Itu lebih nikmat dan murah, juga bergizi," ujar Ratna, warga setempat.

Kacang-Kedelai-2.jpgKacang kedelai. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)

Ibu lainnya, Hadijah juga mengatakan hal yang sama. Keunggulan tahu Cisambeng yakni bila dimasak dalam keadaan setengah matang.

Ketika dimasak hanya dengan minyak goreng tanpa campuran bahan lain kecuali garam dan penyedap rasa, maka tahu yang dicampur sambal dadak bisa menjadi masakan paling enak. 

"Biasanya anak saya, jika bosan dengan telur, maka pasti saya kasih goreng tahu dan tempe. Goreng setengah matang dicampur sambal dadak dengan kecap, itu sudah oke. Asalkan disajikan selagi hangat," ungkap warga Cisambeng Majalengka.

Namun kenaikan harga kedelai, kini membuat perajin tahu tempe di Majalengka menjerit, termasuk juga para konsumen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES