Cek Fakta Fakta atau Hoaks

CEK FAKTA: Salah, Pertolongan Pertama Penderita Stroke dengan Menusuk Jari dan Telinga dengan Jarum

Minggu, 05 Juni 2022 - 09:24 | 90.67k
Hoaks tentang metode pertolongan pertama pada penderita stroke yang beredr di media sosial.
Hoaks tentang metode pertolongan pertama pada penderita stroke yang beredr di media sosial.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar postingan di media sosial Facebook tentang pertolongan pertama bagi penderita stroke melalui pelepasan darah, dengan cara menusukkan jarum pada jari-jari tangan, hingga menarik telinga sampai merah. Juga menusuk daun telinga dengan jarum. 

Postingan tersebut dibagikan oleh akun A'one Bhae (https://www.facebook.com/awan.kuswandi.90) pada 30 Mei 2022. Akun tersebut membagikan ulang postingan Shanty Indarti pada 15 Agustus 2020.

Berikut narasi lengkapnya:

METODE PERTOLONGAN PERTAMA MELALUI #PELEPASAN_DARAH BAGI PENDERITA #STROKE

Jika ada di antara keluarga kita yang terkena stroke, jangan panik. itu kuncinya. Sebab, jika Anda panik, justru akan memperparah stroke yang dideritanya.
Ada pertolongan pertama yang dijamin sangat efektif. Dan cara ini sudah diperkenalkan secara luas, agar menjadi pertimbangan masyarakat sebagai alternatif pertolongan pertama bagi orang yang terkena stroke.
Cara ini merupakan metode penyembuhan melalui “PELEPASAN DARAH”. Tujuannya adalah untuk menolong si penderita agar tidak fatal. Bahkan dipastikan hampir tidak ada efek sampingnya.
Perlu diketahui, orang yang terkena stroke, pembuluh darah di bagian otak lambat laun akan menuju pada #PROSES_PERPECAHAN. Bila menghadapi keadaan demikian, jangan panik… sekali lagi jangan panik.
Dimana pun penderita berada (kamar mandi, kamar tidur, atau ruang tamu), “JANGAN DIPINDAHKAN TERBURU-BURU. KARENA BILA DIPINDAHKAN, AKAN MEMEPERCEPAT PROSES PECAHNYA PEMBULUH DARAH”.
Di tempat kejadian itu, topanglah si penderita supaya dalam posisi duduk, agar tidak terjatuh lagi.
Setelah posisi duduk, kini saatnya untuk melepaskan darah.  Bila di rumah ada jarum suntik, itu paling baik. Bila tidak ada, pakailah jarum jahit atau jarum pentul. Namun sebelumnya jarum harus disterilkan dengan cara dibakar api sejenak. (pakai korek api, kompor). 
Kemudian tusuklah kesepuluh ujung jari di kedua tangan agar berdarah. Bila darah tidak keluar, bisa dipencet atau dipijit, hingga kesepuluh jari itu meneteskan darah ("setiap jari setetes"). 
Beberapa menit kemudian, si penderita dengan sendirinya akan sadar kembali. 
Bila mulutnya bengkok atau miring, tariklah telinganya sampai merah, dan di bagian daun telinganya juga ditusuk masing-masing dua tusukan jarum, sehingga masing-masing telinga menetes dua tetes darah. Beberapa menit kemudian mulutnya akan kembali normal. 
Setelah semuanya dirasakan normal, tanpa gejala lain, barulah si penderita diantarkan ke tempat pengobatan. maka masa krisis sudah bisa dilewati.
Sebaliknya, bila buru-buru mengangkut dengan ambulans, maka sepanjang jalan akan terjadi goncangan. Sesampainya ke rumah sakit, hampir semua pembuluh darahnya akan pecah, dan akan terjadi pendarahan yang hebat di dalam otaknya. 
Jika itu terjadi, jangan lagi mengatakan bisa tertolong oleh pengobatan medis, ada mujizat pun sulit untuk mempertahankan nyawanya. 
Umumnya, reaksi dari anggota keluarga atau masyarakat akan buru-buru membawa penderita stroke ke rumah sakit untuk pengobatan. Padahal, goncangan sepanjang jalan akan mempercepat pecahnya pembuluh darah. Sehingga banyak penderita yang mengalami kerusakan fatal di bagian pembuluh darahnya.
Maka, pendarahan otak menduduki peringkat kedua dalam ranking penyebab kematian. Mungkin ada yang mujur karena tidak fatal. Akan tetapi yang terjadi adalah KELUMPUHAN SEUMUR HIDUP. Sungguh suatu kerugian besar bagi pribadi si penderita, maupun anggota keluarga. 
Pendarahan otak adalah sungguh mengerikan.
Andai kita dapat mengingat cara "PELEPASAN DARAH" ini, maka akan dapat memberi pertolongan pertama, dan dalam waktu singkat dapat menolong si penderita supaya tidak terjadi kerusakan yang FATAL dan KEMATIAN... 
Simpanlah dan ingat artikel ini... Sekian !

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke.jpgSumber: https://www.facebook.com/awan.kuswandi.90/posts/pfbid02vuXpabgFC1PTcXUabF4rGKRMdLuRHQe9QRAjGXXD1Rg5X1asEh9jDgsDT9g2csWol

Benarkah informasi tersebut?

CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran Cek Fakta TIMES Indonesia dengan menggunakan mesin pencari, ditemukan fakta klaim tersebut pernah dibahas oleh sejumlah media dan komunitas pemeriksa fakta pada beberapa tahun lalu. 

Mafindo melalui Turnbackhoax.id membahas klaim tersebut dalam artikel berjudul “[SALAH] Pertolongan pertama pada stroke dengan tusukan jarum ke ujung setiap jari masing-masing atau bagian bawah daun telinga”. Artikel tersebut ditayangkan pada 23 September 2019.

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke-2.jpgSumber: [SALAH] Pertolongan pertama pada stroke dengan tusukan jarum ke ujung setiap jari masing-masing atau bagian bawah daun telinga | Turnbackhoax

Pada 2022, ditemukan artikel serupa dari Turnbackhoax.id berjudul “[SALAH] Pertolongan Pertama Pada Stroke Dengan Tusuk Jari” yang tayang pada 1 November 2020.

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke-3.jpgSumber: [SALAH] Pertolongan Pertama Pada Stroke Dengan Tusuk Jari | Turnbackhoax

Kami menemukan pula artikel dari media arusutama di antaranya kompas.com dalam artikelnya berjudul "[HOAKS] Informasi Tusuk Jarum ke Jari Penderita Stroke untuk Pertolongan Pertama" yang tayang pada 21 Oktober 2020.

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke-6.jpgSumber: [HOAKS] Informasi Tusuk Jarum ke Jari Penderita Stroke untuk Pertolongan Pertama | Kompas

Pemeriksaan atas klaim pertolongan pertama pada penderita stroke dengan menusuk jari juga dilakukan Liputan6.com. Hal itu bisa dibaca dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Menusuk Ujung Jari Bukan Cara Pertolongan Pertama untuk Penderita Stroke" yang tayang pada 26 Mei 2020.

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke-4.jpgSumber: Cek Fakta: Menusuk Ujung Jari Bukan Cara Pertolongan Pertama untuk Penderita Stroke | Liputan6

Dari sejumlah artikel tersebut, terdapat pernyataan dari para ahli. Dokter spesialis saraf dari FK Unika Atma Jaya, Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S menegaskan cara tersebut tidak benar. 

“Tidak benar. Bahkan respons nyeri akibat tusukan jarum dapat meninggikan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke-nya,” ujar Yudha.

Penegasan bahwa metode ini tak tepat juga diungkapkan spesialis Jantung rumah sakit Harapan Kita, dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K),FIHA. Dia bahkan mengatakan cara ini tidak berguna sama sekali.

"Tidak ada gunanya sama sekali. Ada risiko infeksi, apalagi kalau jarumnya tidak steril atau bersih," kata dia dalam pesan elektroniknya.

Kedua dokter ini menyarankan segera melarikan penderita ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan. Ketimbang memberikan pertolongan pertama di rumah. "Keluarga harus langsung bawa ke rumah sakit," kata Yuda.

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke-5.jpgSumber: Tusuk Ujung Jari Sembuhkan Stroke ? Hoax! Cek Solusi Dokter | Tempo

Pendapat senada juga disampaikan dokter spesialis saraf di RS St. Carolus, Jakarta, dr. Sigit Dewanto, Sp.S,FINS,FINA. Menurutnya, tidak benar mengobati orang yang terserang stroke dengan cara menusukkan jarum ke ujung jari hingga keluar darah.

"Cara itu salah. Tidak akan ada efeknya, malah membuang-buang waktu saja," katanya kepada Kompas.com, Jumat (30/10/2020).

Sigit menjelaskan, langkah pertama yang harus dilakukan ketika menghadapi orang yang terserang stroke yakni membaringkan orang tersebut lurus dari kepala hingga kaki. Dengan begitu, jantung dapat memompa darah lebih lancar ke otak. Stroke sendiri merupakan gangguan peredaran darah ke otak, bisa berupa sumbatan atau perdarahan.

"Bila orang terserang stroke itu muntah, posisi badannya dibuat telungkup supaya muntahnya keluar dan dia tidak tersedak," kata Sigit.

Setelahnya, segera bawa orang stroke itu ke UGD rumah sakit. Di rumah sakit, Sigit menjelaskan, akan dilakukan pemeriksaan CT scan atau pemeriksaan resonansi magnetik (MRI) untuk mendeteksi jenis stroke yang diderita orang tersebut, bisa penyumbatan atau perdarahan.

"Kalau penyumbatan, ada golden hour 4,5, jam dari serangan untuk diberikan obat guna mengencerkan sumbatan," tutur Sigit.

Bila terdeteksi perdarahan secara luas, maka perlu diambil tindakan operasi.

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke-6.jpgSumber: [HOAKS] Informasi Tusuk Jarum ke Jari Penderita Stroke untuk Pertolongan Pertama | Kompas

Penjelasan mengenai apakah perlu mengeluarkan darah dari ujung jari juga terdapat pada artikel kesehatan yang dimuat di klikdokter.com. Dalam artikel berjudul "Pertolongan Stroke dengan Mengeluarkan Darah di Ujung Jari adalah Hoax" ditegaskan bahwa penanganan awal stroke bukan dengan mengeluarkan darah dari ujung jari. Mengeluarkan darah dari semua ujung jari tidak memiliki manfaat dalam penyembuhan pasien stroke.

Penanganan awal stroke adalah menjaga patensi jalan nafas dan kestabilan sirkulasi darah pasien. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien dalam lingkungan yang aman, baringkan pada tempat yang aman. Posisilan pasien dengan tubuh menghadap ke samping kiri, untuk mencegah masuknya cairan ke saluran pernafasan (recovery position). Segera panggil pertolongan untuk membawa pasien ke unit gawat darurat terdekat. Penanganan pasti dari stroke tergantung dari jenis stroke yang terjadi. Hal ini dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI.

cek-fakta-Pertolongan-Pertama-Penderita-Stroke-7.jpgSumber: Pertolongan Stroke dengan Mengeluarkan Darah di Ujung Jari adalah Hoax | KlikDokter

KESIMPULAN

Hasil penelusuran Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi tentang penanganan pertolongan pertama pada stroke dengan menusukkan jari tangan dan telinga dengan jarum, tidak benar. Cara penanganan tersebut tidak memiliki manfaat dalam penyembuhan pasien stroke. Cara pertolongan pertama melalui pelepasan darah dengan cara menusuk ujung jari tidak dibenarkan oleh dokter, bahkan membahayakan. Cara tersebut bisa berisiko menimbulkan infeksi jika jarum yang digunakan tidak steril.

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut termasuk dalam kategori Misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

---

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 24 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Fakta atau hoaks?
Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini.

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES