Ekonomi

Petani Garam Sumenep Nyatakan Garam Rakyat Baru Terserap 20 Persen

Selasa, 02 Februari 2016 - 23:04 | 73.66k
Petani garam di Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Sumenep menaikkan garam ke atas truk yang akan dijual. (Foto: busritoha/sumeneptimes)
Petani garam di Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Sumenep menaikkan garam ke atas truk yang akan dijual. (Foto: busritoha/sumeneptimes)

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Para petani garam di Desa Pinggir Papas Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menyatakan bahwa baru sekitar 10 hingga 20 persen garam rakyat yang terjual.

"Garam rakyat baru terjual kepada perusahaan sekitar 10 - 20 persen. Padahal, semestinya perusahaan mengimpor garam ketika pembelian garam lokal sudah mencapai 50 persen," ujar Hanafi, petani garam di Sumenep, Senin (2/1/2016).

baca juga: Petani Mengeluhkan Harga Garam Rakyat Anjlok​

Menurutnya, banyaknya garam rakyat yang tidak dijual karena harga sangat murah dan tentu saja sangat merugikan kepada petani Garam. Seharusnya, harga garam minimal sesuai peraturan pemerintah yakni Rp 750 ribu per ton. 

"Masih sangat banyak garam milik petani yang tidak terjual mas. Biasanya, para petani menjualnya ketika harga garam sudah mahal. Jika harga sangat murah, merugikan kepada petani," tandasnya. 

Pihaknya berharap, pemerintah memberikan perhatian kepada petani. Terutama, menegur perusahaan yang telah melakukan impor garam, sebelum membeli garam lokal mencapai 50 persen. 

"Kami berharap, harga garam akan lebih baik. Sehingga petani garam tidak selalu dirugikan. Petani sekarang enggan menjual, karena harganya anjlok mas," terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement




TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES