Wisata

Batik Cempaka Mojokerto, Junjung Kearifan Lokal Kampung Majapahit Bejijong

Kamis, 25 April 2024 - 00:22 | 25.68k
Mujiatin, Pemilik Griya Batik Cempaka, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada saat menunjukkan motif batik rumah majapahit, Rabu (24/4/2024) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Mujiatin, Pemilik Griya Batik Cempaka, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada saat menunjukkan motif batik rumah majapahit, Rabu (24/4/2024) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTOKampung Majapahit Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto adalah kampung yang menyajikan nuansa rasa majapahit masa lampau.

Rumah Majapahit menjadi bangunan kuno kekinian yang menjadi daya tarik wisatawan. Kampung ini diakui sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) dan Kawasan Strategis Pariwisaata Peringkat Nasional (KSPN). Kampung ini menyajikan perpaduan seni, budaya, sejarah, alam dan industri kreatif sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Kampung Majapahit.

Kampung ini juga memiliki berbagai situs arkeologis mulai dari Candi Brahu, Candi Gentong, Petilasan Siti Inggil (Makam Raden Wijaya), dan Maha Vihara Mojopahit. Sektor industri kreatif Desa Bejijong tampaknya terus berinovasi. Sebut saja usaha cor kuningan, batik, hingga kuliner. Dari massa ke massa, batik kampung majapahit cukup menarik perhatian.

Namanya Batik Cempaka. Sebuah griya kerajinan batik milik Ibu Mujiatin. Sebuah bisnis usaha batik yang dirintis sejak tahun 2012. Ibu satu anak ini menjadi satu-satunya pembatik di Kampung Majapahit, Desa Beijijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. ‘Batik Cempaka’ menjadi nama galeri miliknya. Nama ini diambil dari bunga cempaka yang bermahkota putih dan berwarna harum.

“Pesannya dalam setiap usahanya agar didasari dengan ketulusan. Setiap menjalankan usaha ini yang diambil sisi positifnya,” cerita Mujiatin menerangkan filosofi Batik Cempaka kepada TIMES Indonesia, Rabu (24/4/2024).
 

Ciri Khas Batik Cempaka

Batik Cempaka Mujiatin memiliki ciri khas. Pertama, mengangkat kearifan lokal Majapahit. Kedua, mempunyai perpaduan warna cerah dan berjumlah lebih dari tiga. Ciri khas batik cempaka milik Mujiatin adalah ragam corak warna yang beragam. Biasanya lebih dari 3 warna. Istilah pewarnaannya dikenal rame dan tidak monoton.

“Ada motif surya majapahit, kemudian ada gapura majapahit, motif teratai, motif buah maja, dan lainnya. Tapi saya sudah membuat inovasi yang sangat khas dengan kampung Majapahit, Bejijong,” katanya.

Motif Batik Khas Kampung Majapahit Bejijong adalah motif rumah kuno majapahit dan kapal. Konon, Desa Bejijong ini dulunya adalah sebuah pelabuhan yang digunakan untuk pedagangan di masa lalu.

“Kampung Majapahit Bejijong ini dengan motif rumah majapahit dan kapal. Dulu di jaman majapahit, Bejijong ini adalah sebuah pelabuhan kapal,” jelasnya.


Kilas Balik Usaha Batik Cempaka

Mujiatin mengawali usahanya sebagai pembatik, semula berawal dari penjahit rumahan. Darah penjahit sudah mendarah daging sejak Mujiatin masih belia. Hingga akhirnya menikah dan mempunyai seorang anak. Suami Mujiatin yang juga memiliki usaha cor kuningan, berjejaring dengan Pemerintah Daerah alhasil membuahkan hasil.

“Hingga akhirnya, tahun 2012 kami meminta pelatihan dari Disperindag agar dibuatkan semacam pelatihan membatik di Kecamatan Trowulan,” katanya.

Ibarat bakat yang terpendam, hasil karya batik Mujiatin tampak mampu memikat hati. Menjadi seorang pembatik pun didalami oleh Mujiatin. Bahkan dalam beberapa ajang perlombaan di berbagai tingkatan selalu mendapat juara.

Batik Cempaka menemui titik terang ketika tahun 2014 dimana pesanan dari pemerintah cukup banyak. Bahkan permintaannya pun mencapai 600 lembar. Alhasil Mujiatin mengkurasi para tetangga untuk ikut bergabung dalam usahanya. Alhasil 15 orang pun berminat menjadi pembatik.

“Sejak 2014 bisnis dan usaha kami tertata hingga akhirnya terjadi pandemi covid-19 tahun 2019. Kami kesulitan beraktivitas hingga akhirnya memulai lagi dari nol, hingga akhirnya sekarang tersisa 6 orang,” jelasnya.


Produk dan Pemasaran Batik Cempaka

Griya Batik Cempaka memiliki beragam jenis produk. Mulai dari Batik cap, Batik Tulis, Eco-Print, Sibori, Jumputan dan turunan-turunan batik seperti udeng, batik sepatu, sepatu eco-print, dan lainnya.

Pembuatan batik tulis karya Mujiatin dapat memenuhi segala jenis permintaan. Mulai dari permintaan kolaborasi eco-print dengan batik, tulisan aksara jawa, motif-motif majapahit, dan lainnya. “Untuk membuat batik tulis paling lama dikerjakan selama 2 minggu kalau full, sedangkan untuk batik cap dalam sehari kami bisa memproduksi 20 lembar,” katanya.

Pemasaran Batik Cempaka tampaknya tidak hanya di daerah Kabupaten Mojokerto saja. Bahkan sudah menyentuh negara tetangga. Batik Cempaka sendiri pernah mengikuti pameran di Malaysia. Pameran-pameran di Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar lain juga diikuti oleh Batik Cempaka.

“Namun saya fokus di pasar lokal, karena batik saya mengangkat kearifan lokal Majapahit,” ujarnya.

Batik Cempaka juga bekerjasama dengan jasa perhotelan dalam memasarkan produknya. Hotel-hotel di Trawas juga memamerkan Batik Cempaka. Kalau pemasaran online, Batik Cempaka masih memanfaatkan aplikasi Whatsapp dan Instagram.

“Kalau rame omzetnya bisa mencapai 30 juta, tapi kalau sepi ya di kisaran Rp 10-15 juta perbulan,” ungkapnya.

Produk Batik Cempaka sendiri dijual di kisaran mulai dari harga Rp 175.000 – Rp 2,5 juta. Harga disesuaikan dengan selera permintaan.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES