Religi

Ekspedisi Batin (28): Menavigasi Rejeki dengan Kebijaksanaan

Jumat, 10 Mei 2024 - 06:21 | 21.14k
Ilustrasi
Ilustrasi

TIMESINDONESIA, MALANG – Panggil saja Pak Min. Ia dengan tekun jalan sepanjang bibir pantai mencari botol kosong yang ditinggalkan pengunjung Pantai Leter, Malang, Kamis (7/5/2024). Satu per satu botol-botol kosong itu dimasukkan ke karung di pundaknya.

Pak Min sudah tua. Usainya telah kepala enam. Anaknya 5. Sudah punya 11 cucu. 

Namun kegigihannya tak usang. Lepas dari berladang pagi harinya, lepas siang ia berkelana dari pantai ke pantai di Malang selatan. Menjemput rejeki lain yang ia "cangkul" di antara tumpukan sampah. 

Sehari dapat berapa Pak Min? "Boten tamtu. Geh kadang 7.500, geh lek bejo saget 15.000 (Tak tentu. Kadang 7.500, kadang 15.000)."

Pak Min tidak menyerah. Senantiasa bersyukur dengan rejekinya tiap siang hingga sore. "Pun wonten seng ngukur (Gusti Allah). Pados (rejeki) mawon (Sudah ada yang mengukur, yang penting ikhtiar/usaha saja)."

***

Memang, di tengah semesta kehidupan yang seringkali terasa seperti labirin tanpa petunjuk ini, ada prinsip yang seringkali terlupakan namun senantiasa berlaku. Bahwa segala sesuatu di alam semesta ini telah diukur dengan tepat oleh tangan yang Maha Tahu. 

Rejeki, kesempatan, dan bahkan rintangan, semuanya telah disediakan porsi masing-masing untuk manusia. Tak ada yang terjadi tanpa izin. Tidak ada yang berlebihan tanpa tujuan.

Kehidupan ini seperti sebuah partitur musik yang rumit. Setiap nada harus dimainkan. Tidak lebih cepat dan tidak lebih lambat dari yang seharusnya. 

Pun demikian dalam simfoni kehidupan. Ada dinamika naik turun. Ada roda baguan di atas dan bawah. Pula ada rasa senang dan susah. Semuanya harus kita mainkan dengan penuh perasaan dan usaha.

Bagaimanakah manusia menjalani kehidupan dengan segala ketentuannya ini? Jawabannya terletak pada kata 'ikhtiar'. Sebagai pelaku dan penikmat melodi kehidupan, diundang untuk tidak hanya menjadi penonton pasif. Melalui kerja keras dan dedikasi, setiap individu mempunyai kekuatan untuk menarik tali-tali takdirnya sendiri. Mengatur ritme dan tempo perjalanan hidupnya.

Pak Min-Pak Min lain yang mengolah ladangnya di Malang selatan yang sekarang tandus, dapat menggambarkan konsep ini dengan jelas. Lahan yang sama, di bawah sinar matahari yang sama, dapat menghasilkan panen yang berbeda. Tergantung pada seberapa banyak keringat yang ditanamkan ke dalamnya. 

Begitu pula dengan kehidupan. Hasil yang kita tuai sangat bergantung pada usaha yang kita semai. Rejeki tidak datang menghampiri kita sambil berbaring santai di bawah pohon. Ia harus dikejar, dipelihara, dan terkadang, harus diperjuangkan dengan gigih.

Namun, penting untuk diingat bahwa dalam usaha kita, kebijaksanaan harus dijadikan pemandu. Mengejar rejeki bukan berarti mengejar angin, yang mungkin tidak pernah tertangkap. Kebijaksanaan mengajarkan  untuk mengenali kapan harus maju dan kapan harus berhenti. Kapan harus meminta lebih, dan kapan harus merasa cukup. 

Ini adalah seni mengenal batas-batas yang ada. Seni menghormati ruang dan porsi yang telah ditetapkan alam.

Tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk bersyukur. Dalam menerima porsi yang telah ditakdirkan, ada kedamaian dan kebahagiaan yang tidak bisa diperoleh dari kejaran yang tiada akhir. Bersyukur bukan berarti berhenti berusaha, tetapi menghargai dan menikmati hasil yang telah diperoleh dengan upaya sebelumnya. 

Ini mengubah perspektif kita tentang keberhasilan dan kegagalan. Tentang apa yang benar-benar berharga dalam hidup.

Ingatlah bahwa hidup adalah perjalanan yang setiap langkahnya bernilai. Setiap porsi rejeki, baik itu kesenangan atau kesulitan, memiliki peran dalam membentuk siapa kita. Dan dalam menjalani setiap porsi itu dengan usaha, kebijaksanaan, dan rasa syukur, kita tidak hanya mencapai tujuan, tetapi juga memahami arti dari menjadi manusia yang utuh dan bermakna. (*)

* Penulis adalah Khoirul Anwar,  wakil ketua PCNU Kota Malang, pengurus LTN PBNU

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES