Peristiwa Daerah

2.500 Desa Dapat Lampu TSHE dari Kementerian ESDM RI

Selasa, 19 Desember 2017 - 14:47 | 51.86k
Kepala UP3I (kiri) menyerahkan sepaket lampu hemat energi kepada Kepala Desa Waengapan. (FOTO: Dody/TIMES Indonesia)
Kepala UP3I (kiri) menyerahkan sepaket lampu hemat energi kepada Kepala Desa Waengapan. (FOTO: Dody/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BURU SELATAN – Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) menyambangi Desa Waengapan, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru Selatan, Maluku pada Selasa, (19/12/2017). Desa tersebut merupakan salah satu desa terpencil yang disasar pemerintah untuk menerima bantuan lampu Tenaga Surya Hemat Energi (TSHE) dari pemerintah.

Kepala UP3I Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Simon Laksmono Himawan yang hadir ke desa itu untuk melakukan serah terima lampu TSHE dari pemerintah kepada warga mengatakan, ada 100 rumah warga di Desa Waengapan yang sekarang terpasang lampu TSHE dari pemerintah.

Sebelumnya Desa Waengapan termasuk di antara 2.500 desa di Indonesia yang masih gelap gulita alias belum tersentuh aliran listrik dari pemerintah. Kini, dengan adanya lampu TSHE tersebut, desa yang berpenghuni tidak sampai 300 kepala keluarga (KK) itu akhirnya dapat lebih menikmati cahaya lampu yang dialiri listrik.

Untuk diketahui, masing-masing rumah warga di Desa Waengapan mendapatkan empat buah lampu TSHE berdaya 3 watt. Listrik untuk menyalakan lampu-lampu tersebut dihasilkan dari panel surya yang dipasang di genteng rumah warga. Nah, panel surya itu mampu menghasilkan daya listrik sebesar hingga 30 watt.

Simon mengungkapkan bahwa tiga tahun dari sekarang, yakni pada 2020 mendatang, seluruh warga di Desa Waengapan akan melikmati aliran listrik selama 24 jam dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Tahun ini program ini menyasar kepada 80 ribu KK di desa-desa yang belum menikmati listrik dari negara," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Waengapan Antonius Nurlatu mengaku sangat senang dengan hadirnya lampu hemat energi di desanya. Dia mengatakan bahwa sebelum adanya lampu, desa yang mereka tinggali selama puluhan tahun tersebut hanya mengandalkan penerangan dari api. "Sebelumnya kami susah sekali hidupnya," keluhnya.

Tidak hanya itu, mumpung di hadapan perwakilan pemerintah pusat yang jarang dia jumpai tersebut, Antonius menyampaikan sejumlah persoalan lain yang dihadapi oleh warga di desanya. Salah satunya yakni persoalan perekonomian warga di desanya. "Warga di sini hanya mengandalkan minyak kayu putih dan atap rumah-rumah warga banyak yang bocor dan kurang layak. Kami berharap bapak menyampaikan ini kepada presiden," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES