Indonesia Positif

Soal Video Viral “Sepanjang-panjangnya Tanah” ini Jawaban Pelaksana Proyek

Rabu, 20 September 2017 - 11:06 | 71.20k
Subscribe TIMES TV KLIK

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beberapa hari lalu, video "Sepanjang-panjangnya Tanah" menjadi viral di media sosial. Video berdurasi dua menit itu menampilkan sebuah proyek irigasi atau bangunan saluran komadu di Desa Kupang, Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso.

Yadi, salah satu pelaksana proyek CV Gesya Anugrah saat ditemui di lokasi proyek mengatakan bahwa video tersebut tidak benar. Menurutnya, pengambilan video yang menjadi viral itu berada di titik potong (TP) 2 dan ukuran yang dibongkar karena ditengarai bercampur tanah kurang lebih 50x30 cm. Tak jauh dari bongkaran ini juga terdapat bongkaran yang sama dan ukurannya lebih kecil, hanya sekitar 30x30 cm.

Namun, tidak ditemukan adanya bongkaran lain selain dua titik tersebut. “Hanya dua titik di TP2 yang dibongkar karena ditengarai bercampur tanah dan akhirnya menjadi viral di medsos. Itupun ukurannya kecil antara 50x30 serta satu bongkaran lainnya berkisar 30x30 dan tidak dalam. Jadi, kata-kata sepanjang-panjangnya yang disebut dalam video yang beradar tidak benar,” ujarnya, Selasa (18/9). 

Tak sampai disitu,  bahkan dia juga menunjukkan bekas campuran pasangan yang sudah dibongkar agar dipecah dengan tangan. Namun, tidak ada satupun yang berhasil memcah bekas pasangan itu dengan tangan. 

“Kalau ini bercampur tanah, pasti akan mudah dipecah dengan tangan. Buktinya, kalian bisa lihat sendiri barusan,” tambahnya. 

Meski dirinya meyakini tidak semuanya bercampur tanah, akhirnya pihak pelaksana terpaksa menjalankan rekomendasi inspektorat untuk dibongkar.

Pembongkaran total untuk TP2 dengan panjang 11 meter pun dilakukan dan diperkirakan memakan waktu selama tiga hari. Hingga kemarin, pekerjaan ulang pun tengah dilakukan.

“Untuk pombongkaran saja kemarin membutuhkan waktu tiga hari. Sekarang masih dikerjakan ulang sudah tiga hari belum 50% khusus di TP2 saja. Bagaimana lagi, kami hanya menjalankan rekomendasi inspektorat meski tidak semuanya bercampur tanah,” sambungnya.

Jarak menuju lokasi yang cukup jauh dan tidak bisa dijangkau dengan kendaraan itu membuat material bangunan diangkut dengan tenaga manusia dengan cara digelundungkan dari ketinggian. Sehingga pekerjaan irigasi ini membutuhkan waktu lama dan tenaga ekstra.

“Pekerja tentu harus bekerja ekstra dengan medan yang sangat sulit ini. Meski harus dibongkar dengan biaya sendiri tidak masalah, kami hanya ingin membuktikan apa yang men jadi viral itu tidak benar. Biar ini menjadi ibadah bagi yang bekerja dan kami pasrahkan pada Allah,” pungkasnya.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Roby Setiawan, selaku Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) Dinas PUPR Bondowoso. Menurutnya, hanya ada di satu TP saja yang dibongkar dan ukuran tidak begitu besar. Dia juga tidak mengelak jika yang dibongkar dan menjadi viral itu ada campuran tanah. 

Namun, tidak seperti yang viral di medsos dengan kata “sepanjang-panjanganya” itu adalah tidak benar. 

“Ukurannya kecil antara 50x30 serta satu bongkaran lainnya berkisar 30x30 dan tidak dalam. Hanya itu saja, yang lain saya pastikan tidak bercampur tanah karena saat pembongkaran sangat sulit dan keras sekali,” pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES