Indonesia Positif Ketahanan Informasi Ekonomi

Ajak Produsen Tahu Tempe Olah Limbah Jadi Pupuk

Rabu, 20 September 2017 - 10:26 | 72.45k
Pelatihan pembuatan pupuk cair dari limbah tahu dan tempe (foto: AJP.TIMES Indonesia)
Pelatihan pembuatan pupuk cair dari limbah tahu dan tempe (foto: AJP.TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Ekonomi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo, Jatim, mengajak produsen tahu dan tempe memanfaatkan air limbahnya menjadi pupuk cair (bokashi cair) yang bermanfaat bagi pertanian.

Tak hanya mengajak, DLH juga memberikan pelatihan cara membuatnya di Pondok Wisata Kampoeng Kita, Desa Condong, Kecamatan Gading, Selasa (19/9/2017). Sedikitnya 55 produsen, serta aparatur desa di sentra industri tahu dan tempe di wilayah Kabupaten Probolinggo, ikut serta di dalamnya. 

Kabid Pengendalian dan Penataan Lingkungan Hidup pada DLH Kabupaten Probolinggo, Hendri Priyanto mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman pada produsen tahu dan tempe, tentang pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh air limbah dari kegiatan produksi. Khususnya skala rumah tangga.

"Mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan sekitar akibat adanya industri/IKM tahu dan tempe, dengan cara mengajak IKM untuk memanfaatkan air limbahnya menjadi pupuk cair (bokhasi cair) yang bermanfaat bagi pertanian," katanya.

Menurut Hendri, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang legalitas terhadap kegiatan usahanya dari aspek perijinan, sehingga diharapkan para IKM tersebut memiliki kepastian usaha.

"Sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup, sehingga pencemaran dan kerusakan lingkungan bisa diminimalisir. Serta mendukung program pemerintah terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan," tegasnya.

Sementara Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Rachmad Waluyo mengatakan, industri tahu dan tempe merupakan industri kecil yang banyak tersebar di kota maupun pelosok desa. Akibatnya, limbah hasil proses pengolahan banyak membawa dampak terhadap lingkungan, khususnya menyebabkan pencemaran limbah cair.

"Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai untuk proses produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu dan tempe, air limbah yang dihasilkan juga cukup besar," katanya.

Menurut Rachmad, besarnya beban pencucian yang ditimbulkan menyebabkan gangguan yang cukup serius terutama terhadap perairan di sekitarnya. Air sungai atau sumur yang semula jernih, menjadi keruh dan berbau busuk, sehingga menjadi tidak layak digunakan untuk mandi, mencuci apalagi diminum.

"Dari segi kesehatan dapat menyebabkan penyakit gatal-gatal pada kulit, terjadinya penurunan kualitas air permukaan di daerah sekitar, kelangkaan air bersih semakin terasa khususnya di musim kemarau serta penurunan kualitas udara akibat proses pembakaran kayu bakar dan sejenisnya," jelasnya.

Rachmad menerangkan dari IKM tahu dan tempe sampai saat ini yang ada di Kabupaten Probolinggo masih belum ada yang memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang memadai, kecuali di pabrik tahu yang cukup besar.

"Air limbah sisa proses produksi hanya dialirkan menuju selokan/saluran air yang bermuara ke sungai dan ada juga yang diresapkan ke dalam tanah. Hal inilah yang menyebabkan pencemaran lingkungan," terangnya.

Terkait dengan pembuatan pupuk bokhasi cair dari bahan baku air limbah tahu dan tempe, Rachmad menerangkan bahwa pupuk bokhasi cair tersebut sangat bermanfaat dalam pertanian organik yang sudah banyak dipraktekkan, baik secara individu maupun berkelompok.

"Pupuk bokhasi cair ini sudah diaplikasikan di berbagai tanaman pertanian dan holtikultura. Selain bahan bakunya yang melimpah, pembuatan pupuk bokhasi cair ini sangat sederhana dan mudah. Beberapa kelompok tani di Kabupaten Probolinggo sudah menggunakannya," pungkasnya.

Dalam kegiatan ini para peserta mendapatkan materi dalam rangka pembinaan dan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dari DLH, pelayanan dan manfaat perijinan bagi industri kecil menengah dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, pemanfaatan air limbah tahu untuk pembuatan pupuk bokhasi cair dari Direktur Training Center Tri Karya Jadi Pusat Pelatihan Pertanian Organik serta Instruktur/Penyuluh Tim Kelompok Tani Sukotani. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-7 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES