Kesehatan

Begini Cara Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini

Selasa, 22 Agustus 2017 - 07:17 | 146.81k
ILUSTRASI. (Foto: Faster86)
ILUSTRASI. (Foto: Faster86)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Memiliki buah hati yang sehat, cerdas dan memiliki gigi putih bersih pasti menjadi idaman setiap orang. Untuk itu, sangat penting bagi orang tua, untuk tahu bagaimana cara menjaga gigi anak tetap sehat dan kinclong. Penasaran seperti apa? Berikut ulasannya.

Untuk memastikan gigi putra-putri kita terjaga, kita harus tahu cara perawatan dini. Bisa dengan mengajari cara menggosok gigi atau kumur-kumur. Saat anak masih bayi, orang tua wajib memahami langkah pembersihan gigi susu.

Selain harus ekstra hati-hati, pembersihan wajib menggunakan kapas atau kasa basah. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi susu. Apalagi fungsi dari gigi susu memang sangat penting dalam proses pengunyahan, sehingga membantu proses pencernaan yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

drg-Rianita-ramadhaninbSGi.jpgdrg Rianita ramadhani, Sp.Kga, dokter spesialis gigi anak RSUD Blambangan, Banyuwangi.

Selain itu gigi susu juga berperan dalam fungsi bicara, fungsi kosmetik pada perkembangan penampilan anak.

Pendekatan sejak dini akan pentingnya pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak sangat dianjurkan dengan membiasakan pemeriksaan gigi secara rutin dan berkala setiap 6 bulan sekali, atau yang biasa disebut dengan pedodontis. Langkah ini penting dilakukan guna mencegah rasa takut anak pada dokter gigi.

Sedang pedodontis merupakan cabang kedokteran gigi yang berhubungan dengan perawatan bayi, balita, anak-anak hingga remaja.

Pedodontis sangat berperan dalam menjaga kesehatan gigi susu, mencegah gigi berlubang, memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang. Serta menangani anak dengan kebutuhan khusus termasuk pasien dengan keterbatasan medis, fisik ataupun mental, juga manajemen perilaku anak dan pendeteksian dini penyakit yang bermanifestasi pada gigi dan mulut anak.

Perawatan gigi susu sejak dini sangat berpengaruh dalam mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut pada gigi permanen nantinya. Dengan begitu diharapkan akan tercipta kerja sama yang baik dan berkesinambungan antara anak, orang tua dan dokter gigi anak dalam setiap kunjungan perawatan ke dokter gigi.

Sementara itu, dalam upaya pencegahan kerusakan gigi pada anak dapat dilakukan dengan:

Nasehat Diet

Bahaya konsumsi gula terutama sukrosa jika dilakukan diantara waktu makan, akan mengakibatkan frekuensi kerusakan gigi lebih tinggi dibanding dengan konsumsi gula yang hanya terbatas pada saat makan saja. Jika anak-anak tumbuh dewasa tanpa makanan dan minuman manis diantara waktu makan atau ngemil sebelum tidur, maka pola yang memungkinkan gigi bertahan lama akan terbentuk.

Pengganti Gula

Pengganti gula dengan buah-buahan segar merupakan langkah awal positif untuk menghilangkan kebiasaan ngemil diantara waktu makan. Namun, buah-buahan yang dikeringkan, tidak baik sebagai pengganti cemilan, karena memiliki kadar gula tinggi.

Makanan kecil dan minuman yang banyak mengandung gula sangat tidak dianjurkan. Maka satu-satunya cara paling efektif untuk mencegah kerusakan gigi adalah menghindari cemilan dan minuman manis diantara waktu makan. Alternatif lain bagi pasien yang terus melanjutkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang salah dan pada waktu yang salah adalah menggantikan sukrosa dengan bahan pemanis lain.

Oral Hygiene

Pemeliharaan kebersihan mulut pada anak-anak dapat dilakukan oleh dokter gigi anak dengan melakukan tindakan pencegahan di klinik melalui pemberian fluoride ke seluruh permukaan gigi (topikal aplikasi fluoride) setiap 6 bulan sekali. Penutupan celah (fissure) gigi dengan bahan pelapis pada gigi geraham serta edukasi orang tua agar anak menyikat gigi di rumah menggunakan dental floss atau benang pembersih.

Tujuan menggosok gigi, untuk menghilangkan semua sisa makanan dan kotoran dari permukaan gigi. Juga memijat gusi untuk melancarkan peredaran darah. Karena itu, bentuk sikat gigi yang dianjurkan untuk anak yaitu kepala sikat tanpa sudut, panjang ± mengenai 2-3 gigi, permukaan bulu sikat datar dan kekakuan bulu sikat soft-medium.

Terdapat beberapa cara yang berbeda dalam menyikat gigi. Namun yang perlu diperhatikan ketika menyikat gigi adalah, cara menyikat harus dapat membersihkan semua sisa makanan pada permukaan gigi dan gusi secara baik.

Terutama saku gusi dan ruang antar gigi. Gerakan sikat gigi tidak merusak jaringan gusi, menyikat gigi harus tepat dan efisien selama 2-3 menit. Frekuensi menyikat gigi 2 kali sehari yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.

Namun, yang tidak boleh dilupakan dalam melakukan perawatan gigi adalah terus menjaga kesehatan rongga mulut. Kenapa?. Karena rongga mulut merupajan pintu masuk tubuh yang bisa mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. (*)

Penulis: drg Rianita ramadhani, Sp.Kga, dokter spesialis gigi anak RSUD Blambangan, Banyuwangi

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES