Indonesia Positif Ketahanan Informasi Pendidikan

Mengasah Naluri Sastra Sejak Dini

Kamis, 29 Juni 2017 - 00:40 | 45.88k
Salah satu peserta saat membacakan puisi diatas panggung. (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
Salah satu peserta saat membacakan puisi diatas panggung. (Foto: AJP/TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Pendidikan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sastra merupakan salah satu kesenian yang tumbuh lama di kalangan masyarakat Islam ataupun non Islam. Sehingga keberadaan cukup memiliki tempat yang dipedulikan oleh berbagai kalangan. 

Sastra Islam banyak dikembangkan oleh para pujangga-pujangga Islam yang memiliki jiwa seni yang cukup tinggi, bahkan tak sedikit para ulama yang memiliki kecakapan bersastra yang cukup tinggi. 

Hal ini bisa dilihat dari beberpa karya karya ulama terdahulu,  baik dalam bentuk puisi atau syair. Semisal kitab-kitab nadham yang banyak tersebar di pesantren pesantren Indonesia. 

Sastra lebih dekat dengan nuansa kekuatan dan kehalusan rasa dalam mengolah sebuah intuisi atau inspirasi menjadi sebuah kata dalam bentuk puisi atau syair. 

Sastra-AJP-2RB9l7.jpg

Hal inilah yang coba dirawat dan kembangkan di sebuah lembaga pendidikan yang berada di pulau kecil Raas Sumenep Madura. 

Tepat di lembaga Madrasah Ibtidaiyah atau MTs yang berada di bawah naungan Yayasan Nurus Shaleh, Deaa Kropoh, Kecamatab Raas, Kabupaten Sumenep. 

Para pengelolah lembaga pendidikan tersebut, memiliki kepedulian terhadap pengembangan minat dan bakat peserta didiknya. 

Salah satu wujud kepedulian tersebut adalah adanya pekan lomba pembacaan puisi dan syair yang diikuti oleh para peserta didik yang masih duduk di bangku Madrasah Ibtida'iyah (MI). Meski mereka mayoritas berumur 5 tahun tapi mereka cukup tegas dan terampil membacakan puisi atau syair di hadapan para dewan juri dan penonton. 

Hal ini pun tak hanya didukung oleh para dewan guru akan tetapi ada gayum bersambut dari para wali murid. Bahkan menurut mereka wali santri dengan keberanian anaknya tampil di depan umum sudah menjadi kebanggaan tetsendiri.

Sastra-AJP-3Ejuyz.jpg

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu wali murid  Mas Udi. Dia datang ke sekolah hanya untuk melihat anaknya berani tampil membacakan syair di atas pentas atau podium. 

"Saya ingin melihat anak saya tampil di atas podium,  dan hal itu membuat saya sebagai orang sangat bahagia," akunya. 

Menurut salah satu panitia, Abd Razak, bahwa untuk lomba puisi dan syair diikuti oleh siswa siswi MI dari kelas 1-3.

"Ini sebagai wujud dalam menumbuhkan dan membina bakat sastra peserta didik sejak sini" terangnya saat ditemui di sela sela acara pentas pembacaan puisi dan sayair, 28 Juni 2017. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-2 Editor Team
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES